“Beberapa warga Indonesia mulai mengibarkan bendera Bajak Laut Topi Jerami sebagai simbol protes terhadap kondisi pemerintahan saat ini.
Sementara itu, pihak pejabat pemerintah menganggap aksi tersebut sebagai bentuk pembangkangan dan menilai bendera itu sebagai ancaman.”
Gerakan Pengibaran Bendera One Piece Dapat Perhatian Fans Luar?

- Gerakan pengibaran bendera Bajak Laut Topi Jerami sebagai bentuk protes terhadap pemerintahan Indonesia menarik perhatian komunitas One Piece internasional.
- Respons beragam dari netizen dan fans internasional terhadap gerakan ini, termasuk sorotan dari akun PewPiece dengan lebih dari 361 ribu pengikut di platform X.
- Wakil Ketua DPR RI menilai gerakan ini sebagai upaya memecah belah bangsa, sementara PDIP memandangnya sebagai bentuk kritik wajar dalam sistem demokrasi.
Menjelang peringatan HUT RI ke-80, media sosial Indonesia diramaikan oleh sebuah gerakan simbolik yang tak biasa: ajakan untuk mengibarkan bendera bajak laut Topi Jerami dari anime One Piece sebagai bentuk protes, menggantikan pengibaran Bendera Merah Putih.
Gerakan ini dipicu oleh unggahan akun Instagram @aliansimahasiswapenggugat pada 30 Juli 2025, yang menyerukan kritik sosial-politik melalui simbol Jolly Roger milik kru Luffy.
Menariknya, gerakan ini mulai menarik perhatian komunitas One Piece internasional, memicu diskusi lintas negara tentang bagaimana budaya pop digunakan sebagai media ekspresi perlawanan sosial.
1. Dapat sorotan dari Pew
Pew (@pewpiece) dikenal sebagai salah satu akun penggemar One Piece paling berpengaruh di platform X, dengan lebih dari 361 ribu pengikut. Akun ini rutin membagikan kabar terbaru seputar dunia One Piece, termasuk spoiler.
Pada 1 Agustus 2025, Pew mengangkat fenomena unik dari Indonesia: gerakan pengibaran bendera Bajak Laut Topi Jerami sebagai bentuk protes terhadap situasi pemerintahan saat ini. Dalam unggahannya, Pew menulis:
Karena akun Pew memiliki jangkauan internasional, unggahan ini langsung menyita perhatian luas dari penggemar One Piece di berbagai negara. Kolom komentarnya dipenuhi beragam respons (dari yang simpatik, lucu, hingga kritis) baik dari netizen Indonesia maupun fans internasional yang penasaran dengan konteks gerakan pengibaran bendera tersebut.
Beberapa komentar yang mencuat, misalnya:
“Indonesia people need Nika, pew.” (Orang Indonesia butuh Nika, pew).
(Mengacu pada sosok Luffy sebagai Dewa Matahari Nika—simbol pembebasan dalam cerita.)
Ada pula yang menyertakan meme dengan tulisan:
“Bapak diminta menghadapi Gorosei,”
menggabungkan konteks politik Indonesia dengan humor internal dunia One Piece.
Namun ada pula komentar yang bernada sinis dan menyorot,
“The Straw Hats aren’t freedom fighters. They’re all selfishly pursuing their own dreams. Lol.” ("Para Topi Jerami bukan pejuang kebebasan. Mereka semua cuma mengejar mimpi masing-masing dengan egois. LOL.")
Dan yang lebih frontal:
“Indonesian citizens need a reality check. Real world isn’t anime—these weaboos aren’t going to achieve sht.” ("Warga Indonesia perlu sadar realita. Dunia nyata bukan anime—para weaboo ini tidak akan mencapai apa-apa.")
Respons-respons ini menunjukkan bahwa gerakan simbolik tersebut telah memicu diskusi lintas budaya, antara yang memahami konteks lokal Indonesia, dengan yang menilainya dari perspektif orang luar sebagai sekadar “aksi fans yang kelewat batas.”
2. Respons sebelumnya dari Wakil Ketua DPR: Disebut Upaya Memecah Belah Bangsa

Dilansir IDN Times (1/8/2025), Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menanggapi viralnya gerakan pengibaran bendera One Piece menjelang HUT ke-80 RI dengan nada serius. Ia menilai aksi tersebut bukan sekadar ekspresi budaya pop, melainkan bagian dari gerakan sistematis yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Dasco menyebut bahwa lembaga-lembaga pengamanan juga telah mendeteksi dan memberi masukan kepada DPR terkait gerakan tersebut. Menurutnya, momen Indonesia yang tengah menuju kemajuan pesat bisa saja tidak disukai oleh pihak-pihak tertentu, dan hal seperti inilah yang patut diwaspadai.
"Mari kita bersatu, justru kita harus bersama melawan hal-hal seperti itu," tegas Dasco, mengajak seluruh elemen bangsa untuk melawan segala bentuk upaya perpecahan.
3. Perspektif beda dari Ketua DPP PDI Perjuangan

Berbeda dengan pernyataan Wakil Ketua DPR RI yang menilai pengibaran bendera One Piece sebagai upaya memecah belah bangsa, PDIP justru memandangnya sebagai bentuk kritik wajar dari masyarakat dalam sistem demokrasi.
Dilansir IDN Times, Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Yevri Sitorus, menyampaikan bahwa fenomena ini, yang marak terlihat di kendaraan angkutan umum jelang HUT ke-80 RI, tidak seharusnya dianggap sebagai tindakan kriminal atau ancaman.
"Saya kira itu harus diterima sebagai kritik dari masyarakat di alam demokrasi," ujarnya saat menghadiri Bimtek PDIP di Bali, Jumat (1/8/2025).
Menurut Deddy, tindakan itu adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin dalam negara demokratis, selama tidak menimbulkan gangguan nyata terhadap ketertiban.
"Karena itu adalah salah satu bentuk kebebasan bersuara, berpendapat, dan tidak mengganggu apa pun," tegasnya.
Deddy juga mengimbau agar pemerintah tidak menyikapi fenomena ini secara berlebihan.
4. Tapi makna bendera Bajak Laut Topi Jerami di One Piece sendiri apa?

Kalau kita bicara soal makna, menariknya, Luffy pertama kali membuat logo benderanya di bab 42 tanpa banyak berpikir panjang. Ia bukan tipe pemimpin yang merancang simbol dengan visi-misi besar atau strategi branding. Benderanya sederhana: tengkorak khas Jolly Roger, dengan topi jerami yang menjadi ciri khasnya sendiri.
Tengkorak itu bahkan terlihat lucu dan bersahabat, jauh dari kesan mengancam seperti bendera bajak laut Kaido yang bertanduk atau bendera Kurohige yang menampilkan tiga tengkorak sekaligus. Namun justru kesederhanaan inilah yang mencerminkan Luffy: spontan, apa adanya, dan tak pernah berlagak simbolis, tapi tindakannya berbicara lebih keras dari seribu lambang.
Yang memberi bendera itu makna adalah aksi Bajak Laut Topi Jerami sendiri.
Bagi masyarakat di tempat-tempat seperti Arabasta, Dressrosa, hingga Wano, yang sempat mengalami konspirasi, tirani, atau penindasan, bendera Topi Jerami menjadi simbol harapan dan pembebasan. Ia bukan hanya pertanda bahwa Luffy datang, tapi bahwa ada pihak yang akan berdiri melawan ketidakadilan, tak peduli seberapa kuat lawannya.
Bagi Luffy dan krunya sendiri, bendera itu menjadi representasi kesetiaan pada teman, mimpi, dan kebebasan memilih jalan hidup sendiri.
Mereka telah menghadapi dan menumbangkan sistem yang korup: menghancurkan Baroque Works yang mengancam Arabasta, membebaskan budak dan menantang para Tenryubito di Sabaody, menggulingkan Doflamingo yang memeras rakyat Dressrosa, dan menjatuhkan Kaido yang telah menjadi tiran beberapa dekade di Wano.
Menariknya, Luffy tidak bisa dipetakan dalam spektrum politik biasa. Kadang ia membantu pemerintahan yang sah (seperti di Arabasta), kadang ia menjatuhkan yang lalim (seperti di Dressrosa). Prinsip Luffy jauh lebih sederhana: siapa pun yang menyakiti temannya atau orang tak bersalah, akan ia lawan.
Karena itulah, bagi banyak penggemar, bendera Topi Jerami bukan sekadar lambang fiksi, melainkan simbol keberanian untuk melawan kekuasaan sewenang-wenang, dan tekad untuk mengejar kebebasan tanpa mengorbankan persahabatan.
Nah, kamu sudah membaca berbagai perspektif, dari politikus, penggemar, sampai makna yang tertanam dalam kisah One Piece itu sendiri.
Kalau menurut kamu, apa makna sebenarnya dari bendera Topi Jerami ini?
Yuk, tulis pendapatmu di kolom komentar!


















