- Edward Newgate tak pernah tertarik pada One Piece; tujuannya hanya satu: keluarga.
- Charlotte Linlin dan Kaido, setelah bubarnya Bajak Laut Rocks, lebih fokus membangun kekuatan dan wilayah kekuasaan.
5 Alasan Bajak Laut Roger Bisa Sampai ke Laugh Tale One Piece! Oden?

- Gol D. Roger memiliki hasrat menjelajah yang murni tanpa iming-iming kekayaan atau kekuasaan.
- Kozuki Oden menjadi pembeda mutlak dalam perjalanan Roger dengan kemampuannya membaca dan menafsirkan Poneglyph secara penuh.
- Road Poneglyph Fishman Island masih ada di tempatnya, mengungkap ironi bahwa batu itu sudah dipindahkan oleh seseorang sebelum era Luffy.
Dalam sejarah dunia One Piece, hanya Bajak Laut Roger yang tercatat berhasil mencapai Laugh Tale.
Padahal, dunia sudah dipenuhi monster laut: Yonko seperti Kaido, Big Mom, bahkan Shirohige, yang kekuatannya nyaris tak tertandingi, juga berlayar mengarungi New World. Namun tak satu pun dari mereka benar-benar tiba di pulau terakhir itu, masing-masing terhenti oleh alasan berbeda.
Jadi pertanyaannya sederhana, tapi krusial: kenapa hanya Bajak Laut Roger yang bisa sampai ke Laugh Tale, sementara yang lain gagal?
Jawabannya bukan semata karena kekuatan.
Inilah alasan utama kenapa perjalanan Bajak Laut Roger berbeda dari semua bajak laut lain!
1. Dia punya hasrat menjelajah

Kalau ditarik ke akar paling dasar, alasan utama kenapa Gol D. Roger bisa sampai ke Laugh Tale adalah satu hal sederhana: hasrat menjelajah yang murni.
Perlu diingat konteks zamannya. Di era Roger, belum ada mitos “Pulau tempat Raja Bajak Laut meninggalkan hartanya.” Tidak ada janji kejayaan. Tidak ada iming-iming One Piece seperti yang kita kenal sekarang.
Roger hanya ingin menemukan pulau terakhir di Grand Line.
Ia bahkan berhasil mencapai Lodestar Island hanya dengan berlayar ke ujung Grand Line tanpa bantuan Road Poneglyph. Namun alih-alih puas, Roger justru menyadari satu hal penting: masih ada “pulau sejati” di luar sana.
Dan inilah pembeda besarnya.
Meski saat itu ia sudah sakit keras dan tahu waktunya terbatas, Roger tetap memilih melanjutkan perjalanan, sepertinya tanpa tahu apa hadiahnya, tanpa jaminan apa pun.
Bandingkan dengan bajak laut lain:
Mereka kuat. Mereka ambisius atau idealis. Tapi tidak ada yang memiliki dorongan eksplorasi buta seperti Roger.
2. Kozuki Oden

Gol D. Roger punya kru yang luar biasa kuat. Dirinya sendiri pun berada di level yang nyaris tak tertandingi. Tak heran jika di masa mudanya ia bisa mencapai Lodestar Island hanya dengan mengandalkan insting, pengalaman, dan kekuatan murni.
Karena itu, ada anggapan lama di kalangan fans: "Roger bisa mendengar Suara Segala Sesuatu, mungkin ia bisa “mendengar” petunjuk dari Road Poneglyph dan menemukan Laugh Tale sendirian."
Tapi cerita membantah asumsi itu.
Roger memang bisa mendengar “suara” Poneglyph. Namun ia tidak bisa membacanya.
Ia bisa merasakan keberadaan, tapi tidak mampu menerjemahkan informasi krusial yang tersembunyi di dalamnya. Dan tanpa memahami isi Road Poneglyph, tidak ada peta menuju Laugh Tale.
Di titik inilah Kozuki Oden menjadi pembeda mutlak.
Sebagai anggota klan Kozuki, pencipta Poneglyph di masa lampau, Oden memiliki kemampuan yang tidak dimiliki siapa pun di era itu: membaca dan menafsirkan Poneglyph secara penuh.
Baru setelah Oden bergabung, perjalanan Roger berubah dari sekadar eksplorasi menjadi penyusunan rute yang benar. Potongan-potongan misteri yang sebelumnya hanya terasa “berisik” bagi Roger, akhirnya tersusun jelas.
Tanpa Oden, Roger akan berhenti di Lodestar. Dengan Oden, ia melangkah lebih jauh hingga akhirnya mencapai Laugh Tale.
Oh, dan faktor Oden yang bersama Inuarashi dan Nekomamushi juga yang jadi alasan ia bisa menemukan Zou. Tanpa mereka Zou bisa lebih sulit ditemukan dari wilayah lain yang menyimpan Road Poneglyp.
3. Road Poneglyph Fishman Island masih di tempatnya bukan menghilang

Ada satu kejutan besar dalam kilas balik Kozuki Oden.
Saat Oden dan Gol D. Roger mencapai Fishman Island, terungkap bahwa Road Poneglyph keempat dulu berada di sana, tepat di samping Poneglyph biru berisi permohonan maaf Joy Boy.
Artinya jelas: di era Roger, keempat Road Poneglyph masih “lengkap dan terlacak.”
Dan ini membawa ironi pahit ke era sekarang.
Secara teori, Nico Robin seharusnya sudah bisa menemukan Road Poneglyph ini sejak Straw Hat mencapai Fishman Island. Namun kenyataannya, batu itu sudah dipindahkan oleh seseorang sebelum era Luffy.
Siapa pelakunya? Kenapa dipindahkan? Dan di mana sekarang?
Hingga kini, lokasinya masih menjadi misteri besar. Yang menariknya, terasa terhubung dengan sosok misterius yang sedang dicari Eustass Kid: “pria dengan luka api.”
4. Ada faktor saat itu persaingan ke Laugh Tale sangat santai

Jika dibandingkan, perjalanan Monkey D. Luffy menuju Laugh Tale terasa seperti mimpi buruk penuh peperangan.
Begitu sampai di New World ia harus menghancurkan Donquixote Family, menjatuhkan beberapa Yonko, dan kini cepat atau lambat bakal bentrok dengan God’s Knight serta Imu.
Sementara itu, dari kilas balik Gol D. Roger, perjalanan menuju pulau terakhir terasa… nyaris santai.
Bentrok terbesar Roger justru adalah pertarungan tiga hari tiga malam melawan Bajak Laut Shirohige. Namun ironisnya, itu bukan perang hidup-mati. Tidak ada korban jiwa, tidak ada ambisi perebutan tujuan, dan setelahnya mereka malah bertukar hadiah seperti kawan lama.
Perbedaan ini bukan karena Roger lebih “mudah,” melainkan karena konteks zamannya berbeda total.
Di era Roger tidak ada insentif bagi bajak laut untuk mencari Laugh Tale, tidak ada legenda One Piece, dan bahkan nama pulau itu belum dikenal siapa pun.
Fakta pentingnya: Roger-lah yang memberi nama “Laugh Tale.”
Sebelum itu, dalam sejarah dunia pasca-Void Century, pulau terakhir tersebut bahkan belum diyakini benar-benar ada.
Akibatnya, tidak ada perlombaan brutal, perburuan Poneglyph massal, atau perang global demi mencapai pulau terakhir.
Roger berlayar untuk menjelajah. Luffy berlayar di dunia yang sudah tahu bahwa ada besar di ujung Grand Line.
5. Bajak Laut Roger adalah salah satu bajak laut paling overpower di era itu

Faktor lain yang tak bisa diabaikan adalah ini: Bajak Laut Roger memang luar biasa kuat, bahkan untuk standar era mereka sendiri.
Kalau saja Gol D. Roger lemah, ia sudah lama ditelan oleh Bajak Laut Rocks, atau ditangkap Monkey D. Garp bersama Angkatan Laut.
Namun kenyataannya, Roger adalah salah satu petarung terkuat sepanjang sejarah.
Ia memiliki Haoshoku Haki tingkat ekstrem, yang bahkan bisa dilapiskan ke pedangnya, level penggunaan Haki yang hanya bisa dicapai segelintir orang.
Buktinya jelas: meski sudah berada di tahun-tahun terakhir hidupnya, Roger masih mampu berduel seimbang selama tiga hari tiga malam melawan Edward Newgate, sang Manusia Terkuat di Dunia.
Dan itu baru kaptennya.
Di dalam kru Roger sendiri ada Silvers Rayleigh, tangan kanan legendaris, Scopper Gaban, petarung elite yang bisa membabat musuh plus pepohonan di sekelilngnya, lalu menyusul Shanks kecil yang potensinya sudah terasa sejak dini.
Ketika Kozuki Oden bergabung, sensasi “overpower”-nya makin lengkap: kekuatan mentah plus pengetahuan membaca Poneglyph dalam satu kapal.
Setelah Rocks tumbang, praktis hanya Garp, dan para sosok yang kelak menjadi Yonko yang masih bisa mengimbangi Roger, itu pun dengan risiko besar.
Dengan komposisi kru seperti itu, wajar jika perjalanan Roger menuju Laugh Tale terasa “lebih santai.” Bukan karena jalannya mudah, melainkan karena sangat sedikit yang cukup kuat untuk benar-benar menghentikan mereka.


















