Bukan Hanya Botak, Ini Efek Samping Kekuatan Saitama yang Lain!
Bukan sekedar botak, Saitama juga menderita efek samping lain dari kekuatan tak terkalahkannya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalau ditanyai apa efek samping kekuatan Saitama, penggemar One-Punch Man mungkin merasa jawabannya pasti kepala botak.
Tapi sebenarnya menjadi botak hanya sebagian kecil dari efek samping yang diderita pahlawan terkuat di Bumi itu. Apa saja yang lain? Kamu bisa membaca pembahasannya di bawah. Tapi hati-hati, ada spoiler untuk yang belum membaca manga One-Punch Man 129.
SPOILER ALERT!!!
Soal efek samping kekuatan Saitama ini, penulis masih mengambil acuan dari kesimpulan sementara Dr. Genus.
Setiap makhluk hidup di semesta dibatasi dengan limiter. Pembatas ini ada untuk keamanan sang makhluk hidup sendiri, karena terlalu banyak kekuatan akan membuat mereka gila dan mengubah mereka menjadi monster.
Tapi itu bukan berarti tidak ada konsekuensi untuk Saitama, yang berhasil menjebol limiter hanya dengan dedikasi terhadap latihan sederhana. Saitama memang tidak kehilangan akal, namun ia kehilangan beberapa hal.
Dr. Genus mengatakan kalau efek samping kekuatan Saitama adalah pahlawan ini menjadi botak. Tapi sebenarnya tidak hanya itu. Kalau soal botak saja sih Superalloy Darkshine juga botak, namun dia tetap menjadi pahlawan kelas S yang terkenal.
Seakan sebagai kutukan, Saitama memang makhluk terkuat di muka Bumi. Namun eksistensinya sulit untuk dideteksi karena penampilannya benar-benar menjadi tidak berkesan.
Ini salah satu alasan kenapa sering kali pencapaian Saitama justru diberikan kepada King. Ini alasan kenapa kalaupun ada banyak orang yang melihat ia me-One Punch monster kuat, maka para penonton itu tetap menganggap dirinya pahlawan palsu. Eksistensi Saitama begitu tidak menonjol, hingga orang biasa, pahlawan super, bahkan penjahat super sulit untuk mempercayai kalau dirinya memang sekuat itu.
Setidaknya di komik One-Punch Man versi ONE Saitama mulai mendapat respek dan naik ranking ke pahlawan kelas B. Tapi perjuangan Saitama untuk diakui menjadi lebih berat ya karena hawa keberadaannya yang mendadak minim ini.
Kutukan yang diderita Saitama ini berbanding terbalik dengan King, yang sebetulnya hanya orang biasa namun memancarkan wibawa meski secara tidak sengaja. Saat Saitama dan King berdekatan, dan tidak ada yang melihat langsung duel kilat Saitama dengan monster, tak heran King yang dianggap mengatasi monster tersebut.
Masalah efek samping kekuatan Saitama lainnya bisa kamu cek di halaman kedua!
Superman adalah salah satu makhluk terkuat di semesta DC. Sedikit sekali makhluk yang bisa memberi Supes pertarungan seru. Bahkan Supes lebih sering menahan diri agar tidak mencelakai musuhnya sendiri.
Meski begitu, kamu rasanya tidak akan pernah melihat Superman bersedih karena pertarungan-pertarungannya tidak menantang. Prioritas Superman lebih heroik, yakni memastikan ancaman teratasi secepatnya dan melindungi yang lemah. Selama ia berhasil melakukan itu, ia akan senang.
Beda dengan Saitama. Secara sifat, Saitama sebenarnya lebih mendekati Goku. Ia akan selalu berusaha menyelamatkan orang, memang, tapi Saitama lebih senang bila musuhnya bisa melawan balik dan memberinya pertarungan seru. (Masih ingat mimpi Saitama saat dia dihajar oleh Subterraneans? Dia sangat menikmati situasi terdesak begitu).
Sebagai konsekuensi mendobrak limiter-nya sendiri, Saitama tidak akan lagi merasakan pertarungan seru. Sebagai seorang gila pertarungan ala jagoan manga shonen, nasib ini bisa dibilang sangat menyiksa bagi Saitama. Untuk apa kekuatan besar kalau ia tidak bisa menikmatinya?
Bila teori Dr. Genus ini benar, maka memang mustahil untuk mendobrak limiter tanpa kehilangan sesuatu. Kasus paling awam adalah si pendobrak kehilangan akal.
Saitama tetap waras, namun alasannya untuk menjadi kuat (bisa bertarung seru menghadapi musuh kuat) lenyap. Ia juga jauh lebih sulit untuk diakui ketimbang Genos, yang jauh lebih lemah dibanding dirinya, karena eksistensinya yang kadang terasa samar di mata orang lain.
Bagaimana menurutmu soal konsekuensi limiter Saitama ini? Sampaikan di kolom komentar!
Ingin mendiskusikan topik ini dengan teman-temanmu yang juga suka One-Punch Man? Jangan ragu untuk share dan tag!