5 Alasan Kenapa Shinchan Bukan Kartun untuk Anak

Shinchan merupakan karya yang diciptakan oleh mendiang Yoshito Usui di tahun 1990-an. Baik manga atau animenya, keduanya menunjukkan tingkat popularitas yang sangat besar.
Ceritanya berkutat pada keseharian Shinnosuke Nohara atau Shinchan yang masih berusia 5 tahun. Sebagai bocah yang belum dewasa, kelakuan ajaibnya itu kerap mengundang gelak tawa bagi penontonnya.
Meski visualnya dibuat seceria mungkin dan karakternya adalah anak kecil, serial ini sebenarnya bukan kartun atau bacaan untuk anak di bawah umur. Nah, berikut ini kami paparkan sejumlah alasan kenapa Shinchan bukan kartun untuk anak. Simak penjelasannya satu per satu, yuk!
1. Karakter Shinchan yang terlalu nakal

Setiap menonton kartun ini, penonton pasti tak pernah absen melihat kelakuan nakal Shinchan. Ada banyak tingkah lakunya yang membuat ibunya, Misae Nohara, marah besar. Penonton pun ikut geleng-geleng kepala.
Sadar atau tidak, Shinchan ternyata suka membantah perkataan ibunya sendiri, loh. Hal tersebut membuat ibunya naik pitam dan tak jarang menjitak kepalanya hingga benjol.
Selain dengan ibunya, Shinchan juga memperlihatkan tindakan yang kurang baik di hadapan teman-temannya dan membuat mereka kesal. Terutama saat bermain dengan Kazama, Nene, Masao, dan Bo. Bocah 5 tahun itu sering memamerkan bokongnya tanpa alasan dan juga menghasut mereka untuk meledek Kazama.
2. Beberapa adegannya mengandung unsur dewasa yang tak pantas

Serial Shinchan ternyata memang tak direkomendasikan untuk anak-anak. Di manganya sendiri terdapat larangan untuk dibaca oleh anak 15 tahun ke bawah. Artinya, komik atau animasi ini memang dikategorikan untuk ABG (Anak Baru Gede) dan orang dewasa.
Ditambah lagi, acara ini sering menampilkan lelucon dewasa atau konten berbau vulgar yang sulit dimengerti oleh anak kecil. Misalnya, ayah Shinchan tak jarang tertangkap sedang merokok, mabuk, atau berbicara tentang hal sensitif. Tindakan tersebut agaknya tak pantas dipertontonkan kepada anak di bawah umur.
Contoh lainnya seperti memperlihatkan perempuan dewasa yang mengenakan pakaian renang bikini dan Shinchan yang genit dengan mereka. Usut punya usut, ternyata kegenitannya itu merupakan sifat turun-temurun dari kakeknya. Kemudian menurun ke ayahnya, dan terakhir kepada dirinya.
3. Menggambarkan anak kecil yang telah terpapar hal-hal dewasa

Hanya karena karakter yang dibuat berwujud anak-anak, bukan berarti acara ini diperuntukkan untuk mereka. Terlebih, Shinchan terlihat sudah punya ketertarikan terhadap lawan jenis, cabul, dan lebih nakal dibandingkan anak seusianya.
Tindakan yang paling tidak sopan adalah dia suka memamerkan alat vitalnya. Sifatnya yang satu itu benar-benar tidak layak untuk ditiru. Kelakuannya itu sering membuat sang ibu murka. Belum lagi dengan hobinya yang menggambar kemaluannya itu seperti belalai gajah.
Seakan tak cukup, Shinchan juga sering mengejek ibunya dengan membandingkan payudara ibunya dengan perempuan lain. Terang saja hal itu membuat Misae geram dan menjitaknya.
Selain itu, anak yang masih berusia 5 tahun itu sudah paham dengan cinta-cintaan. Dia sangat menyukai Nanako Ohara, gadis yang sudah menginjak bangku kuliah. Aneh sekali, bukan?
4. Cara parenting Misae dan Hiroshi yang salah sejak Shinchan balita

Salah satu alasan yang membuat Shinchan menjadi bandel dan sudah ganjen di usianya yang masih belia adalah sering dijejali majalah yang berisikan model-model perempuan saat masih balita.
Sudah sewajarnya bagi balita menangis dan ribut untuk mencari perhatian dari orang tuanya. Akan tetapi, Hiroshi Nohara, ayahnya, malah memperlihatkan majalah tersebut untuk menenangkan anaknya dibandingkan berusaha untuk menghiburnya.
Alih-alih memarahi sang suami, Misae malah membiarkannya begitu saja. Hasilnya, di usia 5 tahun ini Shinchan merasa senang di dekat kakak perempuan, tampak seperti sudah dewasa sebelum waktunya.
5. Minimnya pesan moral dalam serial Shinchan

Terakhir, animasi Shinchan punya pesan moral yang sedikit. Memang, sih, ada unsur persahabatan yang terjalin antara dia dan teman-temannya, tapi itu hanya bagian kecilnya saja dari cerita karya Yoshito Usui ini.
Pasalnya, lebih banyak perilaku negatif Shinchan yang diperlihatkan kepada penonton dibandingkan sikap baiknya. Mulai dari perilaku nakal, mesum, menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah, adegan dewasa, candaan saru, hingga meremehkan orang lain.
Jika anak-anak menonton tayangan ini, tentunya akan berakibat buruk bagi perkembangan mereka. Salah satu contoh yang biasanya langsung dilakukan adalah meniru perilaku nakal Shinchan, menganggap kalau tindakan tersebut wajar untuk dilakukan.
Itulah beberapa alasan kenapa Shinchan bukan kartun untuk anak, melainkan untuk orang dewasa. Jadi, jangan pernah biarkan anak kecil di sekitarmu menonton acara ini tanpa pengawasan, ya!
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku