- Para kontestan diberi 30 detik untuk mundur sebelum aturan dijelaskan. Namun panitia licik: mereka tidak menyebutkan bahwa taruhannya adalah nyawa… sampai sudah terlambat bagi siapa pun untuk kabur.
- Aturan pertama: tujuan akhir semua kontestan adalah Tokyo.
- Aturan kedua: untuk mencapai Tokyo, mereka harus melewati beberapa checkpoint secara berurutan:
Tenryu-ji → Seki (Ise) → Chiryu (Mikawa) → Hamamatsu (Totoumi) → Shimada (Suruga) → Hakone (Sagami) → Shinagawa (Musashi). - Aturan ketiga: hanya kontestan yang memiliki poin yang cukup yang boleh melanjutkan ke kota berikutnya.
- Aturan keempat: dilarang membicarakan permainan ini dengan siapa pun di luar kontes.
- Aturan kelima: batas waktu menuju Tokyo adalah 5 Juni, tepat satu bulan sejak berkumpul di Tenryu-ji.
- Aturan keenam: mundur dilarang. Jika tanda kayu yang dikalungkan peserta lepas selama 10 hitungan, peserta dianggap menyerah… dan hukumannya adalah eksekusi langsung.
- Aturan ketujuh: pelanggaran apa pun akan dihukum seketika. Pada hari pertama saja, hukuman ini berupa tembakan dari para penjaga bersenjata yang sudah disiapkan sejak awal.
Soal Apa Seri Last Samurai Standing? Ini Penjelasannya!

- Gambaran cerita Last Samurai Standing
- Tragedi Kokushu the Manslayer
- Beberapa aturan kontes Kodoku
- Nonton Last Samurai Standing di mana?
Pada 13 November 2025, Netflix merilis salah satu seri aksi paling menarik tahun ini: Last Samurai Standing.
Seorang teman yang menontonnya duluan menggambarkan seri ini ke saya sebagai “battle royale tapi di era samurai.”
Gambaran itu hampir tepat, meski ada satu detail penting: pertarungan ini terjadi justru ketika era kejayaan samurai sudah berakhir. Para peserta hanyalah para bekas samurai yang tersisih di tengah Jepang yang sedang berubah menuju modernisasi.
Lalu, sebenarnya Last Samurai Standing ini soal apa?
Simak penjelasannya di bawah!
1. Gambaran cerita Last Samurai Standing

Pada era Meiji (akhir abad ke-19), 292 petarung berkumpul di Kuil Tenryū-ji, Kyoto, selepas matahari terbenam, tertarik oleh hadiah besar sebesar ¥100.000. Aturannya sederhana: rebut tanda kayu milik peserta lain dan tempuh perjalanan hingga ke Tokyo. Siapa yang berhasil mencapai tujuan, dialah pemenangnya.
Salah satu peserta, Shujiro Saga, ikut dalam kontes berbahaya ini demi satu tujuan pribadi: menolong istri dan anaknya yang sedang sakit.
2. Tragedi Kokushu the Manslayer

Shujiro dikenal oleh sejumlah kontestan, bahkan oleh para penonton permainan sadis ini, sebagai Kokushu the Manslayer, pendekar pedang legendaris yang dulu ditakuti.
Kilas balik di awal episode 1 menunjukkan reputasinya bukan sekadar mitos. Dalam sebuah pertempuran besar, ia mampu mengalahkan seorang jenderal musuh dalam duel satu lawan satu dengan sangat cepat.
Namun konteksnya penting: perang itu tampaknya terjadi pada Perang Boshin, masa ketika cara bertempur Jepang sedang berubah drastis dan pedang mulai kalah oleh modernisasi senjata api.
Meski berhasil memenggal pemimpin lawan, Shujiro langsung dihujani tembakan artileri. Ia selamat, tetapi meninggalkan medan perang dalam keadaan hancur secara mental. PTSD merenggut ketenangan dan kepercayaan dirinya, hingga pada hari pertama kontes Kodoku, tangannya gemetar saat mencoba menarik pedang, membuatnya bertempur tanpa pernah benar-benar menghunuskan senjata.
Dalam kondisi rapuh seperti itu, ditambah fakta bahwa beberapa kontestan justru ingin menguji kekuatannya, Shujiro tetap menunjukkan sisi kemanusiaannya. Ia memilih menolong salah satu peserta termuda, Futaba Katsuki, seorang gadis yang hampir tak punya peluang bertahan.
Dengan trauma yang belum pulih, reputasi yang besar, dan lawan-lawan yang siap membunuh… bisakah Shujiro bertahan dari Kodoku, permainan maut yang tak memberi ruang untuk kelemahan?
Ataukah ia akan mati sia-sia sementara di rumah anak dan istrinya yang tersisa masih menderita kolera?
3. Beberapa aturan kontes Kodoku

Kontes Kodoku memiliki sejumlah aturan brutal yang sengaja dirancang untuk memangkas jumlah peserta. Inilah ringkasannya:
Soal poin:
- 1 tanda kayu = 1 poin.
- Untuk melewati gerbang Tenryu-ji butuh 2 poin.
- Untuk mencapai checkpoint terakhir di Tokyo? Butuh 30 poin.Dengan sistem seperti ini, sudah jelas: banyak kontestan akan tewas sebelum separuh perjalanan. Bahkan di episode 1 sudah tinggal 128 kontestan tersisa di akhir!
Panitia mengizinkan segala cara untuk mendapatkan tanda kayu:
- Membunuh peserta lain? Sah.
- Mencuri tanda mereka lalu membiarkan penjaga mengeksekusi korbannya? Sah juga.
Jadi ya… ini benar-benar battle royale, tetapi berlatar era ketika para samurai sudah kehilangan tempat di dunia yang berubah.
4. Nonton Last Samurai Standing di mana?

Tertarik menonton Last Samurai Standing setelah membaca penjelasan di atas?
Seri ini sudah tersedia di Netflix dan bisa langsung kamu tonton. Ada enam episode yang dirilis sekaligus, masing-masing berdurasi sekitar 48–58 menit termasuk credit scene.
Saat artikel ini ditulis, Last Samurai Standing bahkan berada di peringkat #2 Top TV Shows Netflix Indonesia, tanda bahwa banyak penonton ikut terpikat dengan premis dan aksi brutalnya.
Bagaimana menurutmu?
Tulis pendapatmu di kolom komentar!
Soal Apa Seri Last Samurai Standing?
| Cerita Last Samurai Standing soal apa sih? | Shujiro Saga, mantan samurai, terlibat dalam battle royale maut dimana dia harus mencapai Tokyo dalam satu bulan dan melawan kontestan lain |
| Aktor yang terlibat siapa saja? | Ada Junichi Okada sebagai Shujiro Saga, Yumia Fujisaki sebagai Futaba Katsuki, Kaya Kiyohara sebagai Iroha Kinugasa |
| Apa aturan battle royale di Last Samurai Standing? | Kontestan harus ke Tokyo dalam satu bulan. Mereka diberi penanda kayu yang harus dipakai, 1 penanda 1 poin. Ada poin minimum untuk melewati checkpoint yang ditentukan. |
| Nonton Last Samurai Standing di mana? | Last Samurai Standing sudah rilis 13 November 2025 di Netflix. |



















