Review Film Wheels on Meals (1984), Sajikan Duel Terbaik Jackie Chan!

- Trio Tiga Naga: Jackie Chan, Sammo Hung, dan Yuen Biao tampil luar biasa dalam film ini.
- Pertarungan Jackie Chan lawan Benny "The Jet" Urquidez menjadi salah satu duel terbaik dalam sejarah film laga.
- Wheels on Meals penuh dengan komedi fisik yang segar dan aksi bela diri yang timeless.
Wheels on Meals adalah salah satu film Jackie Chan yang dulu belum pernah saya tonton sampai selesai. Padahal, setelah menontonnya sekarang, film ini ternyata sangat menarik, bukan hanya karena Jackie Chan, tetapi juga karena dua bintang aksi Hong Kong lain yang luar biasa: Sammo Hung dan Yuen Biao.
Kini setelah filmnya tersedia di Netflix, saya akhirnya bisa menikmatinya secara penuh.
Bagaimana kesan saya setelah menontonnya?
Yuk, kita ulas!
Sinopsis Wheels on Meals (1984)
Berlatar di Barcelona, film ini mengikuti dua sepupu, Thomas (Jackie Chan) dan David (Yuen Biao), yang menjalankan bisnis van fast food keliling. Meski pekerjaan mereka sederhana, keduanya adalah ahli bela diri yang cekatan dan kompak.
Mereka juga bersahabat dengan Moby (Sammo Hung), mantan asisten detektif lokal yang tiba-tiba “naik jabatan” menjadi detektif sungguhan setelah bosnya kabur. Tanpa sengaja, Moby justru terseret ke sebuah kasus yang cukup rumit.
Awalnya Thomas, David, dan Moby mengurus urusan masing-masing. Namun takdir mempertemukan mereka ketika muncul seorang gadis bernama Sylvia, yang ternyata sedang diburu oleh sekelompok orang misterius. Dari sana, trio ini pun terseret ke petualangan penuh aksi dan kekacauan.
1. Trio Tiga Naga dalam satu film

Trio Tiga Naga: Jackie Chan, Sammo Hung, dan Yuen Biao, bukan sekadar rekan kerja. Mereka adalah sahabat sejak kecil dari sekolah Peking Opera yang sama, dan masing-masing kemudian mengukir nama besar mereka di dunia film laga Hong Kong. Jackie dan Sammo bahkan menembus popularitas internasional.
Wheels on Meals adalah salah satu film yang mempertemukan tiga legenda ini dalam satu layar: Sammo bertindak sebagai sutradara, sementara koreografi aksinya digarap oleh Jackie Chan sendiri.
Secara plot, Wheels on Meals jelas bukan tipe film yang akan memenangkan penghargaan naskah. Ceritanya ringan, dan bahkan sampai titik Thomas, David, dan Moby dipertemukan, film ini terasa seperti slice-of-life santai di Barcelona yang diselingi baku hantam ala Hong Kong.
Namun dari segi aksi?
Ini salah satu film paling sukses memamerkan karakteristik unik dari ketiga Naga.
Sammo Hung (meski dia sutradara!) dengan rendah hati memilih menjadikan karakternya sebagai sosok paling sering apes, ceroboh, dan jadi sasaran empuk. Walau berikan dia senjata, dan Moby yang Sammo Hung perankan ini bisa mengejutkan musuh juga. Bahkan bila senjata itu hanya bangku kayu atau tombak replika.
Sementara itu, Thomas dan David yang diperankan Jackie dan Yuen Biao tampil jauh lebih maut dan kompeten, memperlihatkan dua gaya bertarung yang lincah dan memikat.
Yang membuat saya benar-benar terpesona tentu adalah kualitas aksinya. Koreografi Jackie yang “analog”, penuh lompatan nyata, teknik kung-fu murni, timing ketat, dan kenekatan khas Jackie, membuat adegan-adegan laga di film ini terasa raw, intens, dan tetap memukau meski ditonton di tahun 2025.
Dan tentu saja, ada satu pertarungan yang begitu ikonis hingga layak dibahas terpisah: duel Thomas melawan tukang pukul yang diperankan Benny “The Jet” Urquidez, salah satu fight terbaik dalam karier Jackie Chan.
2. Pertarungan Jackie Chan lawan Benny "The Jet" Urquidez yang ikonis

Kalau kamu fans Jackie Chan dan belum pernah nonton Wheels on Meals, ada satu alasan besar kamu harus menyaksikannya. Film ini adalah salah satu yang menyajikan duel Jackie melawan kickboxer, Benny "The Jet" Urquidez.
Ini sering disebut sebagai salah satu pertarungan terbaik di sejarah film laga, dan itu sama sekali bukan hiperbola. Bahkan ketika disaksikan oleh saya dengan mata penonton 2025, duel ini masih epik, intens, dan teknis banget.
Tapi bagi saya yang membuat duel ini memikat bukan hanya karena koreografi dan atletisnya kedua petarung, tapi juga bagaimana karakternya Benny disajikan.
Benny pada dasarnya hanya memerankan tukang pukul tanpa nama, yang kerja untuk Mondale, villain utama film. Dia tidak di-build up sebagai supervillain, beneran hanya tukang pukul yang mendapat misi untuk menculik Sylvia dan ibunya. Sosok yang mungkin kamu kira akan bisa diatasi dengan mudah begitu Jackie punya kesempatan duel satu lawan satu dengan dia.
Lalu mereka bertarung dengan epik.
Meski dia villain, karakternya Benny ini memiliki beberapa unsur keberanian karakter shonen. Dia bertarung relatif bersih, lebih fokus mengandalkan teknik bertarung tangan kosong. Dan ketika Jackie akhirnya menghantamnya dengan solid? Benny masih mencoba bertarung meski ia sempat limbung dan kesulitan berdiri.
Duel ini membuat struktur babak akhir filmnya lucu, karena mayoritas waktunya tersedot di sini. Mondale selaku tokoh utama malah bisa ditangani dengan lebih komedik.
Tapi tetap, duel ini memang luar biasa. Dari tadinya saya mengira karakternya Benny ini hanya begundal biasa, saya berujung respek pada dia di akhir pertarungan, sama seperti karakter Thomasnya Jackie pun tampak respek kepadanya.
Duel ini bukan sekadar fight scene. Ini adalah pertarungan dua petarung sejati yang saling mengakui kemampuan masing-masing. Dan ini memang disajikan oleh dua aktor yang beneran jago bela diri, jadi ada kesan otentik yang gak bisa dipalsukan dalam duel mereka!
3. Penuh komedi

Trio Tiga Naga (Jackie Chan, Sammo Hung, dan Yuen Biao) semuanya punya kemampuan komedik luar biasa. Mereka bisa tampil culun, sering terjebak situasi konyol, namun tetap berubah jadi petarung hebat ketika situasi menuntut. Ketika ketiganya disatukan dalam satu film, sudah bisa ditebak: Wheels on Meals dipenuhi komedi yang melimpah.
Banyak leluconnya berupa komedi fisik, jenis humor universal yang bisa dinikmati penonton dari belahan dunia mana pun. Dan menariknya, sebagian besar komedi ini masih terasa segar meskipun filmnya sudah berusia empat dekade.
Yang lebih saya sukai adalah kadar komedinya. Menurut saya pribadi, film ini tidak “digas” sampai level kartun live-action seperti City Hunter (1993). Takarannya pas. Kita lebih banyak menikmati kekonyolan perilaku, ekspresi, dan interaksi ketiga tokoh utamanya, bukan slapstick berlebihan yang sampai menutupi cerita.
Dipadukan dengan aksi yang solid, Wheels on Meals jadi tontonan yang fun dan cocok dinikmati bersama.
Walaupun begitu, beberapa unsur sensual di bagian awal mungkin membuat film ini tetap memerlukan bimbingan orang tua jika ingin ditonton bersama anak-anak.
4. Kesimpulan

Seperti yang saya sampaikan di awal, Wheels on Meals punya plot yang sangat sederhana dan ringan. Ini bukan tipe film laga bernuansa tragedi seperti karya-karya Bruce Lee, dan memang tidak berusaha ke arah itu.
Namun justru di situlah pesonanya. Humor dalam film ini kencang, timing-nya tepat, dan yang paling menonjol tentu saja adalah aksi yang benar-benar timeless. Trio Tiga Naga selalu luar biasa dalam memadukan komedi fisik dan bela diri, dan semua itu masih terasa segar, menghibur, dan mengesankan bahkan ketika ditonton di tahun 2025, lebih dari empat dekade sejak filmnya dirilis.
Sorotan utamanya tentu pertarungan Thomas (Jackie) melawan tukang pukul yang diperankan Benny Urquidez. Duel ini bukan hanya sesuai hype, tapi juga menjadi salah satu pertarungan terbaik dalam katalog film Jackie Chan.
Itu prestasi yang benar-benar gila mengingat betapa banyaknya duel gila-gilaan yang dilakukan karakternya Jackie sepanjang karier panjangnya.
Jadi, jika kamu mencari tontonan santai yang penuh aksi kreatif dan humor yang masih relatif awet hingga sekarang, Wheels on Meals sangat layak ditonton ulang di 2025. Untuk sebuah film laga, saya memberi film ini 4 dari 5 bintang.
Bagaimana menurutmu?
Tinggalkan pendenpatmu di kolom komentar!
| Producer | Raymond Chow |
| Writer | Edward Tang, Johnny lee |
| Age Rating | D 17+ |
| Genre | Aksi, Komedi |
| Duration | 104 Minutes |
| Release Date | 17-8-1984 |
| Theme | Persahabatan, loyalitas |
| Production House | Golden Harvest |
| Where to Watch | Netflix |
| Cast | Jackie Chan, Sammo Hung, Yuen Biao |



















