Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Ada yang Tidak Suka Karakter Avatar Korra? Ini 5 Alasannya

whats-on-netflix.com

Jika saya harus menggambarkan reputasi Korra di internet, satu kata yang tepat adalah
"kontroversial." Ada yang menyukainya sejak awal, ada yang awalnya membenci tapi kemudian mulai menerimanya, dan ada pula yang tetap tidak menyukainya hingga akhir.

Tapi mengapa ada yang tidak menyukai Avatar Korra? Mari kita bahas!

1. Salah satu faktor utama adalah sifatnya

insider.com

Jika saya harus menjabarkan sifat Korra, dia adalah sosok yang agresif, tidak sabaran, dan impulsif.

Bagi penonton yang sudah terbiasa dengan Aang—yang santai, ceria, dan sering menunjukkan kebijaksanaan yang luar biasa di usianya yang masih muda—kepribadian Korra bisa terasa kontras dan sulit diterima.

Sebagian akhirnya terbiasa dengan sifatnya, seperti saya. Namun, saya juga memahami bahwa ada yang hingga akhir tetap merasa tidak cocok dengan karakternya

2. Perkembangan karakter Korra itu ada tapi mungkin terasa lambat dan kurang terasa

dok. Nickelodeon/ The Legend of Korra

Di Book 1, Korra sering terlihat keras kepala dan kurang sabar dalam belajar, terutama dalam hal pengendalian udara dan spiritualitas.

Seiring waktu, ia sebenarnya mengalami perkembangan karakter. Aspek spiritual yang awalnya menjadi kelemahannya perlahan membaik, ia mulai menghadapi insecurity-nya, dan empatinya berkembang. Dia melalui momen-momen yang menyakitkan, yang membantu dia menjadi lebih baik. 

Meski begitu, ada hal yang perlu diakui: perkembangan Korra terkadang terasa kurang mencolok karena ia masih sering membuat keputusan impulsif yang kadang justru memperburuk keadaan.

Perjalanannya lebih subtil dibanding karakter seperti Zuko, yang memiliki transformasi jelas dari seorang pangeran obsesif yang mengejar Avatar menjadi sosok yang lebih tenang dan bijaksana. 

Sementara perubahan karakter Zuko itu jelas, Korra sebenarnya mengalami perkembangan juga tapi sifat dasarnya masih ada dan terasa. Setidaknya dalam persepsi saya. 

Di satu sisi, hal ini membuat Korra terasa lebih manusiawi—karena bahkan setelah berkembang, ia tetap bisa melakukan kesalahan. Namun, di sisi lain, aspek ini juga membuat sebagian penonton sulit untuk benar-benar menyukainya, karena bisa terasa kalau Korra seperti tak benar-benar belajar dari kesalahannya. 

3. Sejumlah momen Korra kalah

Avatar: The Legends of Korra

Momen seperti kekalahan Korra dari Zaheer, kehilangan kemampuan pengendalian elemennya gara-gara Amon, dan terutama putusnya koneksi dengan Avatar terdahulu akibat Unalaq yang menyatu dengan Vaatu menjadi beberapa alasan mengapa sebagian orang tidak menyukai karakternya.

Bagi para penggemar Korra, momen-momen ini justru memperlihatkan sisi kemanusiaannya—bahwa meski sangat berbakat sejak awal seri ia bukan sosok yang tak terkalahkan, melainkan seseorang yang harus menghadapi keterbatasan dan penderitaan.

Namun, ketika dikombinasikan dengan sifatnya yang impulsif, beberapa kekalahan yang ia alami semakin memperkuat pandangan para haters. Terutama karena beberapa kekalahannya di seri terasa terjadi akibat keputusan yang dianggap terburu-buru atau kurang bijaksana.

4. Pengolahan hubungan romansa Korra

Nickelodeon/Avatar: The Legend of Korra

Pengolahan romansa dalam perjalanan Korra bisa menjadi ujian kesabaran bagi penonton yang kurang menyukai jenis subplot seperti ini.

Hubungan Korra dan Mako, misalnya, sering dianggap sebagai salah satu subplot paling membosankan dan berantakan dalam seri. Dinamika mereka dipenuhi drama, ketidakjelasan status, serta unsur perselingkuhan emosional yang membuat sebagian penonton merasa tidak nyaman.

Sementara itu, hubungan Korra dan Asami, selain unsur kontroversialnya, juga memiliki tantangan tersendiri. Secara objektif, hubungan mereka kurang mendapatkan pengembangan yang kuat sebelum akhirnya dikukuhkan, sehingga terasa agak terburu-buru bagi sebagian penonton.

5. Efek beberapa kelemahan serinya sendiri

Selain itu, saya merasa Korra juga terkena dampak dari beberapa kelemahan dalam serinya sendiri.

Sejumlah perbedaan yang dihadirkan dalam The Legend of Korra memang tampaknya sengaja dibuat untuk memberikan nuansa yang berbeda dari petualangan Aang. Namun, tidak semua perubahan tersebut diterima dengan baik.

Salah satu perbedaannya adalah struktur antagonis. Jika di Avatar: The Last Airbender ada satu musuh utama yang jelas—Fire Lord Ozai, yang bahkan sebelum bergerak anak buahnya sudah menyebabkan berbagai masalah besar—maka di Korra setiap Book memiliki antagonis yang berbeda dengan kualitas yang beragam.

Ini membuat ceritanya terasa lebih episodik, yang bagi sebagian penonton mungkin kurang memuaskan.

Selain itu, tim Avatar di era Korra juga terasa kurang digali, terutama dalam hal perkembangan karakter. Ini menjadi salah satu kendala besar, karena jika anggota timnya dikembangkan lebih dalam, interaksi mereka dengan Korra bisa lebih menarik dan membantu menyeimbangkan karakterisasinya.

Dari segi dunia, Avatar: The Last Airbender menghadirkan petualangan lintas wilayah yang membuat dunianya terasa luas dan hidup. Sebaliknya, Korra lebih banyak berpusat di Republic City, yang meskipun dibangun dengan detail, terasa lebih terbatas sebagai latar utama.

Pada akhirnya, saya rasa Korra mungkin akan lebih mudah diterima meskipun memiliki berbagai kelemahan, jika saja serinya secara keseluruhan lebih solid. Namun, ketika karakter Korra sendiri sudah cukup divisif, ditambah dengan berbagai masalah dalam penceritaan dan pembangunan dunia, hal ini semakin memperkuat alasan bagi para haters untuk tidak menyukai baik dirinya maupun serinya.

Nah itu analisis saya soal kenapa ada yang tidak suka karakter Avatar Korra.

Kamu sendiri gimana? Apa kamu oke sama dia atau membencinya juga? Sampaikan di kolom komentar!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us