5 Alasan Nasib Urashiki di Boruto Terasa Kurang Memuaskan
Urashiki berakhir seperti penjahat filler saja
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat Urashiki pertama muncul, saya sebenarnya merasa karakter ini menarik. Tambahan dia di tim Momoshiki seperti menjanjikan kalau akan terjadi sesuatu yang baru di alur Boruto, mengingat dia tidak ada di movie dan manga.
Tapi di Boruto episode 135, Urashiki tampaknya telah terbunuh. Biasanya sih saya bisa puas melihat seorang antagonis mati. Tapi kali ini, nasib Urashiki di Boruto malah terasa kurang memuaskan.
1. Kesan cerdas dan manipulatif Urashiki semakin lama semakin hilang
Urashiki awalnya terasa sebagai sosok misterius dengan agenda sendiri. Beda dengan Kinshiki dan Momoshiki, saat Urashiki datang ke dunia Naruto dia sudah tahu kejadian-kejadian besar di sana. Termasuk situasi Toneri di The Last: Naruto the Movie.
Sementara Momoshiki dan Kinshiki bergerak heboh, menyerang sosok seperti Killer B terang-terangan, Urashiki memilih muncul mendadak dan menyergap Gaara. Urashiki juga tidak ragu mundur ketika dia didesak Gaara dan Chojuro.
Karena taktik ini, saat Momoshiki dan Kinshiki menjadi ancaman, Urashiki pun bisa menjadi sosok tak terduga.
Tapi setelah itu Urashiki tidak lagi terlihat kalkulatif. Dia disajikan sebagai sosok yang mengandalkan kekuatannya saja untuk memburu Shukaku, sampai dia bisa didesak oleh dua genin. Di alur Naruto kecil pun Urashiki lebih memilih menyerang Naruto secara frontal.
Lalu begitu dia berubah wujud, dia menjadi tipe penjahat kelas bawah yang kerjaannya hanya mengandalkan kekuatan dan melontarkan hinaan remeh ke protagonis.
Baca Juga: Tidak Konsisten? Begini Perkembangan Kekuatan Urashiki di Anime Boruto
2. Terasa generik karena motivasinya tidak pernah disajikan jelas
Jadi, Momoshiki ingin mengumpulkan chakra dalam jumlah besar. Yang punya chakra dalam jumlah besar saat ini adalah Biju dan Jinchuriki. Dia lalu mengincar Naruto dan para Biju.
Tapi kenapa dia mengincar chakra? Untuk siapa? Apakah untuk menciptakan pohon chakra baru? Apakah dia bekerja untuk Isshin Otsutsuki, atau untuk keluarga utama klan Otsutsuki?
Tidak pernah dijelaskannya alasan Urashiki ini membuat motivasi dan karakterisasi dia sedangkal penjahat-penjahat filler dari Naruto Shippuden. Padahal dia dari klan Otsutsuki.
3. Sasuke dan Jiraiya yang dilemahkan membuat Urashiki lebih terasa beruntung ketimbang jago
Karakter penjahat generik bisa mencuri perhatian kalau dia punya kemampuan yang kuat atau jago. Lihat saja Broly dari Dragon Ball Z lama (bukan yang Super). Karakter yang itu tidak dianggap resmi di manga, motivasinya generik, tapi dia berkesan karena dia disajikan kuat.
Bahkan sebenarnya Momoshiki pun sejenis dengan Urashiki. Motivasinya sederhana sekali. Tapi untuk Momoshiki, dia bisa melawan empat Kage plus Naruto dan Sasuke yang mengerahkan kekuatan maksimal mereka. Jadi Momoshiki pun terasa berbahaya.
Urashiki seharusnya kuat. Tapi karena solusi penulis naskah Boruto untuk memanjang-manjangkan cerita adalag melemahkan karakter yang dilawan Urashiki (terutama Sasuke dan Jiraiya di alur Naruto kecil), Urashiki lebih terasa beruntung ketimbang kuat.
Setiap kemenangan Urashiki pun lebih terasa karena musuh-musuhnya entah gimana kehabisan chakra atau melupakan skill mereka, bukan karena Urashikinya jago.
4. Mati tanpa meninggalkan impact apa-apa ke cerita
Kematian Momoshiki menciptakan efek yang besar di dunia Boruto. Begitu Momoshiki kalah, Boruto memperoleh segel Karma, tanda dia sudah dijadikan wadah oleh Momoshiki.
Di versi manga pun Boruto kadang masih melihat wujud Momoshiki di benaknya, seperti menjanjikan kalau suatu hari nanti Momoshiki bisa saja membajak tubuh Boruto. Sama seperti Isshiki Otsutsuki menguasai tubuh Jigen.
Urashiki? Bukan saja dia dibunuh oleh dua ninja level genin, setelah itu kematiannya terasa tidak ada efek sama sekali. Dia tidak ada tanda-tanda meninggalkan Karma. Kematiannya terjadi di masa lalu, jadi dia tidak akan menimbulkan efek ke masa depan. Di manga pun dia tidak pernah disebut.
Kalau setelah ini anime Boruto memutuskan mengadaptasi alur manga, maka kisah Urashiki bisa sekalian dianggap tidak pernah terjadi, dan kita tidak akan merasakan dampak berarti.
5. Bahkan pertempuran akhirnya pun terasa pengulangan saja dari duel lawan Momoshiki
Selain itu, pertempuran akhir Urashiki di episode 135 saja terasa kurang memuaskan. Ada beberapa momen yang terasa sekali hanya pengulangan dari adegan melawan Momoshiki, seperti saat Urashiki menahan pukulan Jiraiya dan Sasuke sekaligus. Tentu saja, Urashiki pun kemudian dikalahkan oleh Rasengan Ayah-Anak (meski situasinya berbeda).
Masalahnya, pengulangan ini pun tidak sepenuhnya dianimasikan dengan niat. Dulu saat melawan Momoshiki, Naruto dan Sasuke sampai mengerahkan Kurama dengan armor Susanoo segala.
Sekarang, seakan modalnya jadi lebih irit, Sasuke bahkan tidak mengeluarkan Susanoo. Sudah begitu, Jiraiya pun tidak diberi kesempatan mengeluarkan teknik seperti Sage Mode-nya. Jadi Jiraiya dan Sasuke pun tidak terlihat seimpresif duo Sasuke dan Naruto saat elawan Momoshiki.
Jadi pada akhirnya, duel lawan Urashiki pun terasa sebagai pengulangan versi murah dari pertempuran lawan Momoshiki.
Itulah lima alasan nasib Urashiki di Boruto terasa kurang memuaskan, dan malah membuat dia terasa sebagai penjahat filler tulen. Gimana menurut kamu?
Baca Juga: Menarik! Urashiki Menyebut Boruto Sebagai Wadah di Episode 135!