Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Para Tokoh Dandadan Selalu Makan Setiap Konflik Berakhir?

Momo dan Seiko rebutan kepiting - Dandadan
Momo dan Seiko rebutan kepiting (Dok. Science Saru/Dandadan)
Intinya sih...
  • Dandadan dikenal dengan momen makan bersama usai konflik berakhir
  • Sang author tersendiri terinspirasi dari salah satu karya Miyazaki
  • Alasan Yukinobu Tatsu sendiri terkait akan masa lalunya

Buat kamu yang mengikuti serial Dandadan baik dari anime maupun manganya, pasti sudah hafal dengan pola ceritanya di mana setiap konflik berakhir, para tokohnya akan makan besar di kediaman Ayase atau tempat terdekat. Bukan cuma Okarun dan lainnya, orang-orang yang ikut membantu menyelesaikan masalah spiritual juga biasanya ikut diajak serta dalam acara tersebut.

Kenapa para tokoh Dandadan selalu diperlihatkan makan-makan usai masalah mereka berakhir? Berikut penjelasannya!

1. Dandadan dikenal dengan momen makan bersama usai konflik berakhir

Para tokoh pesta makan di halaman - Dandadan
Para tokoh pesta makan di halaman (Dok. Shueisha/Dandadan)

Selain alur ceritanya yang seru dan pertarungan yang penuh kejutan, Dandadan memiliki daya tarik di mana para tokohnya selalu makan-makan setelah masalah yang mereka hadapi berakhir.

Biasanya, Seiko lah yang mengatur akomodasi dan memasaknya secara langsung. Oleh karena itu, kebanyakan para tokoh yang baru saja lelah akibat pertarungan yang intens akan mampir ke kediaman keluarga Ayase untuk makan-makan.

Jika lokasi tempat kejadian terlalu jauh dari rumah Momo, Seiko biasanya akan mentraktir semua orang di restoran terdekat seperti pada momen kelompok Okarun dan para berandalan dari sekolah Unji Zuma yang makan bareng setelah berhasil memenangkan pertarungan dengan Fairy-Tale Card..

2. Sang author tersendiri terinspirasi dari salah satu karya Miyazaki

Momo dan Seiko rebutan kepiting - Dandadan
Momo dan Seiko rebutan kepiting (Dok. Science Saru/Dandadan)

Hal ini sempat dijelaskan Yukinobu Tatsu selaku author Dandadan dalam suatu interview.

Ide soal makan besar sebagai bentuk penghargaan rupanya sudah dipikirkan sejak lama. Jika kalian melihat episode 4 di animenya, kita seolah dibawa untuk menikmati momen Okarun dan keluarga Ayase akhirnya bersantap dengan makanan kaki kepiting. Hal itu tentu bagus bagi para penonton anime dan pembaca manganya karena adegan tersebut berfungsi sebagai ruang istirahat bagi mereka setelah melihat berbagai adegan gila para tokoh selama konflik berlangsung.

Selain itu, makan-makan juga berfungsi sebagai apresiasi bagi para tokoh yang baru saja menyudahi pertarungan.

Yukinobu sendiri mengaku terinspirasi dari salah satu hasil karya Hayao Miyazaki di mana salah satu filmnya menayangkan orang-orang selalu makan setelah pekerjaan berakhir. Dari situlah, ia menerapkan konsep tersebut dalam manga Dandadan.

3. Alasan Yukinobu Tatsu sendiri terkait akan masa lalunya

Kelompok Okarun makan bersama setelah masalah Aira selesai - Dandadan
Kelompok Okarun makan bersama setelah masalah Aira selesai (Dok. Science Saru/Dandadan)

Bukan cuma terinspirasi saja, alasan kenapa Yukinobu selalu menyisipkan adegan makan juga terkait dengan masa lalunya sendiri.

Yah, sebelum terkenal, Yukinobu diketahui sempat bekerja sebagai asisten mangaka. Kala itu, bayarannya sendiri terbilang sangat kecil sehingga ia bahkan sampai kesulitan mengatur anggaran hanya untuk sekedar mengganjal perut.

Di situlah, sang mangaka sempat memberinya uang sebesar 1000 yen dan menyuruh Yukinobu untuk membeli makanannya sendiri. Momen itulah yang membuat Yukinobu merasa bersyukur sehingga ia selalu memasukkan adegan makan besar dalam setiap akhir babak cerita di Dandadan.

Itulah penjelesan kenapa selalu ada momen makan bersama setiap konflik berakhir di manga Dandadan.

Bagaimana pendapat kalian?

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us