5 Hal yang Bakal Bikin Akhir dari Trilogi Rurouni Kenshin menjadi Seru!
Kamu pasti menanti yang disebut pada no. 5!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film live-action Keshin yang ketiga, Rurouni Kenshin: The Legend Ends, telah hadir Jepang pekan ini. Di film ini, Kenshi akan berusaha menghentikan kekacauan yang muncul akibat ulah Makoto Shishio. Melanjutkan kesuksesan dua film sebelumnya, tentu banyak yang berharap Rurouni Kenshin: The Legend Ends tak akan kalah seru. Namun berdasarkan tanda-tanda ini, sepertinya film ini bisa menutup cerita Kenshin dengan baik.
[page_break no="5" title="Pertarungan Penuh Aksi"]
Kita patut menanti adegan pertarungan yang akan terjadi di Rurouni Kenshin: The Legend Ends ini. Bahkan ketika adegan tarung tanpa efek CG sekalipun, koreogrfi pertarungan yang akan terjadi di film ketiga Kenshin ini patut diacungi jempol.
Pertarungan akan terjadi di berbagai medan pertempuran, dari pinggir pantai, di dek kapal, hingga ke dalam markas Shishio. Masing-masing karakter memiliki pertarungan 1 lawan 1 nya sendiri, sehingga setiap tokoh memiliki kesempatan untuk bersinar dalam film ini. Dan pada pertarungan akhir, akan terdapat perarungan 4 lawan 1 terhadap Shishio yang semakin kuat, dengan koreografi tarung yang apik dalam kondisi "menang atau kehilangan semuanya".
Konon di film ini akan ada efek rekaman kamera berputar yang melibatkan aksi belasan orang dalam 30 detik non-stop. Adegan ini tidak mungkin bisa tercapai jika salah satu pemeran melakukan kesalahan, sehingga kita bisa menilai bahwa adegan koreografi pertarungan di sini memang dibuat dengan perhitungan dan keseriusan yang baik.
[page_break no="4" title="Efek CG"]
Efek CG dalam film Kenshin memang telah muncul dari film terdahulu, namun di film ini pemakaian CG akan semakin sering muncul. Puing-puing yang berterbangan di latar belakang ikut membuat adegan pertarungan menjadi terasa seru. Dan jangan lupa, salah satu adegan yang paling ditunggu akan hadir di sini, yaitu Ichi no Hiken: Homura Dama, jurus pedang berapi dari Makoto Shishio akibat percikan pedang dengan akumulasi lemak manusia yang menumpuk di pedangnya selama ini. Jurus pedang berapi mungkin adalah jurus picisan, tapi berkat efek CG, sepertinya kita akan percaya saja bahwa memang Shishio mampu menembakkan lidah api dari sayatan pedangnya.
[page_break no="3" title="Sanosuke Sagara"]
Sanosuke Sagara, atau lebih dikenal sebagai Sano seperti berperan sebagai karakter joker di film terdahulu. Ia seolah-olah menjadi katakter kelas B, yang bertugas menghajar cecunguk kelas bawah di sepanjang film. Tapi hal itu akan berubah di sini, karena ia akan banyak berperan mendampingi Kenshin dalam menghadapi Shishio.
Walaupun tokoh utama film ini adalah Kenshin Himura, tapi sepanjang cerita ia seolah-olah memiliki sesosok bayangan putih; bayangan ini tentu saja adalah Sano. Ketika pertarungan berkecamuk dan karakter lain mengalami masalah, justru dia yang akan menerjang Shishio tanpa berpikir panjang, walaupun secara kemampuan, Shishio jauh di atas kemampuan Sano. Namun ia tidak terlihat takut, dan Sano lah karakter paling tidak mau menyerah di film ini.
[page_break no="2" title="Deru dan Debu"]
Kedua film Kenshin sebelumnya cukup berhasil membuat film ini terasa realistis. Mulai dari desain kostum karakternya, jika kostum karakter versi komik banyak yang out of the box, pada film ini diganti dengan pakaian dengan warna dan gaya sesuai periode restorasi Meiji di Jepang. Para karakter tidak ada yang bersih merona, mereka akan lusuh akibat debu, pasir, keringat, air mata, atau bahkan darah. Efek ini membuat suasana cerita menjadi lebih realistis - tidak peduli secantik ataupun seganteng apapun para pemeran yang beraksi di sini. Hal ini membuat trilogi ini lebih pantas dikategorikan sebagai fiksi - historis, tidak sekadar sebuah fiksi -fantasi.
Dan hal yang paling ditunggu pemirsa dan fans Samurai X tentu saja bahwa di akhir trilogi ini akan menampilkan aksi dari...
[page_break no="1" title="Juppongatana"]
Ya, di Rurouni Kenshin : Kyoto Inferno menampilkan adegan yang menggantung dengan kemunculan para Juppongatana. Berbeda dengan di manga-nya dimana para Juppongatana ini ikut menyerang Kyoto, di live action ini ternyata peran mereka lebih pasif dengan menunggu kedatangan Kenshin di markas Shishio.
Juppongatana sendiri adalah 10 orang petarung dan prajurit yang paling tangguh pada masa Restorasi Meiji yang bergabung dengan Shishio. Masing-masing dari anggota Juppongatana memiliki kemampuan bela diri yang berbeda dan unik sehingga menjadi warna tersendiri dalam Kyoto arc. Kelompok ini adalah antagonis paling ditunggu selain dari Makoto Shishio sendiri di live action Rurouni Kenshin. Dengan kemunculan sekilas mereka di Rurouni Kenshin : Kyoto Inferno, tentunya fans akan kembali antusias menunggu aksi-aksi mereka di Rurouni Kenshin: The Legend Ends.
Pada versi live action, para Juppongatana diperankan oleh aktor-aktor antara lain:
- Ryunosuke Kamiki sebagai Sōjirō Seta
- Ryōsuke Miura sebagai Chō Sawagejō
- Kenichi Takitō sebagai Hōji Sadojima
- Tomomi Maruyama sebagai Anji Yūkyūzan
- Matsu Murata sebagai Usui Uonuma
- Hiroko Yashiki sebagai Kamatari Honjō
- Yuuya Hara sebagai Henya Kariwa
- Takao Yamada sebagai Iwanbō
- Kentarō Shimazu sebagai Saizuchi
- Kōta Yamaguchi sebagai Fuji
Rurouni Kenshin: The Legend Ends dijadwalkan tayang di bioskop Blitz pada tanggal 8 Oktober 2014.
sumber : Kotaku