Review Mission Impossible Fallout: Seperti Halnya Tom Cruise, Franchise Ini Tak Kenal Lelah
Kalian sudah lihat August Walker yang diperankan Henry Cavill berkumis mengokang lengan sebelum meninju orang di kamar mandi?
Jika kamu menonton kembali film-film Mission: Impossible ke belakang, barangkali akan bersimpati atau justru kagum dengan agen Ethan Hunt (Tom Cruise).
Jika Ethan betul-betul nyata di dunia kita saat ini, mungkinkah dia tidak lelah dengan semua misi berbahaya—tepatnya, misi yang tak mungkin diselesaikan (impossible mission)—dan segala pergolakan cerita hidupnya?
Di Mission: Impossible pertama (1996), rekan-rekan kerjanya tewas. Di Mission: Impossible III (2006), ia nyaris kehilangan istri. Berkali-kali pula, ia berhasil menyelamatkan jutaan nyawa umat manusia. Namun, tak ada tanda-tanda ia mau pensiun.
Tampaknya, “selalu bugar” adalah nama tengah sebenarnya dari Ethan Hunt. Seperti dikutip dari pernyataan Luther Stickell (Ving Rhames), peretas andalan Ethan, “Setiap ada kejadian besar di dunia ini, Ethan selalu ingin ambil bagian.”
Mengikuti spirit yang ditunjukkan Ethan, franchise ini juga selalu punya hal baru dan menarik untuk menghibur penonton di setiap filmnya, tak terkecuali Mission Impossible Fallout.
Sinopsis
Ethan harus berhadapan dengan kelompok teroris bernama The Apostles. Kelompok ini merupakan sisa-sisa dari kelompok sebelumnya pimpinan Solomon Lane yang menjadi plot cerita Mission: Impossible – Rogue Nation (2015).
Dalam Mission Impossible Fallout ini, agensi mata-mata Impossible Missions Force (IMF) dan CIA berupaya merebut kembali plutonium, bom nuklir yang berpotensi diledakkan di kota-kota besar.
Namun, Ethan Hunt dan rekan segrupnya, Luther dan Benji (Simon Pegg), gagal dalam misi mencegat penjualan plutoniun di Berlin. Gara-gara itu, CIA dan agennya August Walker (Henry Cavill) mencurigai loyalitas Ethan dkk.
Sembari melepaskan kecurigaan dari internal organisasinya, Ethan dkk. harus menyelesaikan misi merebut plutonium dan menyelamatkan jutaan umat manusia.
Sejak Mission: Impossible III, franchise ini berevolusi secara signifikan. Simak kelanjutan review-nya di halaman sebelah!
Cerita Semakin Kompleks, Aksi Semakin Ekstrem
Perkembangan cerita dan kualitas aksi franchise Mission: Impossible ini berevolusi semakin mengagumkan.
Ia bergerak dari cerita tentang agen mata-mata yang sederhana di Mission: Impossible (1996) menjadi cerita konspirasi dengan jaringan karakter yang semakin kompleks di Mission Impossible Fallout (2018).
Barangkali ini juga yang membuat franchise ini semakin mudah untuk membingungkan penonton, yakni ceritanya yang semakin rumit. Pada dasarnya, setiap film Ethan Hunt ini punya konsep dasar yang sama, yakni intrik-intrik di dunia mata-mata, adanya pengkhianatan, loyalitas, tokoh baik yang ternyata jahat dan sebaliknya.
Penonton yang tidak ingat baik-baik plot cerita dari mulai Mission: Impossible III (2006) hingga Rogue Nation bakal mudah tersesat. Contohnya, siapa Julia Meade (Michelle Monaghan) dan mengapa ia begitu penting bagi Ethan.
Lalu ada pula agen MI6 Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) yang loyalitasnya pada grup Ethan dipertanyakan. Dalam Fallout ini, Ilsa beberapa kali menguji pengetahuan penonton karena ia digambarkan seolah berseberangan dengan kubu Ethan, padahal mereka yang menonton Rogue Nation pasti tahu di sisi mana Ilsa berdiri.
Itulah sedikit contoh dari semakin kompleksnya cerita franchise ini dari film ke film. Untuk bisa lebih memahami lebih dalam tentang cerita dan karakternya, diperlukan pemahaman tentang film-film sebelumnya.
Akan tetapi, Mission Impossible Fallout bukan hanya soal cerita. Ia masih bisa dinikmati oleh penonton yang datang ke bioskop dengan pengetahuan mendasar, yang penting ia tahu siapa Ethan Hunt dan jualan utama franchise ini: yakni aksi-aksi mengagumkan untuk melakukan impossible missions.
Franchise ini mengalami perubahan signifikan setelah Mission: Impossible III. Jika sebelumnya penonton disajikan oleh upaya Ethan melakukan misi berbahaya dengan bantuan gadget canggih dan aksi spionase keren, Mission: Impossible pasca Mission Impossible III juga sama.
Bedanya, aksi-aksi yang dilakukan Tom Cruise lebih membutuhkan kecakapan fisik yang mumpuni. Misalnya dalam Ghost Protocol (2011), Ethan memanjat menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa.
Tak hanya adegan masif seperti memanjat menara saja, adegan kecil seperti upaya Ethan meloloskan diri dari borgol lewat aksi akrobatik di Rogue Nation juga tampaknya sulit bukan main. Apalagi, semua adegan itu dilakukan Tom Cruise sendiri tanpa digantikan oleh stunt.
Memang bukan rahasia lagi aksi-aksi berbahaya tanpa stunt ini sudah melekat dalam image Mission: Impossible. Itu pula yang membedakannya dengan franchise mata-mata lain seperti James Bond dan Bourne.
Bahkan dalam adegan paling berbahaya pun, seperti adegan HALO (High altitude – low opening) Jump saat Ethan terjun dari pesawat, adegan kebut-kebutan menggunakan sepeda motor di Paris, dan adegan helikopter adalah asli diperankan sendiri oleh Tom Cruise.
https://twitter.com/thisisinsider/status/1022058882309541888
Saking totalnya Tom Cruise melakukan aksi-aksi berbahaya seperti itu, ia sampai target="_blank" rel="noopener">mematahkan engkel kakinya saat melompat dari satu gedung ke gedung lain dalam proses syuting Mission Impossible Fallout ini.
Jualan aksi itulah yang selalu menarik di setiap film-filmnya. Uniknya, semakin ke belakang, aksi-aksi yang dilakukan tak pernah basi. Ia semakin ekstrem dan berbahaya, belum lagi fakta bahwa Tom Cruise semakin tua. Ia berusia 55 tahun ketika terjun payung, balapan tanpa helm, dan melompati helikopter.
Mission Impossible Fallout adalah kombinasi cerita yang kompleks itu (yang sebenarnya sungguh menarik jika memahami jaringan antarkarakternya) dan aksi-aksi spektakuler Tom Cruise.
Film ini selalu punya kesempatan untuk menyihir penonton di setiap adegannya. Durasinya yang panjang, yakni hingga dua setengah jam, tak membuatnya jadi membosankan.
Ceritanya diolah ketat dan bergegas dari satu aksi ke aksi lain. Bahkan dalam adegan istirahat pun, saat ketegangan mereda dan plot cerita mengambil alih, ia masih saja menegangkan.
Sutradara Christopher McQuarrie pun tampaknya semakin matang mengolah aksi-aksi Ethan sejak tiga tahun lalu saat ia juga menyutradarai Rogue Nation.
Ia seolah paham bagian mana dari aksi yang dapat membuat penonton mengaga, bahkan di adegan aksi paling kecil sekalipun. Sekuens aksi saling pukul Ethan dan Walker dengan John Lark (Liang Yang) menampilkan adegan martial arts yang brutal dan adegan Henry Cavill mengokang lengannya sebelun meninju (yang membuat wanita di sekitar saya menonton berdecak kagum).
https://giphy.com/gifs/3ohs4tKADK8HEYD4I0
Maka, bolehlah saya berpendapat bahwa Mission Impossible Fallout ini adalah gelaran terbaik dari franchise berumur 22 tahun ini. Film ini bahkan boleh saja dimasukkan ke dalam daftar film-film aksi terbaik dekade 2010-an.
Oleh karena itu, sejalan dengan upaya Tom Cruise yang tak pernah lelah menyajikan kualitas aksi terbaiknya, franchise ini akan tetap menarik untuk ditonton dan diapresiasi.