Game Dev Jakarta: REBORN Penuh! Bukti Industri Game Indonesia Sudah Siap Melangkah Jauh?
Game Dev Jakarta: REBORN ramai! Tak kurang dari 55 orang hadir. Inikah bukti kesiapan industri game Indonesia untuk melangkah lebih jauh?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vakum selama beberapa tahun, Game Dev Jakarta akhirnya aktif kembali lewat acara “Game Dev Jakarta: REBORN!” Setelah sebelumnya tampak dari tingginya jumlah pendaftar di Game Prime 2016 Surabaya, antusiasme game developer untuk memajukan komunitas dan industri lagi-lagi terlihat pada acara ini. Acara yang awalnya ditargetkan untuk dihadiri oleh 30 orang, secara total didatangi tak kurang dari 55 orang baik developer, publisher, media, dan akademisi.
Ide untuk menghidupkan kembali komunitas Game Developer Jakarta diwujudkan oleh beberapa sukarelawan, yaitu Yanu Ashari (Alegrium), Fadhil Noer Afif (Touchten), dan Boy Dozan (Joyseed Gametribe), Kris Antoni dan Jonathan Manuel Gunawan (Toge Productions), serta Ricky Setiawan (Duniaku.net). Acara ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Asosiasi Game Indonesia, Lyto, Duniaku.net, Toge Productions, dan Dicoding serta disponsori oleh FreakOut Dewina Indonesia, penyedia platform native advertisement untuk mobile publisher.
Sesi Berbagi: Perkembangan Industri Game Indonesia di Tahun 2016-2017
Tujuan utama acara Game Dev Jakarta: REBORN adalah untuk pembentukan kembali komunitas Game Dev Jakarta dan pemilihan pengurus yang akan menjabat selama beberapa bulan ke depan. Acara dimulai jam 10.00 dan diawali oleh sesi networking selama satu jam hinggal pukul 11.00. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Andi Suryanto, CEO Lyto dan ketua Asosiasi Game Indonesia, Kris Antoni CEO Toge Productions, serta sesi sharing mengenai native ads oleh Freakout Dewina.
Acara kemudian dilanjutkan oleh sesi sharing dari Ricky Setiawan, CEO Duniaku.net. Ricky membahas bagaimana kondisi dan pertumbuhan ekosistem developer game di Indonesia, bagaimana iklim bisnisnya saat ini, dan juga prediksi menyambut tahun 2017 mendatang. Tujuannya selain untuk evaluasi, juga untuk mengintip potensi-potensi yang ada dan dapat dimaksimalkan.
Dari sisi ekonomi, Ricky membahas bahwa kondisi ekonomi Indonesia berada dalam posisi yang menuntungkan dengan angka pertumbuhan ekonomi antara 4%-6% dalam 10 tahun terakhir, dan rata-rata 5%. Pertumbuhan ini didukung oleh kestabilan politik yang semakin membaik. Kestabilan ini akhirnya mendorong tumbuhnya game developer lokal yang bisa sukses dengan bootstrap dan masuknya investor ke industri game tanah air.
Dari sisi sosial-budaya, Ricky membahas bahwa masyarakat Indonesia memiliki satu permasalahan yang bisa menjadi kesempatan untuk developer game: kemacetan. Ricky mengidentifikasi dan menyampaikan data tentang peningkatan jumlah pemain game pada jam-jam sibuk, yang mengindikasikan bahwa orang Indonesia bermain game untuk menghilangkan kebosanan dalam perjalanan.
Selain itu, hal lain yang juga dibahas adalah peningkatan aktivitas komunitas game developer di Indonesia yang didorong oleh Asosiasi Game Indonesia, didukung oleh lembaga-lembaga pemerintahan termasuk Badan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ricky juga memperkenalkan Game Prime 2016, acara B2B terbesar di Indonesia yang menawarkan 100 booth gratis untuk developer Indonesia.
Game Developer Antusias Berkontribusi
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembentukan pengurus. Peserta diminta secara sukarela menuliskan nama mereka di sebuah papan tulis bila ingin terlibat aktif dalam kepengurusan Game Developer Jakarta. Tanpa di duga, 28 orang atau setengah dari peserta berdiri dan mengantri menuliskan namanya!
Seusai makan-makan dan berbincang, mereka yang berminat menjadi pengurus kemudian berkumpul dan mendiskusikan mengenai kepengurusan dan aktivitas ke depan. Dalam rapat tersebut, pengurus secara aklamasi memilih Yanu Ashari sebagai Ketua Sementara Game Developer Jakarta. Posisi sementara ini akan dipegang Yanu hingga beberapa bulan ke depan. Setelah para pengurus sudah saling mengenal, pemilihan akan dilakukan kembali untuk memilih ketua dengan masa jabatan yang lebih panjang.
Ke depannya, aktivitas komunitas akan terkait seputar pelatihan teknis serta pengenalan industri game, baik digital, board game, dan elemen-elemen terkait lainnya. Pertemuan selanjutnya direncakan berlangsung tanggal 5 November 2016 dengan topik terkait Global Game Jam yang akan dilaksanakan bulan Januari 2017.
Siap Melangkah Jauh?
Industri game Indonesia belakangan memang berkembang cukup pesat. Hingga bulan Oktober 2016 ini, setidaknya ada tiga hal penting yang menjadi indikasi perkembangan pesat ini, yaitu dikuasainya Google Play Top Free Chart oleh tiga game Indonesia pada Mei 2016 (Tahu Bulat, Warung Chain, dan Tebak Gambar), investasi Maloekoe Ventures ke Agate, serta membludaknya jumlah peserta di tiga (Game Prime Surabaya, #GameNight, dan Game Dev Jakarta: REBORN).
Media-media luar seperti Newzoo juga memberikan laporan positif terhadap Indonesia. Misalnya pertumbuhan jumlah pengguna smartphone yang diperkirakan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, juga kemajuan dan kestabilan ekonomi secara keseluruhan, yang menjamin kesiapan pasar dalam menerima produk permainan digital.
Perkembangan pesat ini bisa jadi indikasi bahwa industri game Indonesia sudah siap melangkah jauh. Langkah yang paling jelas perlu dilakukan adalah menguasai kembali pasar lokal. Data dari Asosiasi Game Indonesia menunjukkan bahwa di tahun 2006, game developer Indonesia pernah menguasai setidaknya 60% dari pangsa pasar. Mirisnya angka tersebut kini turun ke 1,2%, jauh di bawah pangsa pasar perusahaan asing.
Untuk mencapai ini, tentu dibutuhkan dukungan dan peran pemerintah. Ekosistem yang sudah mulai tumbuh subur ini perlu dirawat dengan baik. Memang, beberapa lembaga pemerintah seperti Badan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah mulai terlibat dalam pengembangan industri, namun sayangnya dukungan ini masih terbatas dan belum diikuti oleh lembaga pemerintah lain yang tak kalah pentingnya, misalnya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Dari sisi developer game sendiri, kontribusi terhadap perkembangan industri bisa dilakukan dengan banyak mengembangkan diri melalui program-program yang diadakan Asosiasi Game Indonesia. Program yang kebanyakan gratis ini tidak hanya memberikan dukungan teknis, tetapi juga membantu memperkuat kontak dan jaringan yang dapat memunculkan potensi kolaborasi ke depan.
Semoga saja dengan pesatnya pertumbuhan komunitas game di Indonesia dan munculnya event-event seperti Game Prime, perkembangan ekosistem industri game Indonesia menjadi semakin baik di tahun 2017 mendatang.