Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Review Game Little Nightmares III, Sajikan Pengalaman Co-op Seru!

Screenshot Little Nightmares III. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)
Screenshot Little Nightmares III. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)
Intinya sih...
  • Game ini memperkenalkan dua karakter baru: Low dan Alone, dengan desain dunia yang mencekam dan atmosfer yang masih khas.
  • Gameplay-nya tidak banyak berubah dari dua game sebelumnya, dengan fokus pada eksplorasi, puzzle, dan menghadapi monster.
  • Mode co-op penuh memberikan pengalaman kolaboratif yang penuh tawa, frustrasi, dan rasa takut bersama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

GENRE: Adventure Horror
PUBLISHER: Bandai Namco Entertainment Asia
DEVELOPER: Supermassive Games
RELEASE DATE: 10 Oktober 2025
RATING: 4/5

Little Nightmares III dijadwalkan rilis pada 10 Oktober 2025, dan kali ini membawa teror khas seri ini ke level baru.

Menariknya, tim redaksi Duniaku.com sudah berkesempatan menjajal versi awal game ini lebih dulu!

Bagaimana kesan pertama kami terhadap petualangan suram Low dan Alone di dunia penuh mimpi buruk ini?
Yuk, langsung kita bahas bersama!

1. Gambaran game

Little Nightmares III 01.png
(Dok. Bandai Namco Entertainment Asia, Supermassive Games/Little Nightmares III)

Kali ini, kamu tidak lagi berperan sebagai Mono dan Six.

Little Nightmares III memperkenalkan dua karakter baru: Low dan Alone, dua sahabat yang berusaha melarikan diri dari The Spiral.

Low adalah bocah bertopeng gagak yang lihai menggunakan busur dan anak panah, alat yang bisa ia pakai untuk menembak tali, mengaktifkan mekanisme dari jauh, atau bahkan menghadapi ancaman kecil di jalan.

Sementara Alone adalah gadis pemberani dengan kunci inggris di tangannya. Senjata ini bukan cuma untuk bertahan diri, tapi juga berguna menghancurkan penghalang, membuka jalan, dan memutar berbagai mesin aneh di dunia The Spiral.

Yang menarik? Kini kamu bisa memilih siapa yang ingin kamu mainkan, Low atau Alone.

Karakter lainnya akan dikendalikan oleh A.I. jika kamu bermain solo, atau oleh temanmu jika memilih mode online co-op.

Yep, kali ini ada co-op!

2. Desain dunia dan atmosfer mencekam masih jadi ciri khas

Screenshot LIttle Nightmares III, diambil via PS5 redaksi Duniaku.com. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)
Screenshot LIttle Nightmares III, diambil via PS5 redaksi Duniaku.com. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)

Sejak Little Nightmares pertama, para pemain sudah tahu apa yang akan mereka hadapi: dunia surealis yang menakutkan, penuh bangunan lapuk, ruang-ruang yang terasa salah, dan makhluk-makhluk horor yang seolah lahir dari mimpi buruk anak kecil.

Tradisi itu berlanjut di Little Nightmares III.

Kamu kembali mengendalikan karakter mungil yang rapuh di dunia yang serba raksasa, di mana setiap benda bisa menjadi ancaman, dan setiap langkah kecil terasa berisiko.

Desain dunia yang dihadirkan Supermassive Games masih benar-benar memukau. Mulai dari Necropolis, kota mati yang sunyi di tengah gurun. Di sini, sebuah boneka bayi raksasa dengan tatapan mengerikan bisa mengubah Low dan Alone menjadi batu jika mereka tertangkap cahaya matanya.

Lalu ada Candy Factory, pabrik permen yang seharusnya manis dan ceria, namun justru menimbulkan rasa tidak nyaman. Dan Supervisor pabrik ini adalah wanita menakutkan yang bakal dengan mudah menangkap Low dan Alone kalau mereka terpergok.

Ada pula The Carnevale, karnaval yang seharusnya tempat bersenang-senang, tapi tampak kotor, berantakan, penuh dengan pengunjung dan boneka-boneka menakutkan yang siap memburu Low dan Alone.

Tiga area itu, plus area akhir, punya keunikan, teka-teki, dan makhluk mengerikan yang menunggu di balik sudut.

Dengan tubuh kecil dan perlengkapan seadanya, Low dan Alone hanya bisa mengandalkan akal, kerja sama, dan keberanian untuk bertahan hidup, satu langkah salah saja bisa berarti akhir dari segalanya.

Atmosfer dan detail setting sudah jadi ciri khas Little Nightmares sejak yang pertama dan ciri itu masih bertahan hingga sekarang!

3. Untuk gameplay ya masih seperti biasa

Screenshot LIttle Nightmares III, diambil via PS5 redaksi Duniaku.com. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)
Screenshot LIttle Nightmares III, diambil via PS5 redaksi Duniaku.com. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)

Secara gameplay, Little Nightmares III tidak banyak berubah dari dua game sebelumnya, dan itu bukan hal buruk. Ini sudah jadi identitas serinya.

Bagi pemain yang sudah akrab dengan Little Nightmares I dan terutama Little Nightmares II, semua mekanik dasarnya akan terasa langsung familiar.

Seperti biasa, seri ini minim dialog dan petunjuk langsung. Game tidak pernah secara gamblang memberi tahu apa yang harus kamu lakukan.

Sebaliknya, kamu dituntut untuk mengamati lingkungan, membaca pola gerakan dari makhluk yang jadi ancaman, dan menggunakan logika untuk memecahkan setiap teka-teki. Kadang kamu akan berhasil karena kejelian, kadang juga karena “trial and error”, atau, kalau sudah mentok, mungkin dengan bantuan guide.

Kalau kamu masih ingat bagaimana Mono dan Six bekerja sama di Little Nightmares II, maka konsepnya kini berkembang lebih jauh. Kali ini, kamu bisa memilih siapa yang ingin dimainkan (Low atau Alone) dan karakter satunya akan dikendalikan oleh AI jika kamu bermain solo.

AI companion ini berfungsi mirip seperti Six dulu: membantu memecahkan puzzle, menarik benda, memberi tumpuan, atau bahkan memberikan isyarat tak langsung soal apa yang harus dilakukan. Kadang, ketika musuh berbahaya muncul, AI akan secara spontan berlari atau bersembunyi, memberi sinyal halus bahwa “ini saatnya kabur.”

Meski Low dan Alone sama-sama membawa “senjata” (busur panah dan kunci inggris) jangan harap mereka bisa menggunakannya secara efektif dalam pertarungan langsung.

Di dunia Little Nightmares, ukuran kecil mereka membuat setiap pertemuan dengan musuh terasa seperti pertarungan akal dan refleks, bukan kekuatan. Satu langkah salah, dan kamu bisa langsung berakhir di tangan monster yang mengintai.

Secara garis besar, Little Nightmares III masih mengandalkan dua pilar utama gameplay:

  • Eksplorasi dan Puzzle: kamu harus mencari cara melanjutkan perjalanan dengan mengamati lingkungan, menarik benda, atau memanipulasi mesin.
  • Menghadapi Monster: ada momen battle, tapi awamnya kamu harus selamat bukan lewat pertarungan, melainkan dengan menyelinap, bersembunyi, atau kabur di waktu yang tepat. Bahkan saat kamu harus bertempur pun battle-nya masih seperti puzzle, karena salah gerak sedikit saja Low atau Alone akan mati dalam satu serangan.

Jadi, bagi yang belum pernah menyentuh seri ini sebelumnya, perlu diingat bahwa Little Nightmares bukan game aksi atau horror jumpscare biasa.

Judul ini lebih tepat disebut horror atmosferik dengan elemen puzzle, di mana rasa takut muncul bukan dari kejutan, tapi dari ketegangan, rasa kecil, dan ketidakberdayaan di tengah dunia yang tampak hidup namun salah.

4. Asyiknya co-op

(Dok. Bandai Namco Entertainment Asia, Supermassive Games/Little Nightmares III)
(Dok. Bandai Namco Entertainment Asia, Supermassive Games/Little Nightmares III)

Di Little Nightmares II, hubungan antara Mono dan Six terasa sangat penting, bahkan menjadi inti emosi dari keseluruhan pengalaman bermain.

Karena itu, tak sedikit pemain yang dulu berharap bisa memainkan petualangan tersebut bersama teman, bukan hanya ditemani AI.

Nah, harapan itu akhirnya jadi kenyataan.

Melalui Little Nightmares III, Supermassive Games akhirnya menghadirkan mode co-op penuh: satu pemain berperan sebagai Low, dan satunya lagi sebagai Alone.

Dan hasilnya… sangat menarik.

Sudah saya sebutkan sebelumnya, kalau kamu bermain solo, maka karakter kedua akan dikendalikan oleh AI.

AI di sini bekerja cukup cerdas. Meski tidak selalu membantu saat kamu benar-benar buntu mencari solusi, ia akan bereaksi cepat dan akurat begitu situasinya jelas.
Misalnya, ketika kamu perlu menembak saklar di luar jangkauan, atau memutar tuas untuk membuka pintu, AI akan melakukannya dengan presisi yang meyakinkan.

Namun, jika kamu memilih untuk bermain bersama teman, di sinilah pengalaman Little Nightmares III benar-benar hidup. Tiba-tiba, semua aksi jadi terasa lebih… manusiawi.

Usaha menembak saklar, memutar mesin, atau kabur dari monster bisa berjalan mulus atau justru penuh kekacauan dan teriakan panik tergantung seberapa kompak kalian berdua.

Uniknya, game ini tidak memiliki voice chat bawaan.

Jika kamu bermain tanpa komunikasi, atmosfernya bisa terasa jauh lebih sunyi, menegangkan, dan menambah sensasi “terisolasi” yang menjadi ciri khas Little Nightmares.

Namun tentu saja, kamu bisa tetap berkoordinasi menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Discord. yang justru membuka peluang interaksi seru dan kocak di tengah suasana gelap nan menegangkan.

Hal paling menonjol saat bermain Little Nightmares III dalam mode co-op adalah partnermu kini tidak lagi sempurna.

Biar saya jelaskan lewat contoh di level pertama, Necropolis.

Di sini ada momen “battle” ketika Alone dan Low diserang oleh segerombolan serangga.

Ketika saya pertama kali main solo, Low yang dikendalikan AI menembaki para serangga dengan efisiensi nyaris sempurna. Setiap sasaran jatuh dengan momentum ideal, memberi saya (sebagai Alone) waktu untuk maju dan menghantam mereka dengan kunci inggris.

Kalau kami gagal, biasanya itu murni karena kesalahan saya sendiri yang terlambat menindaklanjuti celah yang sudah dibuka AI.

Tapi saat mencoba mode co-op online, semuanya berubah.

Low kali ini dikendalikan oleh teman saya, dan mendadak semuanya jadi jauh lebih… manusiawi. Timing tembakan bisa jadi lebih ngawur, koordinasi bisa jadi kacau, dan momen yang tadinya tegang berubah jadi campuran panik dan tawa di voice chat Discord.

Ada juga momen di Necropolis ketika kami harus kabur dari kejaran boneka bayi raksasa. Kalau bermain solo, partner AI akan bereaksi sempurna, berlari, melompat, dan menavigasi rintangan tanpa kesalahan sedikit pun. Artinya, kalau kamu mati di mode solo, itu murni karena kamu sendiri yang gagal.

Namun di co-op, hasilnya tidak selalu seideal itu. Kadang kamu sudah berhasil melompat dengan sempurna, tapi temanmu justru tersandung dan mati tertimpa batu.
Kadang juga sebaliknya dia sudah aman di area selanjutnya, dan kamu yang malah gagal menyeberang dan jatuh ke jurang.

Dalam mode eksplorasi biasa, kematian satu pemain tidak langsung mengakhiri permainan; pemain lainnya masih bisa melanjutkan sambil menunggu yang mati respawn.

Tapi dalam segmen pelarian atau saat menghadapi makhluk seperti boneka bayi raksasa, jika satu pemain mati, maka segmen otomatis diulang dari checkpoint.
Artinya, satu kesalahan kecil bisa menyeret kalian berdua, dan di situlah letak serunya.

Setelah itu, kalian bisa saja ngakak bareng, saling menyalahkan dengan nada bercanda, atau justru kesal bareng ke gamenya. Namun bagi saya, di situlah daya tarik terbesar Little Nightmares III versi co-op: setiap keberhasilan dan kegagalan terasa lebih hidup, lebih spontan, dan lebih personal.

Selain itu tentu kalau kamu main co-op, ada satu aspek yang tidak ada kalau main solo: pemain kedua bisa memberi input! Jadi ada dua orang yang mengamati sekeliling.

Sementara karakter AI bisa hanya diam saja kalau kamu kebingungan harus ngapain, jika kamu co-op tentu kamu bisa diskusi dulu soal kenapa kalian buntu. Dan kamu kalau pakai Discord bisa bertukar pikiran soal gimana solusi puzzle, atau apakah ada jalan yang tidak kalian lihat. Terkadang, jalan yang begitu jelas untuk satu pemain

Fitur co-op ini membuat Little Nightmares III terasa lebih sosial dan fleksibel dibanding dua game sebelumnya. Kamu bisa menjadikannya mabar santai dengan teman dekat, atau bahkan kolaborasi menarik untuk streaming, karena dinamika komunikasi, kepanikan, dan kekonyolan yang muncul di tengah kegilaan The Spiral menciptakan momen tak terduga, campuran antara ketegangan, tawa, dan rasa takut yang menyenangkan.

5. Limitasi co-op

Screenshot Little Nightmares III. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)
Screenshot Little Nightmares III. (Dok. Supermassive Games/Little Nightmares III)

Meski fitur co-op jadi sorotan utama Little Nightmares III, ada beberapa batasan penting yang perlu kamu tahu sebelum bermain.

Pertama, mode co-op hanya bisa dimainkan secara online, tidak ada opsi offline atau couch co-op. Jadi, kamu dan temanmu harus sama-sama terhubung ke internet untuk bisa menjelajahi The Spiral bersama.

Kedua, cross-gen play (misalnya antara PS4 dan PS5, atau Xbox One dan Xbox Series X|S) belum tersedia saat peluncuran.
Namun, menurut FAQ resmi di situs Bandai Namco Entertainment Asia, pengembang masih mempertimbangkan untuk menambahkannya di masa mendatang, meski belum bisa memberikan kepastian kapan.

Terakhir, cross-platform antar konsol berbeda (seperti PlayStation ke Xbox, atau PC ke Switch) tidak didukung.

Dengan kata lain, kamu tetap bisa menikmati co-op bersama teman, tapi pastikan kalian bermain di platform yang sama dan memiliki koneksi stabil agar pengalaman mimpi buruk di The Spiral tetap berjalan lancar.

Ada juga satu hal penting yang sering luput dari perhatian: save file di mode co-op punya aturan tersendiri.

Game yang dimulai dalam mode co-op harus diselesaikan di co-op dengan dua pemain yang sama.

Artinya, kamu tidak bisa berpindah dari solo ke co-op (atau sebaliknya) menggunakan save file yang sama.

Kalau kamu memulai permainan dengan teman, lalu suatu hari temanmu sibuk dan kamu ingin melanjutkan sendirian, sayangnya, itu tidak bisa dilakukan dengan file yang sama.

Untungnya, Little Nightmares III menyediakan hingga delapan slot save. Jadi, kalau kamu ingin mencoba sesi solo setelah bermain co-op, cukup buat save file baru tanpa mengganggu progress sebelumnya.

Satu hal lain yang perlu kamu perhatikan: save file disimpan di sisi pemain yang membuka sesi (host).

Kami sudah membuktikannya sendiri. Dalam sesi pertama, saya bermain bersama rekan saya, Daniel. Saya yang membuka sesi dan mengundangnya untuk bergabung.
Ketika kami mencoba bermain lagi, kali ini Daniel yang mengundang saya, dan ternyata kami harus memulai ulang dari awal, karena save file sebelumnya tersimpan di akun saya sebagai host.

Jadi, kalau kamu berencana main co-op dengan teman, pastikan siapa yang akan jadi host utama, terutama kalau kalian ingin melanjutkan progres di sesi berikutnya.

6. Little Nightmares III adalah game yang memikat, dan co-op memberi lapisan tambahan

(Dok. Bandai Namco Entertainment Asia, Supermassive Games/Little Nightmares III)
(Dok. Bandai Namco Entertainment Asia, Supermassive Games/Little Nightmares III)

Seri Little Nightmares selalu punya daya tarik tersendiri. Baik di game pertama maupun di Little Nightmares II, pengalaman yang ditawarkan terasa unik: mencekam, menekan, tapi juga emosional. Ada sensasi frustrasi ketika kita merasa terjebak di puzzle, tapi di saat yang sama kita terpesona oleh gaya visualnya yang kelam dan surealis, perpaduan antara mimpi buruk dan keindahan yang aneh.

Meski minim dialog, kedua game sebelumnya berhasil menyampaikan cerita yang menyayat hati hanya lewat aksi dan gestur, tanpa perlu banyak kata. Banyak momen kecil yang justru membekas lama di benak pemain, dan menunjukkan penokohan mereka.

Kini, Little Nightmares III membuka kesempatan bagi dua orang sekaligus untuk merasakan pengalaman itu bersama. Kalian bisa memecahkan puzzle bersama, panik bareng saat dikejar monster, atau berdiskusi sengit soal bagaimana caranya keluar dari situasi yang terasa buntu.

Momen-momen yang dulu kita alami sendirian kini bisa jadi pengalaman kolaboratif yang penuh tawa, frustrasi, dan rasa takut bersama. apalagi jika kalian cukup kompak untuk menamatkannya sampai akhir.

Namun, bagi yang lebih suka bermain sendiri, game ini tetap menawarkan pengalaman yang solid! Versi solo-nya tetap imersif dan intens, meski terasa relatif singkat jika kamu hanya fokus menamatkan level tanpa mencari collectible seperti boneka tersembunyi. Walau tentu, kamu bisa saja mengulang dari awal namun dengan tokoh berbeda! Karena Low dengan busur dan panahnya bisa memberi pengalaman beda dari Alone dengan kunci inggrisnya.

Selain untuk penggemar game horor-puzzle, saya juga merekomendasikan Little Nightmares III untuk streamer dan kreator konten. Sensasi co-op yang penuh dinamika (antara teamwork, kepanikan, dan kebingungan memecahkan puzzle) bisa menciptakan banyak momen seru dan tak terduga, baik bagi pemain maupun penonton.

Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah kamu lebih tertarik menjelajahi Nowhere sendirian, atau menantang mimpi buruk ini bersama teman?

Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Game

See More

Panduan Memainkan Miary Zo Tekken 8, Adil dengan Banyak Gimmick

04 Des 2025, 12:00 WIBGame