Coffee Talk Sukses Terjual 40 Ribu Kopi dan Untung Rp. 7,6 Miliar
Ironisnya hanya 1% jumlah pembeli dari Indonesia
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Game Coffee Talk dari Toge Production berhasil meraih kesuksesan. Belum lama ini game visual novel tersebut meraih predikat sebagai salah satu Top Steam Releases di bulan Januari 2020. Coffee Talk bersanding sejajar dengan game AAA lain dari luar negeri.
Kenapa Coffee Talk bisa menjadi salah satu game Steam terlaris di bulan Januari lalu? Seberapa sukses game buatan developer Indonesia ini?
1. Catatan penjualan fantastis
Dalam rilis persnya, Toge Productions mencatatkan rekor penjualan fantastis untuk game Coffee Talk. Rilis tanggal 29 Januari di PC, PS4, Xbox One, dan Nintendo Switch, Coffee Talk meraih keuntungan sebesar Rp. 7,6 Miliar!
Angka fantastis tersebut merupakan gabungan dari hasil penjualan di keempat platform di atas. Juga secara gabungan, Coffee Talk telah terjual sebanyak 40 ribu kopi di seluruh dunia. Pencapaian yang sangat hebat, bukan?
Baca Juga: Game Coffee Talk Toge Productions Jadi Top Steam Release Bulan Januari
2. Soundtrack pun turut laris
Selain itu, soundtrack dari game Coffee Talk pun tak kalah laris di pasaran. Digubah oleh komposer musik sekaligus product manager Toge Productions, Andrew Jeremy, album soundtrack Coffee Talk menampilkan musik jazz lo-fi yang sangat cocok dipadukan dengan setting game di sebuah kedai kopi di kota Seattle.
Album soundtrack Coffee Talk menempati posisi 74 di tangga Top 200 Relases Japan Soundtrack di iTunes. Selain itu album ini juga menduduki peringkat 7 Top Releases Indonesia All Genres di Deezer. Menurut Spotify, lagu populer dari album ini adalah "Moon Bright", "A Day with Coffee", dan "Tenderhearted".
3. 99% penjualan dari luar negeri
Melalui akun Facebook pribadinya, CEO dan founder Toge Productions Kris Antoni membeberkan statistik penjualan game Coffee Talk. Ternyata 99% penjualan berasal dari luar negeri, dimana Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang menduduki posisi 3 besar. Indonesia sendiri hanya menyumbang 1% total penjualan Coffee Talk.
Memang harus diakui apabila Coffee Talk merupakan sebuah game yang sangat niche di pasar Indonesia. Meski demikian, baik developer dan gamer di Indonesia harus saling menyadari peran masing-masing dalam memajukan industri game Indonesia; tidak bisa berat sebelah.
Kamu sendiri sudah mencoba game Coffee Talk? Apa yang membuat kamu suka dengan game tersebut?