5 Fitur yang di Game RPG Offline Biasa, di Game RPG Gacha Dipersulit

- Game RPG offline memiliki ending yang jelas dalam waktu 30-60 jam, berbeda dengan RPG gacha yang dirancang untuk terus berjalan selama bertahun-tahun.
- RPG offline dapat dimainkan tanpa koneksi internet, sementara RPG gacha umumnya selalu online dan membutuhkan koneksi aktif.
- Grinding dan rekrut karakter lebih mudah di RPG offline, sementara di RPG rekrut karakter butuh gacha.
Sebagai jurnalis yang mengulik dunia game dan pop culture, saya sering memainkan baik RPG offline maupun RPG gacha untuk keperluan review dan menulis strategi.
Saya benar-benar menikmati keduanya. Misalnya, saya bisa saja tenggelam beberapa jam dalam Clair Obscur: Expedition 33, lalu beralih login ke Wuthering Waves untuk mengasah dan memperkuat karakter saya.
Namun, bagi gamer yang aktif di kedua jenis RPG ini, jelas terasa ada fitur-fitur yang di RPG offline terasa biasa dan wajar, tapi di RPG gacha justru dibuat jauh lebih rumit dan penuh batasan.
Berikut ini beberapa contohnya!
1. Game RPG offline bisa tamat dengan mudah

Salah satu kemewahan utama RPG offline adalah: punya ending yang jelas. Mainkan saja sekitar 30 hingga 60 jam, tergantung panjang cerita, tingkat kesulitan, dan seberapa niat kamu mengeksplor atau mengoleksi segalanya, dan kamu bisa menamatkan game-nya dengan puas.
Berbeda dengan RPG gacha yang dirancang untuk terus berjalan selama bertahun-tahun. Cerita utamanya bisa butuh waktu lama untuk mencapai klimaks, dengan progress yang terbagi dalam update per bulan atau per musim.
Lebih parah lagi, kalau game-nya terkena end of service (EoS) sebelum mencapai akhir cerita, pemain bisa ditinggalkan tanpa penutup yang memuaskan. Bayangkan mengikuti cerita bertahun-tahun hanya untuk melihat segalanya berakhir dengan notifikasi penutupan server.
2. ...tentu saja, game rpg offline bisa main tanpa koneksi internet

Ini salah satu ciri paling mendasar dari RPG offline, bisa dimainkan kapan saja, di mana saja, tanpa perlu internet. Selama game-nya sudah ter-install dan di-update, kamu bisa menikmati petualangan sekelas Clair Obscur: Expedition 33 tanpa perlu khawatir soal sinyal atau kuota.
Bahkan untuk game yang lebih jadul, seperti generasi PS2 ke bawah, kamu tak perlu mikir download update dan sejenisnya. Game-nya memang dirancang dimainkan offline.
Sebaliknya, RPG gacha umumnya selalu online. Sekalinya koneksi internet terputus (entah karena sinyal hilang, Wi-Fi bermasalah, atau server error) game akan langsung menendangmu keluar. Bahkan untuk sekadar membuka menu pun, kamu tetap butuh koneksi aktif.
3. Grinding lebih mudah di RPG offline

Kalau kamu ingin memperkuat karakter di RPG offline, caranya simpel: tinggal cari musuh, kalahkan, dan dapatkan skill point atau experience point secara langsung. Tidak perlu repot mencari item khusus atau bahan langka.
Kalau mau memperkuat senjata, biasanya kamu cuma perlu kumpulkan uang dan material, lalu bawa ke blacksmith untuk upgrade, beres!
Sedangkan di RPG gacha, naik level karakter biasanya tidak cukup dengan mengalahkan musuh biasa. Kamu butuh item khusus untuk meningkatkan EXP, dan cara utama mendapatkannya adalah melalui aktivitas yang memakai energi terbatas, yang proses refill-nya bisa lama.
Kalau mau lebih cepat, kamu harus mengeluarkan kristal atau mata uang premium yang sebenarnya juga bisa dipakai buat gacha. Jadi, untuk grinding cepat, kadang kamu harus ngeluarin mata uang yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal lain.
Bahkan bisa saja pemain yang lebih tidak sabaran mengeluarkan uang beneran buat beli kristal supaya bisa grinding lebih lama dan tetap punya cukup mata uang untuk gacha.
Singkatnya, grinding di RPG offline jauh lebih straightforward dan tanpa batasan dibanding game gacha yang penuh sistem pembatasan energi dan item khusus.
4. Rekrut karakter lebih mudah di RPG offline

Di RPG offline, cara mendapatkan karakter biasanya simpel: tinggal mainkan saja game-nya.
Karakter-karakter penting dalam cerita biasanya otomatis bergabung seiring progress. Mereka umumnya sudah cukup kuat untuk menghadapi konten akhir game, asalkan kamu terus meningkatkan kemampuan dan perlengkapan mereka, atau memilih skill yang tepat untuk mereka.
Kalau ada karakter rahasia, seperti Vincent Valentine atau Yuffie di Final Fantasy VII orisinal, kamu tinggal ikuti panduan atau langkah-langkah tertentu. Selama kamu mengikuti instruksi dengan benar, pasti bisa merekrut mereka tanpa masalah.
Berbeda dengan RPG gacha, di mana karakter-karakter optimal dan meta untuk konten endgame umumnya hanya bisa didapat lewat gacha. Bahkan sering kali mereka hadir dalam banner limited, artinya kalau kamu kelewatan saat event itu, kamu harus menunggu re-run yang bisa saja baru muncul berbulan-bulan kemudian.
Sementara itu karakter yang bisa kamu dapat gratis awamnya ya sudah terasa tertinggal kemampuannya dibanding versi premium setelah beberapa waktu.
5. Dapat senjata lebih mudah di RPG offline

Di RPG offline, kamu biasanya bisa mendapatkan senjata yang cukup kuat hanya dengan grinding uang dan membelinya di toko. Kalau kamu beli senjata ini di area baru, statistik senjatanya biasanya sudah lebih tinggi dari senjata sebelumnya, jadi cukup dengan usaha yang konsisten, perlengkapanmu akan terus meningkat.
Memang ada juga game di mana senjata terkuat tiap karakter punya cara khusus untuk didapat, misalnya menjelajahi dungeon rahasia, mendapatkan drop langka dari musuh kuat, atau mengalahkan boss rahasia. Tapi setidaknya, jalurnya jelas dan bisa diusahakan dengan strategi dan eksplorasi.
Sementara itu, di RPG gacha, untuk mendapatkan senjata utama karakter biasanya wajib melalui gacha juga.
Bayangkan, kamu harus gacha dulu untuk merekrut karakternya, lalu harus gacha lagi untuk mendapatkan senjata andalan mereka. Bisa bikin pusing dan cepat menguras resource, kan? Ujung-ujungnya kadang pemain harus keluar uang ekstra supaya bisa dapat karakter plus senjata andalan mereka.
Nah itu lima fitur yang di game RPG offline biasa, di game gacha dipersulit.
Kalau kamu hanya pernah main game RPG gacha, coba mainin game RPG offline juga deh dan rasakan sensasinya.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!