Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayan

Presentasi ala anime adalah kekuatan utama game ini!

Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayan

Dragon Ball Z: Kakarot sudah dirilis. Saat preview dulu, game yang satu ini mencuri perhatian karena dijanjikan sebagai game Dragon Ball... tapi RPG! Jadi gimana tuh? Simak review Dragon Ball Z: Kakarot berikut ini!

1. Presentasi ala anime yang unik

Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayanduniaku.com/Fahrul Razi Uni Nurullah

Saat saya main DBZ: Kakarot, yang mencuri perhatian saya sudah tentu adalah presentasi ala animenya. Video opening-nya adalah lagu "Cha-la Head Cha-la" yang ikonik itu, dengan adegan yang mengikuti dengan setia animasi aslinya. Pengisi suaranya adalah para pengisi suara anime aslinya.

Bahkan, kalau kamu menyelesaikan suatu alur besar, kamu akan disuguhi juga "episode yang akan datang" di mana Goku memberi preview apa yang akan terjadi. Beneran seperti memainkan episode anime. 

2. Mekanik pertempuran yang sebenarnya potensial, tapi sering terasa jenuh

Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayanduniaku.com/Fahrul Razi Uni Nurullah

Pada dasarnya, Dragon Ball Z: Kakarot ini memang game RPG. Kamu bebas berkelana di dunia Dragon Ball, yang kini dipenuhi dengan orb, dinosaurus, base Red Ribbon, dan banyak lagi. 

Terkadang kamu akan bertempur. Pertempurannya ada yang memang terjadi karena tuntutan cerita, ada juga yang terjadi karena random encounter. Yep, di dunia Kakarot ini, kamu kadang akan menemukan musuh acak seperti robot-robot tengkorak yang berkeliaran. 

Mekanik pertempuran Kakarot disajikan sebagai arena battle 3-D, di mana kamu bisa menembakkan proyektil ki serta baku hantam dengan berbagai teknik. Seiring berjalannya game, kamu bisa mengatur sendiri skill-skill karaktermu. Terutama karena transformasi dan jurus-jurus mereka memang akan bertambah terus seperti di cerita aslinya. 

Setelah mencobanya berjam-jam, kesimpulan saya soal mekanik ini adalah: dalam pertarungan tertentu, di mana tingkat kesulitan musuhnya memang berat, kamu akan merasakan tantangan dan keasyikkan tersendiri. Bisa mengatasi musuh yang berat memberikan sensasi kepuasan yang menyenangkan. 

Namun kalau kamu mencoba grinding dan melawan musuh remeh, atau menghadapi musuh dalam pertarungan filler, mekanik pertarungan ini terasa membuat jenuh juga. Kamu akan merasakan kebanyakan pertarungan terasa begitu saja. 

Baca Juga: Nantikan! Preview Episode Dragon Ball Z Kembali di DBZ Kakarot!

3. Dunia luas yang menarik untuk eksplorasi

Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayanduniaku.com/Fahrul Razi Uni Nurullah

Namanya juga game RPG, kamu bebas berkeliling dunia Dragon Ball saat memainkan game ini. Kamu mau jalan-jalan beli obat atau makanan setelah Yamcha mati? Silakan, bahkan kalau kamu tidak melakukan itu, mungkin kamu akan kesulitan saat duel lawan Vegeta. 

Kalau dari segi dunia sih game ini benar-benar sukses menyajikan dunia Dragon Ball yang liar dan penuh warna itu. Bumi yang fantastis dengan makhluk ajaib seperti dinosaurus berkeliaran. Bahkan, kalau kamu jeli, kamu bisa menemukan karakter lain seperti Launch di world map. 

Tidak semua karakter familier ini memberikan sidequest. Tapi menarik juga berinteraksi dengan tokoh-tokoh yang seharusnya tidak berperan pada alur yang sedang kamu jalani. 

4. Sajikan kembali cerita animenya, kali ini dilengkapi filler

Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayanduniaku.com/Fahrul Razi Uni Nurullah

Dragon Ball Z: Kakarot ini memiliki durasi main 40 jam. Alurnya bisa sepanjang itu karena kamu akan merasakan cerita Dragon Ball Z mulai dari kedatangan Raditz sampai dengan melawan Buu! 

Selain itu, ada filler juga yang akan kamu hadapi. Seperti misalnya saat Piccolo melatih Gohan, Piccolo akan terlebih dahulu latih tanding dengan Yamcha, Krillin, serta Tien dan Chiaotzu juga. 

Tambahan ini bersifat filler karena ya pada akhirnya ceritanya tidak akan berubah. Apapun yang kamu lakukan, Piccolo akan tewas karena melindungi Gohan dari Nappa. Sebaik apapun kamu menghajar Saibamen, kemudian Yamcha akan mati. 

Karena ini, saya yang sudah tahu semua cerita Dragon Ball Z sejak tahun 1999 ini pun kadang justru lebih menikmati alur sampingannya. Seperti alur sidequest Arale yang bisa kamu mainkan setelah menyelesaikan game

5. Pada dasarnya game-nya biasa saja, tapi penggemar Dragon Ball bisa dimanjakan

Review Dragon Ball Z: Kakarot, Game RPG Dragon Ball yang Hanya Lumayanduniaku.com/Fahrul Razi Uni Nurullah

Secara keseluruhan, apakah Dragon Ball Z: Kakarot adalah game yang bagus? Dengan mekanik pertempuran dan jenis musuh yang bisa membuat jenuh, dunia yang lumayan, visual ala anime yang oke tapi tidak istimewa, game ini sebenarnya terasa oke saja. Dari kategori RPG Jepang saja banyak judul yang mengunggulinya. 

Nilai jual utama game ini sih ya tentu saja unsur Dragon Ball Z-nya, serta presentasi animenya. Kisah Dragon Ball yang disajikan memang dipotong-potong serta ditambahi filler, tapi kamu masih akan tetap merasakan emosi dan keasyikkan dari momen seperti perubahan transformasi pertama Super Saiyan Goku serta bangkitnya kekuatan Gohan di alur Cell. 

Bagi saya sih, game ini layak dapat 3,5 dari 5 bintang. 

Demikian review Dragon Ball Z: Kakarot versi saya. Gimana menurut kamu?

Baca Juga: Nostalgia! Opening Dragon Ball Z Kakarot Pakai Lagu Jadul Anime DBZ!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU