Bukan Lagi Primadona! Ini Beberapa Alasan Punahnya Rental PS
Rental PS menuju kepunahan!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dulu, saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, rental PS merupakan sebuah tempat yang sangat ramai ketika hari libur datang. Bahkan tidak hanya hari libur, rental PS kerap didatangi pengunjung meskipun hari biasa.
Saking penuhnya, kita yang ingin bermain game di rental PS harus menyiapkan opsi tempat bila rental PS yang ingin kita datangi sedang full. Kehadiran rental PS kala itu begitu banyak, terkadang jarak antara rental PS yang satu dengan yang lainnya tidak sampai satu kilometer.
Tapi sayangnya, tahun demi tahun rental PS semakin menghilang dari sudut-sudut kota. Keberadaannya menjadi seperti barang langka dan keberadaan rental PS sekarang dianggap hal yang sangat tabu. Saya berbicara mengenai hal ini berdasarkan realita karena di dekat rumah saya ada sebuah rental PS, tapi usianya tidak lebih dari empat bulan. Ya, belum empat bulan, rental PS tersebut sudah gulung tikar.
Dengan semakin jarangnya rental PS, Duniaku.net tertarik untuk membahas soal sebab punahnya rental PS. Memang faktor dan sebab punahnya rental PS ada banyak sehingga kita akan membahasnya satu per satu. Yuk, tanpa basa-basi lagi, langsung sajha kita bahas mengenai sebab punahnya rental PS, cekidot!
Sebab punahnya rental PS yang pertama mungkin karena harga sewanya yang mahal. Seperti yang kita ketahui, khususnya bagi yang pernah merasakan bermain di rental PS1 atau PS2, harga sewanya tergolong murah. Dulu ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, sekitar tahun 2001, harga sewa PlayStation 1 sekitar 3000 hingga 4000 rupiah per jam. Baru ketika PlayStation 2 datang, harga sewa PS1 bisa sekitar 2500 rupiah per jam dan untuk PS2 bisa sekitar 3500 rupiah per jam.
Untuk sebagian anak, harga sewa segitu bisa dibilang cukup terjangkau. Mereka bisa menabung dari uang jajan sekolah dan bermain di rental PS ketika hari libur datang. Tidak heran di tahun 2000 hingga tahun 2007, rental PS masih sangat banyak menghiasi sudut-sudut ibu kota. Sederet ruko maupun warung sederhana kerap dijadikan rental PS. Pamor rental PS mulai menurun ketika PlayStation 3 hadir.
Para pengusaha rental seakan bingung menentukan tarif ketika PlayStation 3 mereka disewa. Maklum, kala baru pertama kali diluncurkan, PlayStation 3 memiliki harga jual yang cukup tinggi yakni di atas 2,5 juta rupiah. Selain itu mesin PS3 juga rumit sehingga bila rusak maka akan keluar biaya yang cukup besar. Saat PlayStation 3 baru meluncur, harga sekali sewa per jam bisa sampai 7000 rupiah! Tentu ini merupakan hal yang memberatkan, terutama bagi kalangan pelajar.
Rental PS yang sejatinya diisi oleh kalangan pelajar pada akhirnya ditinggalkan begitu saja karena biaya sewa yang mahal. Bahkan di era PlayStation 4, harga sewa melonjak lebih tinggi yakni 10.000 rupiah per jam. Tarif yang tidak lagi bisa ditoleransi pada akhirnya membuat satu per satu usaha rental PS tumbang.
Sumber: ValueWalk[/caption]
Saat ini masyarakat bisa dibilang memiliki perilaku yang berbeda. Dulu, masyarakat lebih memilih untuk menyewa dibandingkan memiliki. Khususnya para orang tua, mereka memperbolehkan anak-anaknya untuk bermain di rental PS dalam waktu yang lama (kecuali orang tua saya, hahaha). Tapi sekarang, disaat pendidikan sudah semakin tinggi dan rasa untuk melakukan privatisasi juga meninggi, para orang tua lebih memilih untuk membelikan anaknya konsol daripada bermain di rental.
Selain cost yang dikeluarkan akan lebih besar, para orang tua sekarang juga lebih protektif kepada anaknya. Mereka takut bila anaknya bermain di rental akan menimbulkan hal-hal negatif karena mereka sulit untuk mengontrolnya. Hal inilah yang kemudian membuat para pelajar atau anak-anak tidak lagi bermain di rental dan akhirnya rental menjadi sepi. Dinamika sosial dan pola pikir yang berubah itulah yang akhirnya membuat rental PS tumbang satu per satu.
Untuk orang yang sudah dewasa, pilihan untuk membeli konsol juga dianggap tepat. Mereka bisa bermain bebas tanpa hambatan dan juga tentunya memiliki sebuah barang lebih baik dibandingkan menyewa. Dibangingkan mengeluarkan uang 10.000 rupiah per jam, orang yang sudah berpenghasilan lebih memilih mengeluarkan uang 3,8 juta rupiah tapi mereka bisa memiliki konsol tersebut. Itulah faktor kedua mengapa sebab punahnya rental PS.
Oiya jangan lupa, saat ini ekonomi dari masyarakat juga sudah semakin maju sehingga kesadaran akan memiliki konsol menjadi lebih tinggi dibandingkan dulu. Saya masih ingat betul bagaimana hebohnya para tetangga saya ketika saya punya konsol PS1. Tapi sekarang, siapa yang peduli saya punya konsol PS4? Mereka semua bisa membelinya.
Ada apalagi ya sebab punahnya rental PS? Yuk langsung pindah ke halaman selanjutnya!
Salah satu sebab punahnya rental PS adalah karena lingkungan yang tidak lagi memberkati. Dulu, meskipun usaha rental PS masih dianggap sebagai tempat negatif, tapi lingkungan tidak begitu mempedulikannya. Paling hanya ada satu atau dua orang saja yang protes terhadap berdirinya rental PS. Maklum, rental PS sering dijadikan tempat untuk bolos sekolah, merokok, atau berbagai hal negatif lainnya.
Kesadaran dan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi akhirnya membuat lingkungan kini tidak lagi bersahabat bagi para pengusaha rental PS. Teman saya pernah berkata bahwa usaha rental PSnya harus tutup dikarenakan diprotes oleh warga sekitar dan tetangga saya pun demikian, pernah tutup usaha rental PSnya dikarenakan protes dari warga juga. Para warga merasa terganggu dikarenakan anak-anak mereka akan sering main ke rental PS daripada di rumah ketika libur.
Belum lagi orang tua juga memikirkan bahwa nilai anaknya akan turun karena terlalu sering main di rental PS. Sanksi dari lingkungan inilah yang akhirnya mau tidak mau berdampak pada eksistensi sang rental itu sendiri. Di lingkungan saya, setidaknya telah ada tiga rental PS yang tutup dikarenakan masalah protes dari warga ini.
Addiction and dependency concept. Young man with pad joystick playing games. Male addicted to console playstation videogames.[/caption]
Sebab punahnya rental PS selanjutnya adalah dikarenakan persaingan usaha yang semakin ekstrem. Dulu, rental PS hanya bersaing dengan warnet saja karena kedua tempat itu merupakan tempat yang digemari oleh pelajar. Tapi sekarang, rental PS harus bersaing dengan usaha lainnya misalnya seperti cafe. Karena para pelajar sekarang sudah mengubah polanya dan mereka lebih sering menghabiskan waktu di cafe untuk mengobrol bersama teman-teman.
Selain itu yang kedua, harus diakui warnet juga masih menjadi pesaing terberat dari para pengusaha rental PS. Harga sewa warnet bisa dibilang konstan dari zaman ke zaman. Sedangkan sewa rental PS malah semakin meningkat dari masa ke masa. Semakin canggih PS, maka harga sewa akan semakin mahal. Inilah yang kemudian membuat warnet lebih ramai dibandingkan rental PS. Meski jumlahnya tidak banyak seperti dulu, warnet seakan tetap memiliki pelanggan setia.
Persaingan usaha yang semakin gila inilah yang akhirnya menyingkirkan usaha rental PS dari sudut-sudut ibu kota. Konsistensi sewa warnet dan banyaknya tempat nongkrong menjadi faktor yang mengalahkan bisnis rental PS.
Nah, sepertinya itulah beberapa sebab punahnya rental PS. Memang patut disayangkan dengan punahnya rental PS saat ini. Mengingat rental PS merupakan sebuah memori indah bagi anak-anak generasi 90-an. Tapi begitulah hidup, kita tidak tahu hal apa yang bakal berubah di masa mendatang. Seperti halnya rental PS yang kurang diminati saat ini.
Diedit oleh Doni Jaelani