Review Glass: Sisi Manusiawi Film Superhero Versi Shyamalan

Pada tahun 2000, M. Night Shyamalan membuat sebuah film berjudul
Unbreakable
. Dalam film tersebut diceritakan kalau David Dunn (Bruce Willis), adalah seorang
superhero
dengan kekuatan fisik yang luar biasa dan hanya lemah terhadap air. Sementara itu Elijah Price (Samuel L. Jackson), hadir sebagai sosok
villain
yang rela membunuh ratusan orang demi mencari orang yang akan menjadi musuh besarnya.
17 tahun kemudian, M. Night Shyamalan melengkapi
Unbreakable
dengan
Split
. Dari film tersebut kita mendapatkan sosok
super villain
baru yang bernama Kevin Wendell Crumb (James McAvoy). Crumb digambarkan memiliki puluhan kepribadian yang salah satunya adalah The Beast yang merupakan “evolusi” selanjutnya dari manusia.
Glass-1.jpg" alt="" width="800" height="533"/>
Pada awal tahun 2019 ini, dunia
Unbreakable
kembali diperluas dengan hadirnya
Glass
, yang merupakan judul pamungkas dari trilogi
superhero
dari M. Night Shyamalan.
Kisah Glass
Glass
akan membawa kita maju dua tahun dari
event
yang terjadi di
Split
, The Beast masih berkeliaran, sementara Dunn juga masih “berjalan-jalan” demi melindungi kota Philadelphia dari berbagai kejahatan kecil. Sebagai tambahan, Dunn juga mencari-cari The Beast yang masih menculik gadis-gadis di jalanan.

Pada suatu kesempatan, Dunn akhirnya bertemu dengan Crumb. Dalam visinya, Dunn mendapati kalau Crumb masih mengurung korban lainnya di sebuah pabrik batu bata yang sudah lama tidak beroperasi. Tanpa ragu-ragu Dunn mendatangi pabrik batu bata tersebut dan membebaskan keempat gadis yang ditawan Crumb.

Ternyata Dunn agak sedikit terlambat, sebab The Beast sudah bangkit dan keduanya langsung baku hantam demi saling menjatuhkan. Dalam perkelahian tersebut, Dunn berhasil membawa The Beast ke luar pabrik. Ternyata di sana mereka sudah disambut oleh Dr. Ellie Staple (Sarah Paulson).
Dengan menggunakan teknologi Dr. Ellie berhasil meredam The Beast dan membuat Dunn bertekuk lutut. Keduanya lantas dibawa ke rumah sakit jiwa. Lebih lanjut Dr. Ellie bercerita kalau dia adalah dokter spesialis yang menangani pasien-pasien “gila” yang merasa memiliki kekuatan super.

Dunn dan Crumb dikurung dalam ruangan yang berbeda dengan keamanan yang disesuaikan dengan kelemahan mereka masing-masing. Dunn berhadapan dengan kamar yang dipenuhi pipa air, sementara Crumb berisikan sinar pengejut yang akan mengacaukan kepribadian yang sedang aktif.
Keadaan semakin rumit saat Dr. Ellie membawa Elijah Price ke hadapan Dunn dan memperkenalkannya sebagai salah satu pasiennya.
Sudut Pandang Mr. Glass
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kamu paham
color code
dari dunia
superhero
M. Night Shyamalan. Dalam berbagai poster yang ditampilkan, terlihat kalau Dunn mengenakan warna hijau, Crumb oranye, dan Elijah adalah ungu.
Warna-warna tersebut memiliki sebuah arti. Hijau diartikan sebagai pelindung kehidupan, sementara itu oranye diartikan sebagai utusan langit yang melindungi orang-orang yang tertindas, dan terakhir adalah ungu sebagai kualitas raja atau seorang
mastermind
.

Karena film ini berjudul
Glass
, maka sepanjang film kita akan disuguhi isi pikiran Elijah baik yang tersirat maupun yang tersurat. Perjalanan menuju isi pikiran Mr. Glass tidak berlangsung cepat, selama beberapa bagian film kamu juga diajak untuk mengenali berbagai masa lalu yang membentuk ketiga orang istimewa ini.
Kamu akan diajak maju-mundur ke dalam berbagai peristiwa yang melahirkan ketiga tokoh utama. Bahkan kamu juga diajak menganalisa masalah mereka dari sudut pandang sains. Sudut pandang ini timbul karena Dr. Elie terlibat dalam berbagai momen meyakinkan yang membuat mereka gamang akan kekuatan masing-masing dan menjadikan mereka lebih manusiawi ketimbang film
superhero
biasa.

Secara karakter, James McAvoy, kembali berakting dengan gemilang. Walaupun sebenarnya ada kesan diumbar untuk bagian The Beast, terutama pada akhir film. Bruce Willis dan Samuel L. Jackson hanya mendapatkan porsi yang sedikit di film ini, tetapi tanpa kekuatan akting mereka berdua, cerita
Glass
tidak akan bergulir.
Sarah Paulson yang diplot sebagai karakter
paradox
, berhasil mendatangkan kesan dokter dingin yang hanya berpegangan pada logika. Bisa dibilang, kemampuan akting Sarah Paulson dalam memerankan karakter baru, sanggup mendorong dan melengkapi jalan cerita
Glass
hingga akhir durasinya.
Bukan Film Semua Orang
Kami membaca di beberapa situs luar kalau
Glass
mendapatkan nilai yang cukup buruk, kami tidak setuju dengan
review
tersebut. M. Night Shyamalan memang memiliki kemampuan
directing
yang cukup nyeleneh dalam urusan ide, detail cerita, plot, dan perkembangan karakter.

Keanehan tersebut tidak terlalu muncul di
Unbreakble
, menguat di
Split
, dan terus menguat di
Glass
. Hasilnya kamu akan mendapatkan film
superhero
yang jauh dari kata standar apalagi populer. Gaya bersinema yang nyentrik ini diperumit lagi dengan hadirnya
twist
di akhir film.
Jadi jangan heran kalau film
Glass
bukanlah hiburan untuk semua orang. Kalau kamu menginginkan film
superhero
yang penuh dengan aksi baku hantam dan ledakan, ada baiknya kamu menonton ulang
Aquaman
ataupun menunggu
Captain Marvel
yang tayang di bulan Maret.
Secara garis besar
Glass
kami ganjar dengan nilai 4 dari 5 bintang.
Glass
akan tayang di bioskop pada tanggal 16 Januari 2019.
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=95ghQs5AmNk[/embed]



















