Perbandingan 9 Karakter Street Fighter 1994 dengan Versi 2026!

- Guile 1994 versus 2026: Cody Rhodes hadir dengan penampilan yang lebih mendekati versi game, termasuk rambut sapu khas Guile.
- Ryu 1994 versus 2026: Andrew Koji berhasil menghadirkan pesona Ryu yang tenang, fokus, dan penuh determinasi.
- M. Bison 1994 versus 2026: David Dastmalchian hadir dengan postur yang lebih ramping, mengingatkan pada interpretasi Bison ala Raul Julia.
Street Fighter (1994) adalah film yang… unik. Jauh dari kata adaptasi ideal, tapi tetap memiliki charm tersendiri, mulai dari performa total Raul Julia hingga dialog-dialog campy yang justru membuatnya terus dikenang. Bahkan, film ini kerap diingat lebih baik dibanding Street Fighter: The Legend of Chun-Li (2009) yang datang belakangan.
Kini, Street Fighter bersiap kembali ke layar lebar pada 2026. Sejumlah poster karakter resmi sudah dirilis, memberi gambaran awal tentang pendekatan visual yang diambil film terbaru ini.
Jadi, seberapa besar perbedaannya?
Mari kita bandingkan versi 1994 dan 2026, setidaknya dari tampilan dan interpretasi karakternya, dan lihat sejauh apa film baru ini belajar dari masa lalu.
1. Guile 1994 versus 2026

Di Street Fighter (1994), Guile diperankan oleh Jean-Claude Van Damme yang saat itu masih berada di puncak kariernya. Namun jika dibandingkan dengan Guile versi game, interpretasi ini punya beberapa keunikan... atau tepatnya, kejanggalan yang cukup menggelitik.
Mulai dari postur tubuh yang lebih pendek (Van Damme sekitar 1,77 meter, sementara Guile versi game sering digambarkan sekitar 1,82 meter), model rambut yang jelas bukan “rambut sapu” ikonik, hingga aksen Belgia yang tetap terasa meski karakternya seorang tentara Amerika.
Versi 2026 menghadirkan Cody Rhodes, si American Nightmare. Dan secara visual, Guile versi ini langsung terasa jauh lebih mendekati versi game: tank top hijau, celana camo, dog tags, dan yang paling penting rambut sapu khas Guile akhirnya hadir tanpa kompromi.
Lucunya, dari segi tinggi badan, Cody justru lebih tinggi dari Guile versi game, dengan tinggi sekitar 1,88 meter. Siluet tubuhnya pun terasa sangat militeristik dan intimidating.
Memang ada yang berpendapat nama seperti Brock Lesnar mungkin terasa lebih “brutal” untuk Guile. Tapi dari segi penampilan dan aura, Cody Rhodes sebenarnya pilihan yang cukup ideal.
Sekarang tinggal satu pertanyaan besar: apakah aktingnya bisa menyamai (atau bahkan melampaui) versi 1994?
2. Ryu 1994 versus 2026

Ryu versi Street Fighter (1994) diperankan oleh Byron Mann, dan sayangnya ini adalah salah satu interpretasi yang paling terasa “setengah jalan”. Bukan sepenuhnya karena aktingnya, tapi karena peran Ryu sendiri diperkecil, posisi tokoh utama diambil alih oleh Guile, membuat Ryu kehilangan bobot naratifnya.
Secara visual dan karakterisasi pun, banyak elemen ikonik Ryu terasa kurang hadir. Ikat kepala merahnya sering absen, dan penampilannya tidak benar-benar memancarkan aura petarung pengembara yang disiplin dan asketis. Alhasil, Ryu versi 1994 kerap terasa bukan adaptasi Ryu, melainkan karakter baru yang kebetulan bernama Ryu.
Versi 2026 terlihat mengambil pendekatan yang jauh lebih serius. Andrew Koji, baik di poster maupun cuplikan video, berhasil menghadirkan pesona Ryu yang tenang, fokus, dan penuh determinasi. Kostum gi putih klasik dan ikat kepala merah kembali tampil sebagai identitas utama, langsung membuat karakternya terasa “klik” dengan versi game.
Dari kesan awal saja, Ryu 2026 sudah tampak lebih niat dan lebih setia, setidaknya secara visual dan aura karakter.
3. M. Bison 1994 versus 2026

Untuk perbandingan Bison, situasinya agak unik.
Kebanyakan karakter di versi 2026 sebenarnya punya “standar pembanding” yang relatif rendah. Selama aktornya mampu menampilkan esensi dasar karakternya, misalnya Ryu yang serius dan penuh determinasi, maka mereka akan terasa lebih mendekati versi game dibanding adaptasi 1994.
Tapi Bison beda cerita.
Di Street Fighter (1994), M. Bison diperankan oleh Raul Julia, yang secara akting jelas merupakan highlight utama film tersebut. Karismanya kuat, delivery dialognya teatrikal, dan banyak quote-nya masih terus dikenang hingga sekarang. Ini bukan sekadar performa yang “mumpuni”, tapi performa yang sudah masuk kategori ikonik.
Menariknya, versi 2026 juga tidak memilih aktor bertubuh kekar untuk memerankan Bison. David Dastmalchian justru hadir dengan postur yang lebih ramping, mengingatkan pada interpretasi Bison ala Raul Julia, di mana ancaman karakternya datang dari wibawa dan kecerdikan, bukan semata kekuatan fisik.
Dastmalchian sendiri punya reputasi kuat dalam memerankan karakter intens dan eksentrik. Secara potensi akting, ia bisa saja menjadi salah satu yang paling menonjol di film 2026.
Dari segi penampilan dan pendekatan karakter, Bison 1994 dan 2026 terasa relatif seimbang. Pertanyaannya tinggal satu: mampukah Dastmalchian berdiri sebagai Bison versinya sendiri, tanpa terus berada di bawah bayang-bayang penampilan legendaris Raul Julia?
4. Chun-Li 1994 versus 2026

Untuk karakter Chun-Li, masalah utama versi 1994 sebenarnya bukan pada aktrisnya. Ming-Na Wen adalah aktris berbakat, yang kemudian terbukti lewat peran seperti Melinda May di Agents of S.H.I.E.L.D.. Dengan materi dan arahan yang tepat, ia sangat mungkin menyajikan Chun-Li yang kuat.
Sayangnya, Street Fighter (1994) memberinya materi yang serba tanggung. Sepanjang film, Chun-Li justru lebih sering tampil sebagai reporter, dan ketika akhirnya mengenakan kostum yang mendekati versi game, pilihan warnanya malah merah, bukan biru ikonik yang melekat kuat pada karakter ini. Secara konsep, interpretasi ini terasa jauh dari esensi Chun-Li sebagai petarung Interpol yang tangguh.
Versi 2026 yang diperankan Callina Liang langsung memberi kesan berbeda. Dari poster saja, kita sudah melihat hair bun khas Chun-Li dan kostum bernuansa biru yang jauh lebih mendekati tampilan default di game. Secara visual, pendekatannya jelas lebih setia.
Tinggal satu pertanyaan besar yang tersisa: apakah penokohan Chun-Li versi 2026 ini akhirnya bisa memberikan karakter yang lebih kuat dan lebih tepat dibanding versi 1994?
5. Zangief 1994 versus 2026

“Kok mereka selalu nemu aktor yang pas buat Zangief, ya?”
Itu salah satu komentar yang sempat ramai muncul di media sosial saat poster dan sneak peek Street Fighter 2026 dirilis dan jujur, susah untuk tidak setuju.
Di versi 1994, Andrew Bryniarski, seorang aktor sekaligus mantan bodybuilder, berhasil menghadirkan Zangief sebagai petarung yang meyakinkan, sekaligus sumber meme legendaris. Kepolosannya, cara bicaranya, dan dialog-dialognya yang polos tapi niat menjadikannya salah satu karakter paling diingat dari film tersebut.
Kini, versi 2026 menghadirkan Olivier Richters, bodybuilder yang dijuluki “The Dutch Giant.” Dan secara fisik, ia mungkin terasa lebih Zangief dari sebelumnya. Dengan tinggi sekitar 218 cm, Richters bahkan melampaui tinggi Zangief versi game yang biasanya digambarkan di kisaran 213–214 cm.
Dari segi siluet dan kehadiran di layar, Zangief versi 2026 sudah terlihat sangat menjanjikan. Tinggal satu pertanyaan besar:
apakah ia juga akan berhasil menjadi “meme generator” seperti Zangief versi 1994?
Kalau iya, Zangief mungkin kembali mencuri perhatian, lagi.
6. Cammy 1994 versus 2026

Cammy versi Street Fighter (1994) diperankan oleh Kylie Minogue, seorang penyanyi pop besar yang, jujur saja, kemampuan aktingnya bukanlah daya tarik utama film ini. Untungnya, hal itu agak tertutupi karena peran Cammy sendiri tidak terlalu menonjol dalam cerita.
Dari sisi visual, Cammy 1994 juga kehilangan banyak ciri khasnya. Ia, bersama Guile dan T-Hawk, mengenakan seragam Allied Nations, membuat identitas Cammy sebagai petarung khas Street Fighter jadi kurang kuat. Setidaknya masih ada baret merah dan gaya rambut yang mencoba mendekati versi game, meski kesannya tetap sangat “versi film.”
Versi 2026 yang diperankan Mel Jarnson mengambil pendekatan yang lebih menarik dan spesifik. Alih-alih langsung menggunakan spandex hijau ikonik, film ini memilih kostum biru ala era Street Fighter Alpha, masa ketika Cammy masih menjadi bagian dari The Dolls di bawah Shadaloo.
Pendekatan ini terasa lebih sadar lore dan memberi konteks naratif yang jelas. Secara visual saja, Cammy 2026 sudah tampak lebih dekat ke identitas gamenya, meski lewat jalur yang berbeda dari yang paling populer.
7. Blanka 1994 versus 2026

Blanka versi Street Fighter (1994) adalah salah satu interpretasi paling unik (dan paling menyimpang) dalam sejarah adaptasi Street Fighter.
Di film ini, Blanka bukan lagi pria liar dari hutan Brasil yang misterius, melainkan manusia normal bernama Carlos “Charlie” Blanka, yang juga merupakan sahabat Guile. Ya, versi 1994 menggabungkan Blanka dengan karakter Charlie Nash dalam satu sosok.
Carlos kemudian berubah menjadi hijau akibat eksperimen supersoldier Shadaloo. Secara konsep, ini jelas jauh dari versi game. Dari sisi visual, kostumnya pun terasa lebih mendekati Hulk versi Lou Ferrigno, hijau, liar, tapi tidak terlalu ikonik sebagai Blanka.
Versi 2026 mengambil jalur yang jauh lebih lurus. Blanka kembali ke akar gamenya: pria liar dengan kulit hijau dan rambut merah menyala. Ditambah lagi, ia diperankan oleh Jason Momoa, aktor dengan karisma kuat dan presence layar yang kuat banget.
Secara visual dan aura saja, Blanka 2026 sudah terasa lebih “klik” dengan ekspektasi fans. Dan kalau dieksekusi dengan baik, karakter ini punya potensi besar untuk menjadi scene-stealer di film 2026 nanti.
8. Ken Masters 1994 versus 2026

“Ini siapa, dah?!”
Pertanyaan itu mungkin sempat muncul di benak banyak penonton ketika Ken Masters versi Damian Chappa tampil di Street Fighter (1994). Bukan tanpa alasan, secara visual dan aura, Ken versi ini terasa jauh dari ekspektasi.
Padahal, setahun sebelumnya, Gary Daniels sudah menunjukkan seperti apa Ken yang ideal lewat penampilannya di City Hunter (1993). Bandingkan dengan versi 1994: rambut pendek, karisma yang kurang meledak, dan bahkan ketika akhirnya mengenakan gi merah, kesannya tetap terasa “bukan Ken.”
Versi 2026 mengambil pendekatan yang jauh lebih aman dan lebih tepat. Noah Centineo tampil dengan rambut panjang yang dikuncir, gi merah ikonik, dan pose yang langsung memancarkan aura petarung percaya diri ala Ken Masters.
Setidaknya dari kesan awal saja, Ken 2026 langsung terlihat sebagai Ken, sesuatu yang, sayangnya, gagal dicapai versi 1994.
9. Balrog 1994 versus 2026

Yang satu ini agak menarik, karena Balrog versi 1994 sempat dapat kostum yang minimal mendekati jiwa game-nya. Grand L. Bush tampil dengan kostum yang relatif akurat: tank top ungu dan sarung tinju merah, cukup untuk langsung memberi kesan bahwa ini memang seorang boxer.
Setidaknya, dari segi aura, Balrog 1994 masih terasa sebagai karakter yang terinspirasi dari dunia tinju profesional. Walau mungkin terasa kurang ganas dan "killer."
Namun, versi 2026 tampaknya menaikkan levelnya. Balrog yang diperankan Curtis “50 Cent” Jackson hadir dengan gaya rambut yang lebih mendekati versi game, serta penampilan yang jelas-jelas mengingatkan pada Mike Tyson, figur yang memang menjadi inspirasi utama karakter Balrog sejak awal.
Dari segi tampilan saja, Balrog 2026 sudah terasa jauh lebih meyakinkan. Tinggal menunggu bagaimana intensitas dan karakternya diterjemahkan di layar nanti.
Nah itu perbandingan 9 karakter yang muncul di Street Fighter 1994 versus 2026.
Satu hal terasa jelas: versi 2026 terlihat jauh lebih berusaha mendekati desain dan identitas karakter di game, sesuatu yang sering diabaikan di adaptasi lama.
Tapi tentu saja, kedekatan visual saja belum menjamin kualitas. Apakah karakter-karakter ini nantinya juga lebih kuat secara penokohan dan performa, atau sekadar menang di tampilan luar?
Jawabannya baru akan terungkap saat filmnya rilis.
Kalau menurut kamu sendiri, versi mana yang paling terasa upgrade dan mana yang justru kamu masih lebih suka versi lamanya?


















