Penilaian Film: Conclave, Intrik dan Ketegangan Pemilihan Paus

GENRE: Drama
ACTORS: Ralph Fiennes, Stanley Tucci, John Lithgow
DIRECTOR: Edward Berger
RELEASE DATE: 28 Februari 2025
RATING: 4.5/5
Siapa sangka proses pemilihan yang panjang dan berulang bisa terasa begitu seru dan menegangkan? Conclave, film terbaru garapan Edward Berger, berhasil menyulap ritual sakral pemilihan Paus menjadi drama penuh intrik yang bikin penasaran. Diadaptasi dari novel Robert Harris, film ini menampilkan Ralph Fiennes dalam performa luar biasa sebagai Kardinal Lawrence, seorang kandidat potensial Paus asal Inggris yang terseret dalam pusaran rahasia dan konspirasi di Vatikan.
Dalam versi novelnya, Kardinal Lawrence adalah orang Italia, namun naskah film yang ditulis oleh Peter Straughan mengubahnya menjadi seorang Inggris. Sosoknya yang pendiam dan penuh keraguan menjadi pusat dari drama ini. Dengan wafatnya Paus yang sedang sakit, para Kardinal berkumpul untuk pemilihan pontif yang baru. Namun, di balik persahabatan formal dan senyum sopan, ada ambisi tersembunyi dan kekuatan gelap yang mulai bermain.
1. Konspirasi di Vatikan

Film ini menampilkan jajaran aktor papan atas yang turut memperkuat ketegangan. Stanley Tucci berperan sebagai Bellini, seorang Kardinal liberal; Sergio Castellitto sebagai Tedesco yang konservatif dan keras; John Lithgow sebagai Tremblay yang tampak ramah tapi penuh intrik; Lucian Msamati sebagai Adeyemi yang tegas; dan Carlos Diehz sebagai Benitez, figur misterius yang tiba-tiba diangkat sebagai Kardinal Kabul. Namun, bintang sesungguhnya di luar Fiennes adalah Isabella Rossellini sebagai Sister Agnes, sosok yang cerdas dan punya pengaruh besar dalam cerita.
Kardinal Lawrence bukan hanya berhadapan dengan politik internal Gereja, tetapi juga dengan pergulatan batinnya sendiri. Keinginannya untuk mundur sebagai dekan College of Cardinals tak pernah terwujud, sementara rahasia gelap yang disimpan oleh Paus sebelum wafat semakin menghantuinya. Dalam pemungutan suara, ia mendukung Bellini yang lebih progresif, tetapi justru dirinya yang semakin mendekati posisi sebagai Paus. Apakah ini takdir yang harus ia terima, atau justru jebakan dari kekuatan yang lebih besar?
2. Sinematografi yang Sangat Megah

Berger berhasil membangun atmosfer yang intens dengan bantuan sinematografi dari Stéphane Fontaine dan desain produksi Suzie Davies. Setiap adegan terasa megah namun juga menyeramkan, menambah kesan bahwa ada sesuatu yang tersembunyi di balik setiap langkah para Kardinal. Beberapa adegan bahkan terasa seperti mimpi buruk yang indah, menciptakan ketegangan yang terus meningkat sepanjang film.
Dan tentu saja, Fiennes tampil brilian. Ekspresi wajahnya yang penuh kesedihan dan kebingungan berhasil menyampaikan kompleksitas emosional yang dihadapi karakternya. Bahkan dalam momen tanpa dialog, tatapannya saja sudah cukup untuk menunjukkan betapa besar beban yang ia pikul.
3. Drama Politik Gereja yang Menarik

Conclave adalah perpaduan sempurna antara drama politik, thriller psikologis, dan eksplorasi spiritual yang mendalam. Dengan cerita yang cerdas, akting yang kuat, dan penyajian visual yang memukau, film ini menawarkan pengalaman menonton yang unik.
Bagi yang suka cerita penuh intrik dan ketegangan, Conclave adalah tontonan yang wajib masuk daftar. Siapkah kamu menyaksikan rahasia besar yang tersembunyi di balik dinding Vatikan?