Mortal Kombat II atau Street Fighter, Mana yang Akan Unggul di 2026?

- Mortal Kombat II memiliki gambaran yang jelas, sementara Street Fighter masih misterius.
- Pemeran Mortal Kombat II bebas kontroversi, berbeda dengan Street Fighter yang diwarnai kontroversi Andrew Schulz.
- Mortal Kombat II akan memiliki rating R, sementara Street Fighter kemungkinan akan mendapat rating PG-13.
Penundaan Mortal Kombat II ke 2026 justru menciptakan situasi menarik. Tahun depan, dua film yang sama-sama diadaptasi dari franchise fighting game legendaris akan hadir di layar lebar.
Di satu sisi ada Mortal Kombat II, sekuel dari film 2021 yang setidaknya sudah memberi gambaran soal pendekatan dan skalanya. Di sisi lain, Street Fighter hadir sebagai tanda tanya besar, membawa nama besar, tapi juga beban sejarah adaptasi yang naik-turun.
Sambil menunggu perilisannya, mari kita berspekulasi. Jika “unggul” diartikan sebagai film yang lebih sukses, baik dari sisi tanggapan penonton, penghasilan, maupun dampaknya secara keseluruhan, kira-kira siapa yang akan keluar sebagai pemenang di 2026: Mortal Kombat II atau Street Fighter?
Mari kita bedah satu per satu.
1. Mortal Kombat II kita sudah ada gambaran akan seperti apa, Street Fighter masih baru

Untuk Mortal Kombat II, penggemar setidaknya sudah memiliki gambaran soal arah dan pendekatan filmnya. Sekuel ini melanjutkan fondasi dari film Mortal Kombat (2021), sehingga ekspektasi penonton relatif lebih terukur.
Dengan kembalinya banyak pemeran lama (termasuk Joe Taslim yang kali ini tampaknya akan tampil sebagai Noob Saibot) fans berharap kualitasnya minimal setara dengan film pertama, atau bahkan meningkat. Harapan itu semakin besar karena fokus cerita kini bergeser ke Johnny Cage, yang diperankan Karl Urban, alih-alih Cole Young yang sempat kurang disukai sebagian penonton.
Sebaliknya, fans Street Fighter masih berada di fase “menanti dengan penuh rasa penasaran.” Pilihan casting film ini terasa berani dan tidak terduga, sehingga memicu banyak tanda tanya: apakah hasil akhirnya akan solid dan setia pada gamenya, atau justru meluncur ke arah campy seperti adaptasi Street Fighter versi 1994?
Perbedaan inilah yang membuat Mortal Kombat II terasa lebih aman secara ekspektasi, sementara Street Fighter membawa risiko sekaligus potensi kejutan yang jauh lebih besar.
2. Cast Mortal Kombat II sejauh ini lebih bebas kontroversi

Sejauh ini, jajaran pemeran Mortal Kombat II relatif bebas dari kontroversi besar yang berpotensi mengganggu persepsi publik terhadap filmnya. Fokus pembicaraan masih berkisar pada karakter, arah cerita, dan peningkatan dari film sebelumnya.
Sebaliknya, Street Fighter sudah dihadapkan pada satu nama yang memicu perdebatan di kalangan fans: Andrew Schulz. Komedian ini dikenal memiliki riwayat konflik publik, termasuk perseteruan yang cukup disorot pada 2024 dengan Kendrick Lamar, serta insiden lain yang sempat melibatkan Jimmy Kimmel.
Situasi ini semakin mencuat setelah Schulz muncul di The Game Awards 2025 dan melontarkan candaan yang menyentil Mortal Kombat II. Dalam ucapannya, ia sempat mengatakan:
“Film ini tidak mungkin terwujud tanpa kalian semua. Kami sangat berterima kasih. Dan kami bukan satu-satunya game yang menghargai dukungan kalian. Ada game lain di luar sana. Mereka juga terbang dari seluruh dunia untuk hadir di sini karena mereka menghargai kalian. Jadi, berikan tepuk tangan untuk seluruh pemeran Mortal Kombat II!”
Ia kemudian menambahkan,
“Aku hanya bercanda, aku hanya bercanda. Mereka tidak peduli pada kalian. Mereka hanya peduli pada uang. Kami peduli pada uang dan kalian. Street Fighter selamanya!”
Meski dimaksudkan sebagai lelucon, gaya humor Schulz, ditambah rekam jejak kontroversinya, membuat sebagian fans bereaksi negatif. Bahkan, sudah ada penonton yang mengaku kehilangan minat terhadap film Street Fighter hanya karena keterlibatannya.
Apakah faktor ini benar-benar akan memengaruhi performa film di 2026, atau justru tidak berdampak signifikan pada akhirnya? Itu masih harus dibuktikan. Namun, untuk saat ini, Mortal Kombat II jelas berada di posisi yang lebih aman dari sisi persepsi publik.
3. Perbedaan rating

Sejak film Mortal Kombat (2021), arah adaptasi franchise ini sudah cukup jelas. Versi layar lebarnya di era 2020-an tidak ragu menampilkan kekerasan dan gore yang memang menjadi ciri khas gamenya.
Mortal Kombat II pun hampir pasti akan kembali hadir dengan rating R (dewasa). Artinya, penonton bisa mengantisipasi adegan pertarungan yang brutal, eksplisit, dan kemungkinan lebih ekstrem dibanding film pertamanya. Pendekatan ini sangat memuaskan fans lama, tetapi secara otomatis membatasi jangkauan penonton umum.
Di sisi lain, rating usia Street Fighter memang belum diumumkan secara resmi. Namun, dari materi promosi yang sejauh ini beredar, film tersebut tampak diarahkan sebagai tontonan PG-13 yang lebih aman dan ramah untuk audiens luas.
Perbedaan ini bisa menjadi faktor penting. Rating yang lebih ringan memberi Street Fighter peluang untuk menjangkau penonton yang lebih besar, termasuk penonton muda dan keluarga, sementara Mortal Kombat II memilih fokus pada kepuasan fans dengan pendekatan yang lebih dewasa.
4. Faktor historis

Jika menilik faktor historis adaptasi filmnya, posisi Mortal Kombat dan Street Fighter saat ini terasa cukup timpang.
Memori penonton terhadap Mortal Kombat masih relatif segar. Film terbarunya rilis pada 2021 dan mencatat pendapatan box office sekitar 84,4 juta dolar AS, dengan budget 55 juta dolar. Angka ini memang tergolong “lumayan”, apalagi jika mempertimbangkan konteks saat itu, film tersebut dirilis di tengah pandemi COVID-19, ketika bioskop, termasuk di Indonesia, masih beroperasi dengan berbagai pembatasan.
Menariknya, performa Mortal Kombat justru sangat kuat di ranah streaming. Dalam 17 hari penayangan di HBO Max, film ini ditonton oleh sekitar 5,5 juta rumah tangga, sebuah capaian yang saat itu tercatat sebagai rekor. Ada pula fakta menarik lain: menurut firma Akami, Mortal Kombat menjadi film kelima paling banyak dibajak sepanjang 2021, indikasi bahwa tingkat atensi dan hype terhadap film ini memang tinggi. Semua ini memberi sinyal bahwa minat terhadap sekuelnya sudah terbentuk.
Situasi Street Fighter berbeda. Ingatan kolektif penonton terhadap adaptasi filmnya masih terbelah antara Street Fighter versi Jean-Claude Van Damme yang campy namun ikonik, dan The Legend of Chun-Li yang nyaris dianggap gagal total. Tidak ada fondasi modern yang bisa dijadikan pijakan kuat seperti yang dimiliki Mortal Kombat.
Karena itu, jika dilihat dari sejarah dan persepsi publik saat ini, identitas Mortal Kombat di dunia film terasa lebih kokoh dibandingkan Street Fighter, sebuah keuntungan penting menjelang pertarungan mereka di 2026.
5. Jangkauan ke audiens mainstream

Jika berbicara soal jangkauan ke audiens arus utama, posisi Mortal Kombat dan Street Fighter bisa sangat berbeda tergantung wilayah.
Di Amerika Serikat, Mortal Kombat cenderung lebih dikenal oleh pemain awam. Akses ke gamenya relatif mudah, ditambah daya tarik gore yang ekstrem serta kehadiran karakter tamu dari berbagai franchise populer. Tak jarang Mortal Kombat bahkan dijuluki sebagai “Super Smash Bros. versi dewasa.”
Street Fighter, khususnya Street Fighter 6, justru berada di posisi yang sedikit berbeda. Kualitas gamenya diakui sangat solid dan mendapat apresiasi tinggi dari komunitas fighting game, namun daya jangkau ke penonton mainstream terasa tidak sebesar Mortal Kombat, setidaknya di pasar Amerika.
Namun, dinamika ini bisa berbalik jika melihat pasar lain. Di Jepang, misalnya, nama Street Fighter masih memiliki daya tarik yang jauh lebih kuat, bahkan di kalangan orang awam, dibandingkan Mortal Kombat.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa siapa yang akan “unggul” di 2026 bukan hanya soal kualitas film, tapi juga soal wilayah mana yang menjadi penopang utama kesuksesan box office mereka.
Kesimpulan?

Dari seluruh penjabaran di atas, gambaran besarnya kurang lebih seperti ini.
Mortal Kombat II berada di posisi yang lebih aman untuk menjadi hit. Nama Mortal Kombat masih kuat di benak penggemar, terutama di Amerika Serikat, ditopang oleh respons positif terhadap film 2021, performa streaming yang sangat solid, serta jajaran pemeran yang sejauh ini relatif bebas dari kontroversi.
Street Fighter, di sisi lain, masih membawa lebih banyak tanda tanya. Film ini datang sebagai adaptasi baru, dengan pilihan casting dan desain kostum yang memancing perdebatan, ditambah faktor kontroversi yang melekat pada salah satu pemainnya. Semua ini membuat sebagian fans bersikap lebih skeptis sejak awal.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, bahkan termasuk perbedaan rating usia, Mortal Kombat II tampaknya memiliki jalan yang lebih mulus untuk unggul dari sisi box office.
Namun tentu saja, semua ini masih sebatas analisis dan spekulasi. Jawaban pastinya baru akan kita dapatkan di 2026.
Menurutmu, siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Mortal Kombat II atau Street Fighter? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!


















