Mengupas 8 Karakter Street Fighter 2026, Dari Game Menuju Film

- Ryu — Andrew Koji
- Ryu adalah inti moral dan simbol perjalanan tanpa akhir.
- Versi film mempertahankan jiwa Ryu dengan sentuhan yang lebih manusiawi.
- Ken Masters — Noah Centineo
- Ken tampil sebagai bayangan flamboyan, emosional, dan agresif dari Ryu.
- Interpretasi Noah Centineo memberi kita Ken versi muda penuh potensi.
- Blanka — Jason Momoa
- Jason Momoa membawa Blanka menjadi sosok yang lebih dekat manusia.
- Film diprediksi menggunakan pendekatan campuran prostetik dan
Adaptasi Street Fighter 2026 menghadirkan tantangan unik: bagaimana membawa karakter-karakter ikonik dari video game ke dunia sinema tanpa kehilangan identitas mereka. Dengan gaya visual lebih grounded dan pendekatan dramatis yang lebih matang, film ini berusaha menjaga esensi setiap petarung sambil memperkenalkannya kepada penonton baru.
Berikut ulasan per karakter utama dan bagaimana interpretasi film menempatkan mereka dalam dunia baru yang lebih realistis.
1. Ryu — Andrew Koji

Dalam game, Ryu adalah inti moral dan simbol perjalanan tanpa akhir, petarung yang hidup bukan untuk kemenangan, tetapi untuk pemurnian diri. Ia sederhana, fokus, dan setia pada prinsip. Teknik Hadouken dan Shoryuken menjadi bagian dari bahasa bertarungnya, bukan sekadar efek visual. Desainnya konsisten: gi putih, sabuk hitam, dan ekspresi penuh pengendalian diri.
Versi film yang diperankan Andrew Koji mempertahankan jiwa Ryu, namun dengan sentuhan yang lebih manusiawi. Alih-alih menjadi figur yang tampak “tak tersentuh”, Ryu versi ini digambarkan sebagai petarung rookie, yang belum memiliki berbeban perjalanan panjang. Pendekatan terhadap energi Hadouken seharusnya lebih realistis, sebagai manifestasi fokus, bukan kekuatan magis penuh.
2. Ken Masters — Noah Centineo

Ken dalam game selalu tampil sebagai bayangan Ryu yang berwarna: flamboyan, emosional, dan agresif. Tendangannya lebih berani, gaya bertarungnya lebih eksplosif. Di berbagai seri game, Ken digambarkan sebagai sosok yang matang secara teknis, namun tetap impulsif secara emosional. Secara visual ia membawa citra atlet Amerika yang penuh percaya diri.
Interpretasi Noah Centineo memberi kita Ken versi muda belum sepenuhnya matang, tetapi penuh potensi. Ia terlihat impulsif namun bersemangat, sebuah fase yang jarang disentuh game kecuali di seri Alfa atau Zero. Desain visualnya lebih natural dibanding Ken game yang hiper-maskulin, tetapi cerminan kepribadian tetap dipertahankan: ekspresif, penuh energi, dan membawa keseimbangan emosional bagi Ryu dalam perjalanan mereka.
3. Blanka — Jason Momoa

Blanka dalam game dikenal sebagai “petarung hutan” dengan kekuatan listrik dan tampilan yang tidak bisa disangkal: hijau, berotot, dan liar. Gaya bertarungnya tidak teratur, penuh insting, dan sangat cepat. Meskipun begitu, game juga memperlihatkan sisi lembut Blanka, terutama dalam hubungan dengan ibunya di beberapa seri.
Jason Momoa membawa Blanka menjadi sosok yang lebih dekat manusia, namun tetap mempertahankan sifat primalnya. Film diprediksi menggunakan pendekatan campuran prostetik dan CGI ringan, sehingga memunculkan karakter yang tetap terhubung dengan alam tanpa menjadi karikatur. Interpretasi Momoa membuka ruang untuk mengeksplorasi sisi emosional Blanka lebih dalam, menjadikannya bukan hanya ancaman fisik, tetapi juga karakter yang kompleks.
4. Joe “Roman Reigns” Anoa’i sebagai Akuma

Akuma adalah simbol kehancuran, dikuasai oleh Satsui no Hado, dan selalu tampil sebagai ancaman yang lebih besar daripada sekadar musuh fisik. Roman Reigns memiliki kehadiran tubuh dan intensitas yang sangat dekat dengan gambaran Akuma dalam game modern. Postur besar, ekspresi keras, dan gaya bertarung agresif yang melekat pada dirinya memungkinkan terciptanya adaptasi Akuma yang kuat secara visual.
Namun, kekuatan Akuma bukan hanya pada fisiknya. Dalam game, ia adalah sosok misterius yang memadukan filosofi gelap dengan kemampuan luar biasa. Semoga film ini memiliki elemen yang dapat mengeksplorasi sisi emosional dan spiritual dari karakter ini, terutama mengingat posisi Akuma dalam lore yang terkait dengan Ryu dan Ken. Dengan pendekatan yang tepat, versi film dapat menampilkan Akuma sebagai karakter kompleks yang bukan hanya antagonis, tetapi juga simbol dari bahaya kekuatan tanpa kontrol.
5. Guile — Cody Rhodes

Guile adalah wajah militerisme dalam Street Fighter. Dalam game, ia membawa energi “prajurit setia” tegas, tidak kompromi, dan selalu siap menghadapi kejahatan demi rasa keadilan pribadi. Desain rambutnya yang ikonik telah menjadi simbol visual game fighting.
Cody Rhodes menghadirkan Guile versi realistis yang tetap memancarkan ketegasan militer, namun tanpa elemen visual yang terlalu ekstrem. Pendekatan film pada kemampuan bertarung Guile tampaknya lebih fokus pada kekuatan fisik dan teknik tendangan cepat, sementara Sonic Boom kemungkinan diterjemahkan ke bentuk gerakan yang lebih plausibel. Karakter tetap mempertahankan spiritual militernya, namun dengan kedalaman emosional yang lebih terasa.
6. Zangief — Olivier Richters

Dalam game, Zangief adalah “Red Cyclone”—pegulat raksasa dengan otot yang tidak masuk akal dan teknik gulat yang spektakuler. Meski besar dan menakutkan, ia memiliki hati yang hangat sebagai ikon kekuatan rakyat Rusia. Gaya bertarungnya penuh grappling berat dan gerakan rotasi ekstrem.
Olivier Richters menciptakan representasi yang sangat dekat dengan desain Zangief. Tinggi dan massa ototnya membuat karakter ini tampak seperti wujud nyata dari versi game. Film tampaknya mempertahankan teknik grappling khas Zangief, namun dengan pendekatan koreografi yang lebih nyata dan berbobot. Zangief tetap menjadi raksasa berkarisma, tetapi tidak lagi terlihat seperti figur kartun, melainkan atlet dunia nyata.
7. Dan Hibiki — Andrew Schulz

Dan Hibiki dalam game adalah kombinasi humor internal dan satire. Ia melebih-lebihkan kemampuannya, tampil percaya diri, namun kenyataannya sering menjadi karakter terlemah dalam pertandingan. Pada dasarnya dia adalah bahan olok-olok Capcom pada karakter Ryo dan Robert milik SNK. Kostum gi merah mudanya dan jurus-jurus anehnya adalah salah satu aspek paling dikenang penggemar.
Versi film 2026 yang diperankan Andrew Schulz memanfaatkan latar belakang komedi sang aktor untuk menghadirkan Dan sebagai karakter yang ringan, namun tetap relevan dalam dinamika cerita. Film tampaknya mempertahankan karakteristik overconfidence Dan, namun menyeimbangkannya agar tidak menjadi sekadar bahan tawa. Kehadiran Dan bisa menjadi titik emosional maupun jeda komedi yang memperkaya ritme narasi. Kumisnya yang menonjol membuat kami langsung ingat pada tampilan Robert Garcia pada KOF XV dan Fatal Fury: City of Wolves.
8. M. Bison — David Dastmalchian

Dalam game, M. Bison adalah diktator dengan kekuatan psionik massif, pemimpin Shadaloo, dan salah satu villain paling mencolok di dunia game fighting. Visualnya besar, penuh wibawa, dan menjadi simbol kekejaman yang terstruktur.
Satu kata, David Dastmalchian membawa versi Bison yang "kurang sangar". Mungkin dia akan terlihat tenang, manipulatif, dan menyimpan ancaman dalam bahasa tubuhnya. Tapi sayangnya keputusan film ini untuk mengurangi unsur “raksasa psionik” menjadikan sosoknya jauh dari M. Bison ideal yang terbayang di pikiran kami. Walaupun begitu karakter ini berpotensi menjadi antagonis yang apik dan bisa menjadi simbol kekuatan fisik di atas manusia normal (mungkin).
Bonus Rounds!

Salah satu yang paling menonjol tentu Chun-Li, diperankan Callina Liang. Film menghadirkan Chun-Li sebagai agen Interpol yang lebih grounded, cekatan, presisi, dan penuh kepercayaan diri dalam setiap pergerakannya. Teknik tendangan cepat yang menjadi identitasnya tetap hadir, meski representasi fisiknya dibuat lebih realistis dibandingkan proporsi ekstrem dalam game, termasuk otot paha legendarisnya yang kerap menjadi ciri visual paling ikonik.
Don Sauvage, karakter announcer dari Street Fighter V, memperoleh interpretasi baru melalui permainan Eric André. Kepribadian eksentriknya memberi elemen kejutan tersendiri—sebuah figur yang tampaknya bergerak di antara jalur komedi gelap dan peran kecil yang menghubungkan dunia bawah tanah pertarungan. Berbeda dengannya, Joe yang diperankan Alexander Volkanovski justru memperoleh ruang pengembangan menarik. Mengingat Joe bukan karakter playable dalam game, versi film membuka kesempatan untuk mendefinisikan ulang siapa dirinya dan bagaimana ia terhubung dengan turnamen World Warrior.
Dari kubu Shadaloo, unit Dolls kembali hadir melalui Cammy dan Juli. Mel Jarnson sebagai Cammy tampil efisien dan penuh disiplin, menunjukkan sisi petarung elit meski sempat diperlihatkan berada dalam posisi defensif terhadap Chun-Li. Juli, diperankan Rayna Vallandingham, mendapat perkenalan yang lebih misterius, menyisakan ruang bagi penonton untuk menantikan bagaimana kemampuan dan perannya berkembang di dalam cerita. Kehadiran mereka berdua memperkaya gambaran kekuatan operasional Shadaloo dan menegaskan skala besar konflik yang sedang dibangun film.
Secara keseluruhan, Street Fighter 2026 menghadirkan total 17 karakter yang saling bergerak dalam satu alur besar, sebuah tantangan besar bagi sutradara Kitao Sakurai dalam menyeimbangkan kisah, aksi, dan ruang pengembangan karakter dalam durasi film yang terbatas. Melalui artikel ini, delapan karakter utama dan lima tokoh pendukung yang paling menonjol telah dibahas untuk memberi gambaran awal mengenai bagaimana film ini menerjemahkan dunia Street Fighter ke dalam bahasa sinema. Selebihnya, kita menunggu bagaimana seluruh ensemble ini dirangkai menjadi pengalaman yang utuh ketika filmnya akhirnya tayang.


















