Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film 'Lupa Daratan', Komedi dengan Unsur Drama Memikat

unit stills Lupa Daratan (dok. Netflix/Lupa Daratan)
unit stills Lupa Daratan (dok. Netflix/Lupa Daratan)
Intinya sih...
  • Vino G. Bastian berakting sebagai seseorang yang tidak bisa akting
  • Film memiliki dua wajah yang saling bertolak belakang, komedi dan drama
  • Ernest Prakasa berhasil menyajikan kedua wajah tersebut dengan cukup unik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada Rabu (10/12/2025), saya berkesempatan menonton lebih awal Lupa Daratan, atau Lost in the Spotlight dalam rilis internasionalnya, film terbaru Netflix yang dibintangi Vino G. Bastian.

Seperti apa pengalaman menontonnya?

Dan sejauh apa film ini berhasil menggabungkan komedi dengan elemen dramatis?

Simak ulasan lengkap saya tentang Lupa Daratan di bawah ini!

Sinopsis Lupa Daratan (2025)

Vino Agustian (Vino G. Bastian) adalah aktor paling bersinar di Indonesia, langganan penghargaan, dipuja publik, dan dikenal memiliki ego sebesar popularitasnya. Namun hidupnya jungkir balik ketika ia tiba-tiba seperti “dikutuk” tak mampu berakting.

Masalahnya, momen itu datang tepat saat manajer dan rumah produksinya sangat membutuhkan performa terbaiknya untuk sebuah mega project yang bisa menentukan masa depan karier semua pihak.

Apa sebenarnya penyebab “kutukan” itu? Dan bagaimana Vino serta Dimi (Dea Panendra) bisa mengatasinya?

1. Ketika Vino G. Bastian berakting tidak bisa akting

Teaser resmi film Indonesia Lupa Daratan
Teaser resmi film Indonesia Lupa Daratan (YouTube.com/Netflix Indonesia)

Salah satu hal yang langsung bikin saya penasaran dari premis film ini adalah: “Gimana Vino bakal berakting sebagai seseorang yang… nggak bisa akting?”

Kedengarannya simpel, tapi buat aktor berjam terbang tinggi seperti Vino, tantangannya justru besar. Bayangkan, setelah bertahun-tahun terbiasa tampil solid di depan kamera, tiba-tiba dia harus meniru akting yang buruk, dan tetap membuatnya meyakinkan.

Pilihan yang diambil Vino sejalan dengan genre filmnya. Karena Lupa Daratan adalah komedi, “kutukan” Vino Agustian ditampilkan lewat gestur-gestur over the top, jeda dialog yang canggung, sampai intonasi yang sengaja salah tempat.

Bukannya terasa janggal, justru ini yang bikin beberapa adegan pecah jadi momen komedi paling kocak di film.

2. Film dengan dua "wajah"

Lupa Daratan
Lupa Daratan (dok. Netflix)

Hal yang menurut saya paling khas dari Lupa Daratan adalah bagaimana film ini jelas punya dua wajah yang saling bertolak belakang, dan justru itu yang membuatnya menarik.

Wajah pertama adalah komedi. Banyak adegan yang bersumber dari absurditas situasi Vino, slapstick ringan, reaksi berlebihan, sampai karakter-karakter eksentrik yang rasanya memang diciptakan untuk memancing tawa. Dunia Lupa Daratan penuh orang aneh yang membuat film ini tidak pernah tenggelam dalam keseriusan berlebihan.

Tapi di balik itu, film ini juga punya wajah kedua: drama, yang terutama muncul lewat dua karakter penting.

Yang pertama adalah Iksan, kakak Vino. Hidupnya serba sulit setelah berpisah dari sang adik, dan meski tetap diselipi humor, kisah Iksan pada dasarnya adalah drama realistis tentang seseorang yang “terlalu jujur untuk Jakarta.” Agus Kuncoro memerankannya dengan gaya yang membumi, nyaris seperti karakter utama dalam drama keluarga, lengkap dengan beberapa momen emosional.

Lalu ada Hasto, manajer Vino yang diperankan Emil Kusumo. Sebagai “villain,” Hasto menarik karena dia bukan antagonis kartun: tindakannya terasa sangat nyata. Mulai dari meremehkan isu pelecehan yang dialami aktris, sampai mengiming-imingi aktor muda dengan bayaran besar untuk merekrutnya dan siap membuangnya ketika situasi tak lagi menguntungkan terdengar seperti sesuatu yang memang mungkin terjadi di industri hiburan.

Bahkan Jakarta dalam film ini punya dua wajah:

– Jakarta elit, dengan rumah mewah dan ekosistem profesional hiburan;

– dan Jakarta gang sempit, penuh rumah seadanya, jalanan becek, dan kehidupan yang jauh dari glamor.

Ini satu keunikan Jakarta yang saya rasa sudah jadi ciri khas yang dikenal para penduduknya, dan saya selalu senang ketika ada film lokal yang sukses menyajikan dualitas ini.

3. Berhasilkah Ernest Prakasa menyajikan dua wajah berbeda ini?

Lupa Daratan
Lupa Daratan (dok. Netflix/Lupa Daratan)

Film dengan dua tone yang kontras (komedi absurd dan drama kehidupan) mudah banget berubah jadi racikan yang berantakan kalau tidak ditangani hati-hati. Jadi pertanyaannya: apakah Ernest Prakasa sukses menyeimbangkan keduanya?

Menurut saya, cukup uniknya… iya.

Kontras antara komedi dan drama justru memberi kedalaman ekstra, terutama ketika Vino harus kembali berinteraksi dengan Iksan demi mencari jawaban atas “kutukannya.” Bagian Iksan yang lebih terasa seperti drama kehidupan membuat hubungan kakak-adik ini punya bobot emosional yang kuat. Sementara itu, sentuhan gelap dunia hiburan, yang diwujudkan lewat karakter Hasto, ditampilkan dengan cara yang realistis tanpa harus menghilangkan identitas komedinya.

Namun ada satu hal yang mengganggu saya.

Film ini terlalu jago saat masuk ke ranah dramanya. Sampai-sampai ketika momen serius baru saja terbentuk, lalu tiba-tiba muncul selipan komedi, saya malah berpikir:
“Aduh bro… sabar dulu dong. Kasih napas ke adegan dramanya, biar momennya mengalir sedikit lebih lama.”

Memang, mengingat ini pada dasarnya film komedi-drama, pendekatan itu tidak bisa dibilang salah. Tapi di beberapa adegan, perpindahan cepat antara drama yang menyentuh dan humor spontan mengingatkan saya pada film-film tertentu di mana tensi emosional yang seharusnya bisa lebih dalam malah “pecah” terlalu cepat karena punchline yang diselipkan untuk meringankan suasana.

Tidak sampai merusak filmnya, tapi cukup membuat beberapa momen yang harusnya bisa lebih berkesan jadi kehilangan sedikit momentum.

4. Mungkin salah satu hubungan kakak-adik laki-laki terbaik yang pernah saya saksikan

Cuplikan trailer film Lupa Daratan
Cuplikan trailer film Lupa Daratan (youtube.com/Netflix Indonesia)

Materi promonya memang lebih menonjolkan sisi absurd dari kutukan Vino. Tapi buat saya, aspek sejati Lupa Daratan adalah drama keluarga, khususnya kisah dua saudara yang sempat terpisah karena perbedaan cara memandang dunia hiburan, lalu dipaksa bertemu kembali.

Dan bagian ini… benar-benar bagus.

Interaksi Iksan dan Vino terasa begitu natural. Ada momen dimana mereka saling ejek, saling senggol, kadang ingin menunjukkan sayang tapi malah keluar dalam bentuk sarkas atau sindiran bercanda. Jenis dinamika kakak-adik laki-laki yang nggak pernah terang-terangan, tapi jelas terasa.

Vino G. Bastian dan Agus Kuncoro memainkan ini dengan sangat meyakinkan, ada chemistry yang kuat, tapi tetap penuh ketegangan sejarah masa lalu.

Aspek “brotherly bond” ini, saya rasa, bakal jadi salah satu elemen yang paling membekas bagi penonton. Bukan hanya karena menghangatkan hati, tapi karena cara penyajiannya terasa dekat dengan kehidupan nyata.

5. Kesimpulan?

Cuplikan trailer film Lupa Daratan
Cuplikan trailer film Lupa Daratan (youtube.com/Netflix Indonesia)

Bagi saya, Lupa Daratan adalah film yang solid, 4 dari 5 bintang.

Jujur, saat melihat trailernya, saya sempat khawatir: “Waduh… jangan-jangan saya bakal terjebak nonton komedi cringe di bioskop Cinepolis sampai jam 21.00?”

Tapi ternyata kekhawatiran itu langsung buyar.

Film ini bukan hanya menghadirkan komedi yang efektif dan menghibur, tapi juga menyelipkan drama keluarga yang kuat. Justru elemen dramanya lah yang mendorong film ini naik kelas: bukan sekadar tontonan haha-hihi, melainkan kisah hubungan kakak-adik yang hangat, berantakan, dan menyentuh.

Menariknya, keberhasilan sisi drama ini juga sedikit jadi “bumerang” kecil bagi saya. Ada beberapa momen yang bisa terasa lebih mengena kalau dramanya diberi ruang bernapas lebih panjang tanpa diselipi ekstra jokes. Aneh tapi nyata, film ini terlalu bagus dalam bagian dramanya sampai-sampai humor yang nyelip kadang memotong momentum.

Tapi secara keseluruhan? Ini tontonan yang memikat dan mudah disukai.

Kalau menurutmu gimana?

Drop pendapatmu di kolom komentar!

Lupa Daratan
2025
4/5
Directed by Ernest Prakasa
Producer

Dipa Andika, Nurita Anandia

Writer

Ernest Prakasa

Age Rating

13+

Genre

Drama, komedi

Duration

115 Minutes

Release Date

11-12-2025

Theme

Keluarga, showbiz

Production House

Imajinari

Where to Watch

Netflix

Cast

Vino G. Bastian, Dea Panendra, Agus Kuncoro, Emil Kusumo

Trailer Lupa Daratan (2025)

Galeri Lupa Daratan (2025)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Penilaian Film 'Lupa Daratan', Komedi dengan Unsur Drama Memikat

11 Des 2025, 12:30 WIBFilm