Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Peringkat 4 Lex Luthor Terbaik di Film Superman Layar Lebar!

Nicholas Hoult bikin Lex Luthor jadi musuh yang menyebalkan tapi menyenangkan. (dok. DC Studios)
Nicholas Hoult bikin Lex Luthor jadi musuh yang menyebalkan tapi menyenangkan. (dok. DC Studios)
Intinya sih...
  • Nicholas Hoult berhasil menangkap esensi Luthor dengan solid dan penuh perhitungan.
  • Kevin Spacey tampil sebagai Luthor yang terlihat tangguh, tapi motivasinya lemah dan rencananya terasa konyol.
  • Jesse Eisenberg gagal memunculkan wibawa Luthor sebagai penjahat kelas atas, terlalu neurotik dan aneh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lex Luthor adalah musuh bebuyutan Superman.

Kalau Batman punya Joker, maka Luthor adalah ancaman terbesar bagi sang Man of Steel. Bukan dengan otot, tapi dengan otak, ambisi, dan kebencian yang tak pernah padam. Karena itulah, hampir di setiap film live-action Superman, sosok Luthor selalu muncul.

Hingga kini, sudah ada empat aktor berbeda yang memerankannya di layar lebar: Gene Hackman, Kevin Spacey, Jesse Eisenberg, dan yang terbaru, Nicholas Hoult.

Tapi... siapa yang paling berhasil menangkap esensi Luthor?

Dan siapa yang justru terasa paling melenceng?

Berikut peringkat live-action Lex Luthor versi kami, dari yang terbaik sampai yang paling gagal!

4. Jesse Eisenberg

Jesse Eisenberg sebagai versi baru Lex Luthor (dok. DC Studios/Batman v Superman: Dawn of Justice)
Jesse Eisenberg sebagai versi baru Lex Luthor (dok. DC Studios/Batman v Superman: Dawn of Justice)

Saat Jesse Eisenberg diumumkan sebagai Lex Luthor di Batman v Superman, banyak yang mengernyitkan dahi. Tapi tak sedikit juga yang memilih untuk wait-and-see. Biar bagaimanapun, Eisenberg pernah sukses memerankan Mark Zuckerberg di The Social Network, sebuah peran yang menampilkan sosok cerdas, manipulatif, dan amoral.

Muncullah harapan bahwa ia bisa membawa versi Luthor yang lebih relevan dengan era modern, mewakili generasi milenial dalam bentuk tokoh jenius teknologi yang sinis dan haus kekuasaan.

Namun sayangnya, harapan itu tak terwujud sepenuhnya.

Luthor versi Eisenberg justru terasa terlalu neurotik, gelisah, dan aneh. Meski beberapa rencananya dalam film tergolong brilian, cara dia menyampaikannya justru membuat ancamannya kurang terasa. Dia jadi lebih seperti seseorang yang butuh konseling daripada mastermind yang bisa menaklukkan Superman.

Dengan gaya bicara yang tergagap-gagap, tawa canggung, dan gerakan tubuh yang tak tenang, Eisenberg gagal memunculkan wibawa Luthor sebagai penjahat kelas atas. Alih-alih menakutkan, ia lebih terasa seperti Riddler yang nyasar ke film Superman.

3. Gene Hackman

versi Lex Luthor Gene Hackman yang suka pakai wig (dok. Warner Bros./Superman)
versi Lex Luthor Gene Hackman yang suka pakai wig (dok. Warner Bros./Superman)

Bagi banyak orang, Gene Hackman adalah Lex Luthor klasik.

Ia memerankan karakter ini dalam empat film Superman era Christopher Reeve, dan bagi generasi tertentu, wajah dan suara Hackman mungkin langsung identik dengan sang musuh bebuyutan Superman.

Namun secara pribadi, saya tidak pernah benar-benar merasa bahwa Hackman adalah Luthor.

Salah satu alasannya cukup mendasar: Hackman menolak mencukur rambutnya atau memakai bald cap selama produksi. Meski dalam cerita Luthor-nya sebenarnya botak dan hanya mengenakan wig, dia jadi tetap terlihat berambut dalam mayoritas kemunculannya.

Keputusan ini membuat visualnya tak sepenuhnya meyakinkan sebagai Lex Luthor, terutama jika dibandingkan dengan ikonografi botak yang kuat dari versi komiknya.

Selain itu, Luthor versi Hackman cenderung tampil komikal dan flamboyan, dengan nuansa slapstick dan kejenakaan khas villain film era '70-an. Energinya terasa lebih seperti "Gene Hackman bersenang-senang" ketimbang seorang jenius kriminal yang menjadi ancaman global. Ia karismatik, tentu saja, tapi tidak punya nuansa gelap dan intelektual yang seharusnya melekat pada Luthor.

Singkatnya, terlalu banyak Hackman, terlalu sedikit Luthor.

2. Kevin Spacey

Lex Luthor versi Kevin Spacey (dok. Warner Bros. Pictures/Superman Returns)
Lex Luthor versi Kevin Spacey (dok. Warner Bros. Pictures/Superman Returns)

Ketika Superman Returns diumumkan, Kevin Spacey langsung terasa sebagai pilihan yang tepat untuk memerankan Lex Luthor.

Ia bukan hanya aktor berkaliber tinggi, tapi juga punya rekam jejak memerankan karakter-karakter kompleks, dari mastermind penuh tipu daya seperti Keyser Söze di The Usual Suspects, hingga psikopat tenang seperti John Doe di Se7en. Dengan kepalanya yang botak untuk peran ini dan sorot matanya yang tajam, Spacey secara penampilan dan kharisma benar-benar nampak seperti Luthor.

Masalahnya pada akhirnya bukan pada Spacey, tapi pada cara karakter Luthor ditulis di film ini.

Alih-alih menampilkan Luthor sebagai ancaman intelektual dengan ambisi global, Superman Returns justru mengambil terlalu banyak elemen dari versi Gene Hackman, termasuk obsesi aneh terhadap real estate dan rencana absurd menciptakan benua Kryptonite.

Hasilnya adalah Luthor yang terlihat tangguh di permukaan, tapi motivasinya lemah dan rencananya terasa konyol, menciptakan ketimpangan antara aktor yang serius dan naskah yang kurang menggigit.

1. Nicholas Hoult

Nicholas Hoult bikin Lex Luthor jadi musuh yang menyebalkan tapi menyenangkan. (dok. DC Studios)
Nicholas Hoult bikin Lex Luthor jadi musuh yang menyebalkan tapi menyenangkan. (dok. DC Studios)

Sejak awal, Nicholas Hoult terasa sebagai pilihan yang sangat menjanjikan untuk memerankan Lex Luthor. Ia sudah membuktikan versatilitasnya dalam berbagai peran, dari sosok tenang dan intelektual seperti Beast di X-Men, karakter fanatik yang tragis seperti Nux di Mad Max: Fury Road, hingga tokoh absurd dan meledak-ledak seperti Tyler Ledford di The Menu.

Hoult mampu memainkan spektrum karakter yang luas: dari brilian dan dingin, hingga labil dan penuh dendam. Dan semua itu berpadu sempurna dalam interpretasinya sebagai Luthor.

Hasil akhirnya? Sebuah perwujudan Lex Luthor yang paling solid sejauh ini di layar lebar.

Versi Hoult adalah sosok yang: Sangat cerdas dan penuh perhitungan, mampu berdiri tenang berhadapan dengan Superman sambil tetap memegang kendali, tapi juga penuh kebencian dan rasa iri hati, dengan energi “hater” yang begitu nyata, sampai-sampai ia tak ragu menyakiti siapa pun yang pernah bersinggungan dengan sang Man of Steel.

Perpaduan antara kendali, karisma, dan kebencian obsesif ini menjadikan Hoult sebagai Lex Luthor paling definitif yang pernah tampil di layar lebar.
Akhirnya, kita punya Luthor yang tidak hanya menantang kekuatan Superman, tapi juga memantulkan sisi tergelap dari kemanusiaan itu sendiri.

Nah itu peringkat Lex Luthor terbaik di versi layar lebar.

Kalau live-action series, sebenarnya Michael Rosenbaum dari Smallvile juga ikonis, dan begitu lama terasa sebagai versi definitif Luthor. Namun kali ini kita fokus hanya ke film layar lebar.

Setuju gak?

Sampaikan di kolom komentar!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Gavan Infinity Perlihatkan Teaser dan Desain dari Metal Heroes Baru!

04 Des 2025, 14:00 WIBFilm