Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film: Superman, Usaha Terakhir James Gunn Membangkitkan DCU

SPMN-17728rv3_proxy_WB360JPEG_1900 (Small).jpeg
Dok. Warner Bross (Superman)
Intinya sih...
  • Cerita yang Tidak Ingin Terlalu Rumit, Tapi Terlalu Banyak Plot- Fokus pada konflik personal Superman dan Lex Luthor- Banyak plot yang hit and miss di berbagai tempat
  • Aksi, Estetika, dan Warna-Warna yang Akhirnya Hidup Lagi - Film cerah dengan aksi dinamis- Efek praktikal digunakan secara efektif
  • Pahlawan Lama, Pesan Baru - Menekankan makna menjadi Superman di tahun 2025- Hubungan Clark dengan Lois terasa dewasa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

GENRE: Action, Superhero, Drama

ACTORS: David Corenswet, Rachel Brosnahan, Nicholas Hoult

DIRECTOR: James Gunn

RELEASE DATE: 9-7-2025

RATING: 3/5

Setelah bertahun-tahun gagal menemukan jati diri di layar lebar, Superman (2025) hadir dengan misi yang lebih berat dari sekadar menyelamatkan dunia: mengembalikan kepercayaan penonton bahwa sosok Kal-El masih relevan, manusiawi, dan pantas menginspirasi.

Disutradarai oleh James Gunn sebagai bagian dari proyek ulang semesta DC (DCU Chapter One: Gods and Monsters), film ini menjadi titik awal dari narasi besar yang lebih terkoneksi, lebih emosional, dan percaya atau tidak, lebih sederhana.

David Corenswet mengenakan jubah merah biru bukan sebagai tiruan Henry Cavill, tapi sebagai Superman yang lebih “menjejak tanah”. Ia bukan dewa. Ia hanya seseorang yang mencoba jadi baik di dunia yang sinis. Dan justru karena itu, film ini terasa sangat berbeda.

1. Cerita yang Tidak Ingin Terlalu Rumit, Tapi Terlalu Banyak Plot

SPMN-CC-TRL-0027_proxy_High_Res_JPEG (Small).jpeg
Dok. Warner Bros (Superman)

Alih-alih fokus pada skala ancaman global seperti invasi alien atau mesin kehancuran, Superman (2025) memilih mengangkat konflik yang lebih personal: identitas, isolasi, dan bagaimana menjadi pahlawan ketika dunia hanya ingin melihat sisi burukmu.

Kita melihat Clark Kent muda yang bekerja di Daily Planet, masih belajar menjadi simbol harapan sambil tetap membayar sewa dan bersikap sopan pada atasan. Di sinilah letak permasalahan utama muncul. Superman seperti ingin menjejalkan berbagai fakta ke penontonnya tanpa pandang bulu. Seolah-olah Gunn ingin memperlihatkan kalau dunia Superman itu lengkap dan sudah dikenal banyak orang. Hasilnya, film ini memiliki banyak plot yang hit and miss di berbagai tempat.

Lex Luthor versi Nicholas Hoult hadir bukan sebagai penjahat pintar dengan armor berwarna ungu. Dia hadir dengan ambisnya terhadap Superman. Sebuah ambisi yang sayangnya mendorong karakternya ke area komikal. Sebuah area yang menjadikan karakter Lex Luthor terlalu berlebihan dan tidak enak untuk diikuti. Rasanya seperti membaca deretan dialog yang ditulis oleh anak kecil yang menaruh dendam pada guru fisikanya. Penuh emosi, tapi nyaris tanpa isi.

2. Aksi, Estetika, dan Warna-Warna yang Akhirnya Hidup Lagi

SPMN-25159rv1_proxy_High_Res_JPEG (Small).jpeg
Dok. Warner Bros (Superman)

Kalau kamu lelah dengan DC yang kelabu, tenang. Superman (2025) adalah film yang tidak takut untuk cerah. Langit biru, matahari sore di Kansas, dan dentuman soundtrack heroik dari John Murphy membuat setiap momen terasa besar tanpa harus terlalu gelap.

Aksinya tidak mencoba meniru Marvel. Tidak juga jatuh ke gaya Snyder yang hiper-stilistik. Ada adegan pertarungan di udara yang terasa seperti ballet modern—mengalir, dinamis, dan tetap jelas dilihat. Efek praktikal digunakan seperlunya, CGI-nya tidak mencolok mata, dan yang penting tidak membuatmu pusing.

3. Pahlawan Lama, Pesan Baru

SPMN-TRL1-054_proxy_WB360JPEG_1900 (Small).jpeg
Dok. Warner Bros (Superman)

Apa makna menjadi Superman di tahun 2025? Jawaban film ini sederhana tapi kuat: tetap memilih untuk baik, bahkan saat dunia tidak membalasnya. Ini bukan kisah tentang kekuatan super, tapi tentang kompas moral yang tetap lurus ketika semua orang memilih jalan pintas.

Hubungan Clark dengan Lois (diperankan dengan apik oleh Rachel Brosnahan) pun terasa dewasa, bukan drama remaja, tapi pasangan yang saling hormat, saling menantang, dan tumbuh bersama. Sementara itu peran lainnya seperti para Justice Gang, tampil cukup meyakinkan. Terutama untuk Edi Gathegi dan Nathan Fillion. Keduanya membawakan sosok Mister Teriffic dan Guy Gardner dengan sangat menarik. Satu-satunya yang kami sayangkan adalah, mentahnya akting Isabela Merced yang mungkin timbul karena minimnya dialog yang dia ucapkan.

4. Sebuah Pembukaan!

SPMN-39446rv4_proxy_WB360JPEG_1900 (Small).jpeg
Dok. Warner Bros (Superman)

Superman (2025) bukan film yang sempurna. Masih ada beberapa pacing lambat di tengah, dan fans lama mungkin merasa kurang “epik” dibanding versi sebelumnya. Tapi inilah pertama kalinya dalam dua dekade terakhir di mana Superman terasa seperti... Superman.

Superman (2025) juga merupakan bukti kalau ikon yang paling sering disalahpahami bisa kembali bersinar jika dipahami dengan hati. Film ini bukan sekadar reboot, bukan juga nostalgia murahan. Ia adalah reinterpretasi yang lembut sambil tetap menghormati warisan karakter legendaris dengan jiwa baru yang relevan di zaman sekarang.

Saya pun memberikan filmnya nilai 3 dari 5 bintang!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Gavan Infinity Perlihatkan Teaser dan Desain dari Metal Heroes Baru!

04 Des 2025, 14:00 WIBFilm