Ini Alasan Lex Luthor Sangat Benci Superman Menurut James Gunn!

- Lex Luthor membenci Superman karena merasa tergantikan dan tidak dihargai, mirip dengan perasaan seniman terhadap AI.
- Kebencian Luthor bukan hanya karena iri, tapi juga ancaman eksistensial dan kecemasan manusia modern terhadap perubahan besar.
- DC Universe versi James Gunn menampilkan Superman sebagai metahuman paling kuat yang muncul tiga tahun setelah pahlawan super lainnya.
Trailer film Superman terbaru garapan James Gunn kembali menyorot sosok ikonik Lex Luthor, kali ini diperankan oleh Nicholas Hoult, sebagai musuh bebuyutan sang manusia baja.
Saya menyebut Luthor yang ditampilkan di trailer baru itu sebagai "hater" Superman. Dia benar-benar sangat benci Superman sampai berencana membunuh sekalian semua orang yang terlibat dengan dia, termasuk orang tua asuhnya dan Lois Lane.
Namun di balik kebenciannya yang tampak total terhadap Superman, ada alasan yang lebih dalam, personal, dan... sangat relevan dengan zaman sekarang.
Kenapa Lex Luthor sangat benci Superman di versi 2025 ini? Ini penjelasan James Gunn!
1. Seperti para seniman memandang AI, menurut Gunn

“Lex memandang Superman seperti para seniman memandang AI,” ujar Gunn, dilansir Rolling Stone.
“Dia adalah manusia paling hebat di banyak aspek. Dia telah melakukan hal-hal yang tak tertandingi. Lalu datanglah seseorang yang tidak melakukan apa pun untuk ‘layak’ memiliki kemampuan terbang dan menghancurkan bangunan. Dia juga sangat tampan. Dan tiba-tiba, itulah yang menjadi perhatian dunia. Obsesi semacam itulah—perasaan tergantikan, bakat yang tidak dihargai atau diabaikan—yang saya pikir menjadi alasan di balik kebencian Lex.”
2. Lebih dari cemburu, ini soal eksistensi

Dari penjelasan Gunn, yang saya rasakan soal kebencian Luthor pada Superman dalam versi ini bukan semata karena iri, tapi karena ancaman eksistensial.
Ia merasa "tergeser", "tak relevan", dan "tak terlihat". Ini menjadikan Lex Luthor bukan sekadar penjahat jahat, tapi simbol dari kecemasan manusia modern terhadap ketidakberdayaan dalam menghadapi perubahan besar, entah itu alien superkuat, teknologi, atau zaman yang bergerak terlalu cepat.
Yang jadi masalah adalah di berbagai versi, ego Lex Luthor itu kolosal. Jadi jika pencapaiannya tiba-tiba disalip pendatang baru (Superman baru aktif tiga tahunan di DCU), egonya bisa sangat tersakiti.
3. Situasi Manusia Super di DC Universe versi James Gunn

James Gunn juga memberikan gambaran menarik tentang latar dunia DCU yang sedang dibangunnya. Dalam wawancara dengan Fandango, Gunn menjelaskan:
“Kami memperkenalkan dunia baru yang sangat menyenangkan. Kita berada di realitas alternatif di mana para pahlawan super sudah ada selama 300 tahun, dan sekarang kita baru mulai mengikuti kisah satu pahlawan super tertentu, tiga tahun setelah dia muncul, yang kebetulan adalah metahuman paling kuat sepanjang masa.”
Dari penjelasan ini, kita bisa memahami bahwa Superman versi DCU bukanlah pahlawan super pertama yang muncul di dunia ini, melainkan sosok baru di tengah sejarah panjang pahlawan super. Keberadaannya di dunia yang sudah penuh dengan metahuman dan sosok luar biasa lainnya tentu membawa dinamika tersendiri.
Ini menambah lapisan kompleks dalam konflik Lex Luthor dengan Superman. Luthor bukan hanya menghadapi seorang alien superkuat, tapi juga harus bersaing dengan simbol baru yang menggeser fokus dunia setelah tiga tahun eksistensinya.
Dengan konteks ini, obsesi Lex terhadap Superman (yang datang dan langsung menjadi pusat perhatian kurang dari lima tahun) bukan hanya persoalan pribadi, tapi juga refleksi dari dunia yang terus berubah, di mana “manusia hebat” seperti Luthor harus berhadapan dengan era baru metahuman yang lebih kuat dan berpengaruh.
4. Mari kita tunggu eksekusinya

Dengan dasar karakter yang seperti ini, Lex Luthor versi DC Universe tampaknya akan menjadi salah satu versi paling kompleks dan berbahaya yang pernah muncul di layar lebar. Ia bukan monster, bukan maniak... melainkan manusia yang terlalu manusiawi (kemungkinan dengan kejeniusan luar biasa dan ego tak kalah kolosal), dan karena itulah ia bisa sangat mematikan.
Dan kalau ini dieksekusi dengan baik dalam film, kita bisa menyaksikan sebuah konflik yang bukan hanya soal pukulan dan ledakan, tapi juga ideologi dan eksistensi.
Superman dijadwalkan tayang pada Juli 2025, dan sejauh ini trailer-trailernya memperlihatkan dinamika menarik antara sang pahlawan idealis dan musuhnya yang tak kalah kuat, baik secara intelektual maupun emosional.
Apakah kamu mulai bisa memahami posisi Lex setelah penjelasan ini?
Atau kamu tetap mendukung Superman sepenuhnya?
Tulis pendapatmu di kolom komentar ya!