Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

5 Tokoh One Piece yang Berpotensi Jadi Fleet Admiral Setelah Ending!

Koby (dok. Toei Animation/One Piece)
Koby (dok. Toei Animation/One Piece)
Intinya sih...
  • Monkey D. Garp memiliki reputasi, pengalaman, dan kekuatan moral untuk menuntun generasi baru Marine ke arah yang benar.
  • Sengoku the Buddha adalah sosok yang menjalankan perintah atasannya, namun tetap berusaha menjaga hati nurani.
  • Sakazuki (Akainu) bisa menjadi penjaga keras dunia yang rapuh setelah era Tenryuubito berakhir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di akhir kisah One Piece, banyak fans menduga tirani Tenryuubito akhirnya akan runtuh. Sistem dunia lama akan hancur, dan Angkatan Laut pun mungkin tidak lagi menjadi alat penindas, melainkan institusi sejati yang menegakkan keadilan di lautan.

Dan jika era baru itu benar-benar datang, maka jabatan tertinggi di tubuh Angkatan Laut, Fleet Admiral, akan menjadi posisi yang sangat penting. Bukan lagi simbol kekuasaan pemerintah, melainkan penjaga keseimbangan dunia.

Pertanyaannya: siapa sosok yang paling pantas memimpin era baru itu? Siapa penerus sejati yang bisa mewujudkan cita-cita keadilan tanpa bayang-bayang korupsi dan tirani?

Mari kita bahas karakter-karakter One Piece yang paling berpotensi menjadi Fleet Admiral setelah ending!

1. Monkey D. Garp

Garp (dok. Toei Animation/One Piece)
Garp (dok. Toei Animation/One Piece)

Kalau saja Garp mau menerima promosi yang ditawarkan padanya, ia sudah bisa menjadi Fleet Admiral sejak lama, bahkan mungkin sebelum Sengoku. Gelar “Hero of the Marines” saja sudah cukup menjelaskan betapa besar pengaruhnya.

Namun Garp selalu menolak jabatan itu, karena ia tahu maknanya: menjadi admiral berarti jadi pesuruh pribadi Tenryuubito dan Gorosei, bukan penegak keadilan sejati.

Tapi bayangkan dunia setelah tirani itu tumbang, dunia tanpa dewa, tanpa sistem korup yang mengatur Angkatan Laut dari balik layar. Dalam dunia seperti itu, alasan Garp menolak jabatan itu akan lenyap.

Meski Garp bukan tipe yang ambisius terhadap kekuasaan, ia memiliki reputasi, pengalaman, dan kekuatan moral untuk menuntun generasi baru Marine ke arah yang benar.

Era baru yang tercipta di ending One Piece bisa jadi penuh harapan… tapi juga pasti dipenuhi chaos. Dan Garp adalah sosok yang bisa menyeimbangkan keduanya.

Tentu saja, sebelum itu semua bisa terjadi, Garp harus bertahan hidup dulu. Terakhir kali kita melihatnya, ia ditawan oleh Bajak Laut Kurohige. Namun bila ia lolos, bukan mustahil dunia baru kelak akan mengenalnya kembali, bukan hanya sebagai “Hero,” tapi sebagai Fleet Admiral sejati.

2. Sengoku

Sengoku dalam anime One Piece (dok. Toei Animation/One Piece)
Sengoku dalam anime One Piece (dok. Toei Animation/One Piece)

Sengoku the Buddha adalah figur langka di dalam Angkatan Laut. Sosok yang menjalankan perintah atasannya, namun tetap berusaha menjaga hati nurani.

Memang, di masa kepemimpinannya terjadi banyak tragedi besar, termasuk insiden Ohara, yang hingga kini masih menjadi noda dalam sejarah Marine. Tapi di balik itu, Sengoku tidak pernah sepenuhnya tunduk pada sistem.

Setelah Perang Marineford, ia sempat ingin menyebarkan daftar buronan para tahanan Level 6 Impel Down yang kabur, demi keamanan dunia. Namun Gorosei memilih menutup-nutupi fakta itu dan Sengoku murka. Sebuah momen yang menunjukkan bahwa bahkan di bawah tekanan rezim korup, ia tetap memegang teguh rasa tanggung jawabnya terhadap publik.

Dalam dunia baru, di mana Angkatan Laut tak lagi menjadi alat kekuasaan Tenryuubito, Sengoku bisa menjadi pemimpin yang jauh lebih ideal. Sosok yang menyeimbangkan logika dan empati, hukum dan kemanusiaan.

Namun, satu hal yang jelas: setelah turun dari jabatan Fleet Admiral, Sengoku terlihat jauh lebih damai. Ia bisa tertawa lepas, menikmati hidupnya di markas bersama Tsuru dan para juniornya.

Mungkin, di dalam hatinya, Sengoku memang sudah menunaikan bagiannya untuk era lamanya. Dan jika dunia baru butuh arahan, ia lebih cocok menjadi penasehat bijak, bukan lagi sosok di garis depan.

3. Sakazuki

Sakazuki karakter One Piece (dok. Eiichiro Oda, Toei Animation/One Piece)
Sakazuki karakter One Piece (dok. Eiichiro Oda, Toei Animation/One Piece)

Saat ini, Sakazuki adalah Fleet Admiral yang berkuasa. Sosok yang dulu identik dengan brutalitas dan “keadilan mutlak” (Absolute Justice).

Banyak fans menganggap ia pada akhirnya akan terdepak dari posisinya, terutama setelah melihat betapa keras dan tak kenalnya ampun dalam tragedi Ohara maupun Perang Marineford. Namun… apakah itu pasti terjadi?

Menariknya, Sakazuki pasca–time skip terasa berbeda. Ia masih keras, ya, tapi tidak lagi seganas dirinya di masa lalu. Langkah-langkahnya kini lebih terkendali, bahkan di tengah Final Saga, di mana kekacauan dunia semakin parah. Sakazuki tampak menahan diri, memilih strategi dibanding sekadar amukan destruktif. Bahkan ada momen dia menahan koleganya, Borsalino, untuk ke Wano.

Bila ini menandakan perkembangan karakter, maka bukan mustahil Sakazuki tetap menjadi Fleet Admiral bahkan setelah ending. Ia bisa berubah dari simbol “keadilan mutlak” menjadi figur disiplin yang menjaga stabilitas di era baru.

Apalagi, jangan lupa satu hal penting: Sakazuki sendiri tidak menyukai Gorosei. Ia pernah bertengkar langsung dengan para tetua dunia itu, menegaskan bahwa ia bukan boneka Tenryuubito. Sakazuki memang kejam… tapi dia juga punya kebanggaan dan keyakinan bahwa keadilan sejati tidak boleh dikendalikan oleh siapapun.

Mungkin, jika dunia baru terlahir dari reruntuhan sistem lama, Sakazuki akan tetap berdiri di puncak. Tapi bukan sebagai tiran, tapi sebagai penjaga keras dunia yang rapuh.

4. Issho (Fujitora)

Issho atau Fujitora (dok. Toei Animation/One Piece)
Issho atau Fujitora (dok. Toei Animation/One Piece)

Tiga nama sebelumnya mewakili dua legenda tua dan satu sosok yang saat ini menjabat sebagai Fleet Admiral. Tapi jika berbicara tentang masa depan Angkatan Laut setelah era Tenryuubito berakhir, ada satu nama lain yang layak menonjol, Issho, alias Fujitora.

Dari tiga admiral aktif, Fujitora adalah yang paling “manusiawi.” Kizaru sempat terasa terlalu patuh pada perintah, meski dia tak suka. Dampaknya dia terlihat terguncang setelah harus membunuh Vegapunk, sahabatnya sendiri, demi menuruti perintah Gorosei.

Sementara Ryokugyu, meski kuat, memandang dunia dengan cara yang terlalu hierarkis dan diskriminatif. Dia terasa sebagai penjilat sejati Tenryuubito dan Sakazuki.

Issho berbeda. Ia percaya keadilan bukan tentang tunduk pada sistem, tapi melindungi manusia yang tertindas. Ia bahkan berani meminta maaf terbuka kepada Raja Riku Dold III atas tindakan Marine di Dressrosa, sebuah langkah yang mustahil dilakukan admiral lain.

Fujitora adalah tipe pemimpin yang berani menghadapi kebenaran, meski artinya melawan struktur yang selama ini menaunginya. Ia tidak berambisi menjadi “puncak kekuasaan,” tapi tindakannya justru membuktikan bahwa ia memiliki hati seorang pemimpin sejati.

Jika dunia baru benar-benar lahir, dunia tanpa Tenryuubito, tanpa Gorosei, tanpa tirani dari atas. maka sosok seperti Issho akan menjadi harapan baru Angkatan Laut.
Seorang pemimpin yang menegakkan “keadilan sejati," bukan keadilan buta di bawah bayang-bayang kekuasaan.

5. Koby

Koby (dok. Toei Animation/One Piece)
Koby (dok. Toei Animation/One Piece)

Dan akhirnya… bagaimana dengan Koby?

Sejak awal, Koby adalah cerminan idealisme murni di dunia yang korup. Ia bukan prajurit yang lahir dari sistem, melainkan seseorang yang memilih menjadi Marinir
karena ingin melindungi orang-orang lemah dari kejahatan di lautan.

Visinya tentang Angkatan Laut seharusnya akan adil, manusiawi, dan tidak tunduk pada tirani. Karena itulah nilai yang sudah kokoh sejak pertama kali ia muncul, ketika ia masih lemah.

Dalam konteks “Final Saga,” Koby adalah representasi generasi baru: harapan yang tumbuh dari reruntuhan sistem lama.

Bayangkan sebuah dunia di mana Luffy akhirnya menjadi Raja Bajak Laut, dan Koby berdiri di sisi seberangnya sebagai Fleet Admiral yang menegakkan keadilan sejati.
Keduanya bukan musuh, tapi simbol keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab. Dua mimpi besar yang akhirnya sama-sama tercapai, dari arah yang berbeda.

Namun, seperti dalam kisah Naruto, proses menuju puncak tak terjadi seketika. Koby masih muda, dan dunia setelah kejatuhan Tenryuubito akan butuh figur transisi, seorang senior yang membawa kestabilan di masa awal perubahan.

Jika di Naruto ada Kakashi, mungkin di One Piece juga Fleet Admiralnya akan sosok senior seperti Fujitora dulu. Setelah waktu berjalan, dan ketika Koby sudah lebih matang, ia akan menjadi Fleet Admiral yang berikutnya.

Nah itu analisis soal siapa tokoh One Piece yang berpotensi jadi Fleet Admiral setelah ending.

Kalau kamu sukanya siapa?

Sampaikan di kolom komentar!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Anime & Mange

See More

10 Link Alternatif Anoboy, Samehadaku, dan Otakudesu, Legal!

05 Des 2025, 10:45 WIBAnime & Manga