Kenapa Ya Kurohige Terasa Lebih Brutal dari Rocks D. Xebec One Piece?

- Kurohige mungkin tidak pernah benar-benar mengenal Rocks D. Xebec.
- Trauma masa kecilnya membuat dia memutuskan mengambil jalan yang lebih brutal dan kejam.
- Teach melihat kegagalan ayahnya sebagai beban sekaligus motivasi untuk menjadi lebih agresif.
Kenapa Ya Kurohige Terasa Lebih Brutal dari Rocks D. Xebec One Piece?
Salah satu kejutan terbesar dari kilas balik panjang Loki di arc Elbaf adalah Kurohige terungkap anak dari Rocks D. Xebec.
Tapi kenapa ya dibanding ayahnya, Kurohige terasa lebih brutal?
Xebec memang dikenal ambisius dan penuh mengintimidasi, tapi tindakannya di God Valley memperlihatkan sisi manusiawinya, dia bahkan berjuang untuk menyelamatkan anak dan istrinya.
Sementara itu, Kurohige tampaknya lebih ringan tangan melakukan hal-hal yang ayahnya dulu tidak lakukan, seperti mengkhianati sosok yang ia hormati, bahkan Shirohige yang sudah menganggapnya keluarga.
Jadi, apa yang membuat Kurohige terasa lebih kejam dan brutal dibanding Rocks?
Mari kita analisis lebih dalam lewat situasi-situasi yang sudah ditampilkan Oda!
1. Apakah Kurohige tahu siapa sebenarnya Rocks D. Xebec?

Hal menarik soal hubungan ayah-anak ini adalah: Kurohige mungkin tidak pernah benar-benar mengenal Rocks D. Xebec.
Demi keamanan, Xebec menitipkan istri dan putranya, Teach kecil, ke God Valley, kampung halamannya, di bawah perlindungan klan Davy. Itu artinya, sejak awal Kurohige hampir tidak pernah menyaksikan langsung ayahnya memimpin Bajak Laut Rocks. Bahkan keberadaan istri dan anak ini disembunyikan total dari kru Rocks.
Lebih tragis lagi, Kurohige baru berusia dua tahun ketika Insiden God Valley terjadi. Ia kehilangan ayahnya di usia terlalu muda, tanpa sempat membangun ingatan jelas tentang siapa sosok Xebec sebenarnya. Kalaupun Xebec sempat berkunjung diam-diam sebelum insiden, jumlah pertemuan itu pasti sangat terbatas.
Saya curiga sosok ayah yang ia kenal lebih banyak datang dari legenda dan cerita yang tersisa. Masalahnya, legenda tentang Xebec, seperti yang pernah dipaparkan Sengoku di bab 957, lebih menyorot sisi ambisius, kejam, dan penuh teror, ketimbang sisi manusiawinya.
Dengan begitu, ada kemungkinan bayangan ayah yang ada di benak Teach mungkin hanyalah monster legendaris, bukan pria yang sebenarnya tak akan sembarangan menyerang orang yang ia anggap sebagai sahabat (Harald) dan benar-benar menyayangi anak dan istrinya.
2. Trauma mungkin membuat ambisi Teach lebih membara dari ayahnya

Di usia yang baru dua tahun, Teach dan ibunya ditangkap. Luka memar di tubuh mereka menunjukkan mereka tak ditangkap baik-baik.
Keduanya dan seluruh klan Davy di God Valley lalu dijadikan target buruan utama.
Ia dan klan Davy sempat dipamerkan di panggung lalu melihat para Tenryuubito begitu bernafsu membunuhnya. Kamu bahkan bisa melihat Teach kecil yang dipeluk ibunya membelalak. Adegan itu bisa jadi sudah terpatri di kepalanya.
Jadi bahkan meski Teach tahu siapa ayahnya yang sejati, mungkin baginya itu tidak penting.
Trauma masa kecilnya membuat dia memutuskan mengambil jalan yang lebih brutal dan kejam untuk mewujudkan mimpi sejatinya... yang bisa jadi adalah balas dendam ke Tenryuubito.
3. Mungkin fakta bahwa ayahnya gagal membuat Teach termotivasi untuk lebih keras?

Rocks D. Xebec pernah punya mimpi yang luar biasa ambisius: menjadi Raja Dunia. Bahkan puluhan tahun kemudian, dalam kisah Sengoku di bab 957, mimpi ini masih dikenang sebagai salah satu cita-cita paling gila di lautan.
Namun pada akhirnya, mimpi itu gagal terwujud. Xebec sudah punya firasat keberuntungannya akan habis jika ia menuju God Valley, tetapi tetap mengambil risiko demi menyelamatkan anak dan istrinya. Dan di situlah ia tumbang.
Di titik ini saya curiga, Teach melihat kegagalan ayahnya sebagai beban sekaligus motivasi. Jika Xebec tidak bisa mencapai mimpinya, maka dia, sebagai anaknya, harus lebih keras, lebih agresif, bahkan tanpa kompromi.
Buktinya jelas: banyak taktik Teach mencerminkan langkah ayahnya, seperti menjadikan Hachinosu (Pulau Bajak Laut) sebagai markas. Bedanya, jika Xebec mengandalkan karisma untuk menyatukan monster-monster laut, Teach memilih jalur opportunisme, pengkhianatan, dan manipulasi untuk memastikan tujuannya tercapai.
Seakan-akan dalam benaknya selalu ada pikiran: "Kalau ayah gagal, aku harus lebih agresif. Aku tidak boleh jatuh dengan cara yang sama."
Jika kemungkinan ini benar, berarti ada sisi tragis dari motivasi Teach

Kalau kemungkinan ini benar, maka Teach mungkin lebih brutal dari ayahnya karena ia tidak benar-benar mengenal ayahnya... dan mungkin dimotivasi oleh trauma dan juga kisah soal kegagalan ayahnya.
Bayangkan: ia tumbuh tanpa benar-benar mengenal sosok Rocks D. Xebec, hanya mendengar kisah tentang kapten legendaris yang akhirnya tumbang di God Valley. Ia masih membawa luka masa kecil, pernah jadi target buruan Tenryuubito. Semua itu bisa saja membuat Teach yakin bahwa satu-satunya cara agar mimpi besar bisa tercapai adalah dengan cara yang lebih brutal dari ayahnya.
Ironisnya, di balik sosoknya yang oportunis, licik, dan tanpa kompromi, ada jejak tragedi keluarga yang menuntunnya. Jika benar begitu, maka ambisi Teach bukan hanya soal kekuasaan… tapi juga semacam warisan gelap dari ayahnya yang gagal.
Dan justru di situlah letak sisi tragis Teach: dia berjuang keras agar tidak bernasib sama dengan ayahnya, tapi dalam aksi itu, dia mungkin kehilangan sisi manusiawi yang Xebec masih miliki.
Nah, itu teori soal kenapa Kurohige bisa terasa lebih brutal dibanding ayahnya sendiri, Rocks D. Xebec.
Tentu saja, ini masih sebatas teori. Namun melihat potongan masa lalu Kurohige, mulai dari trauma God Valley hingga warisan ambisi ayahnya yang gagal, rasanya ada beberapa bagian dari analisis ini yang tidak bisa diabaikan.
Kalau benar begitu, maka sisi brutal Teach bukan hanya lahir dari sifat oportunisnya, tapi juga dari luka masa lalu yang membentuknya.
Bagaimana menurutmu?
Apakah Kurohige benar-benar lebih kejam dari ayahnya, atau justru dia hanya mewarisi mimpi yang sama dengan cara berbeda?
Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!


















