Bisakah Figarland Shamrock Jadi Baik Seperti Shanks di One Piece?

- Shamrock punya fondasi baik dari ibunya dan ikatan dengan Shanks
- Perbedaan cara dibesarkan menentukan pandangan dunia mereka
- Kepribadian mereka sudah "matang" dan tidak mudah berubah
Bisakah Figarland Shamrock Jadi Baik Seperti Shanks di One Piece?
Karena situasi di God Valley, Shamrock dan Shanks tumbuh dengan sangat berbeda.
Shanks tumbuh bersama Bajak Laut Roger, lalu berkembang menjadi bajak laut perkasa yang mencoba menjaga keseimbangan dunia. Sementara Shamrock tampaknya tumbuh di bawah ayahnya, Figarland Garling, dan kini berkembang jadi komandan God's Knight yang terpercaya.
Dari penampilan singkatnya di Elbaf, Shamrock terasa dingin dan kejam, seperti seorang God's Knight awamnya. Dia terlihat menjalankan misinya di Elbaf dengan sepenuh hati untuk membuat negeri para raksasa itu tunduk pada Pemerintah Dunia, dan dia tanpa ragu menyerang Loki yang bukan hanya terbelenggu, tapi juga sudah dilukai parah oleh Gunko.
Namun pertanyaannya… apakah benar Shamrock sepenuhnya gelap?
Atau mungkinkah, di balik kesetiaan dinginnya, masih tersisa sedikit cahaya seperti yang pernah dimiliki Shanks?
Bisakah Figarland Shamrock menjadi baik seperti Shanks di One Piece?
Mari kita analisis lebih dalam.
1. Shamrock terasa punya fondasi menjadi baik

Mau bagaimana juga, baik Shanks dan Shamrock lahir dari ibu yang sama. Wanita yang dikenal bijaksana oleh penduduk God Valley, dan punya keberanian dan tekad besar untuk menggunakan sisa kekuatannya mencoba memastikan dua putranya tidak dibesarkan oleh Garling.
Perhatikan juga bahwa selama dibawa Monkey D. Dragon, Shamrock baru menangis ketika dipisahkan dari Shanks oleh Maffey. Jadi tampaknya dia memang punya ikatan pada saudaranya selama mereka masih bayi.
Dengan dasar itu, jelas Shamrock pernah memiliki fondasi untuk menjadi baik, warisan kasih dari ibunya dan keterikatan dengan saudara kembarnya.
Sayangnya, fondasi itu tumbuh di tempat yang salah: di Mary Geoise, di bawah bimbingan Garling, bukan di dek kapal Bajak Laut Roger.
Dan di sanalah, perlahan-lahan, cahaya dalam dirinya mungkin mulai pudar.
2. Perbedaan cara mereka dibesarkan

Ada yang berkelakar, fakta bahwa bayi Shanks kepalanya terbentur setelah Dragon ditembak Maffey membuat ia seperti Goku Dragon Ball: kehilangan sepenuhnya sisi jahatnya. Kalau begitu, maka Shamrock yang tidak terbentur akan berkembang seperti Raditz yang berbahaya.
Mungkinkah Oda akan menggunakan itu sebagai referensi? Ya bisa saja, dia kan memang fans berat Akira Toriyama dan Dragon Ball.
Tapi bagi saya perbedaan lingkungan merekalah penentu sejatinya.
Shanks berkembang jadi bajak laut yang mirip dengan kaptennya, sosok yang tampak berlayar demi kebebasan. Bajak Laut Rambut Merah bahkan jadi inspirasi Luffy untuk krunya sendiri.
Shamrock berkembang jadi komandan God's Knight yang bisa dengan dingin mengeksekusi perintah yang diberikan kepadanya.
Petunjuk perbedaan pandangan mereka soal dunia sudah terasa di bab 1138. Shamrock menyebut Shanks sebagai saudara kembarnya yang pernah kembali ke Mary Geoise, namun "dia lebih suka kekotoran dunia bawah."
Kalimat itu saja sudah mencerminkan bagaimana pola pikir Garling dan Tenryuubito telah sepenuhnya merasukinya.
Dan ironisnya, di sisi lain dunia, Shanks justru memilih "kekotoran" itu. Ia memilih hidup di antara manusia, di tengah dunia yang tidak sempurna, karena di sanalah kebebasan sejati berada.
3. Mereka bukan lagi remaja, bisa jadi kepribadian mereka sudah "matang"

Kalau saja Shamrock masih remaja, sosok muda yang baru mengenal kerasnya dunia, mungkin akan lebih mudah baginya untuk goyah bahwa jalan hidupnya salah. Mungkin, jika seseorang seperti Shanks atau Luffy berbicara langsung kepadanya, ia bisa mulai mempertanyakan ajaran yang selama ini ia yakini.
Tapi masalahnya, baik Shanks maupun Shamrock kini sudah berusia 39 tahun. Mereka bukan anak-anak lagi, bukan juga pemuda yang mudah dipengaruhi. Keduanya telah melalui puluhan tahun pengalaman, penderitaan, dan kemenangan, dan dari sanalah prinsip mereka sudah mengeras seperti baja.
Shanks telah menetapkan jalannya: kebebasan. Ia hidup dengan falsafah bahwa setiap orang berhak menentukan nasibnya sendiri, bahkan ketika dunia menganggapnya idealis atau bodoh. Ia terasa menjaga keseimbangan dunia bukan karena ingin menguasainya, tapi karena tahu kekuasaan terlalu berbahaya bila jatuh ke tangan salah orang.
Sementara itu, Shamrock hidup dengan kebalikannya: ketaatan. Baginya, dunia bukan tempat bagi manusia bebas, tapi sistem yang harus dijaga agar tetap “murni.” Dalam pikirannya, setidaknya dari yang terlihat sejauh ini, melayani Pemerintah Dunia bukan penindasan itu pengabdian suci.
Dengan usia yang sama, keduanya kini berdiri di ujung jalan yang berbeda: satu di laut terbuka, satu di Mary Geoise. Dan seperti dua pedang yang ditempa oleh keyakinan yang bertolak belakang, pertarungan mereka tampak tak terelakkan.
Terlebih, bab 1138 sudah memberi sinyal kuat: Shamrock menyebut Shanks sebagai saudara kembarnya yang memilih hidup di kekotoran dunia bawah. Sebuah kalimat yang dingin, tapi jujur, menandakan dinding ideologis yang kini memisahkan keduanya lebih tebal dari sekadar jarak fisik.
4. Jadi, apakah Shamrock sudah tak bisa terselamatkan?

Selama puluhan tahun hidup di bawah doktrin Tenryuubito, pandangan Shamrock terhadap dunia (dan terhadap Shanks) tampak telah membatu. Ucapannya di bab 1138, yang menyebut Shanks “saudara kembar yang memilih kekotoran dunia bawah,” menegaskan bahwa ia kini benar-benar memandang dunia dengan lensa kelas yang sama dinginnya seperti sang ayah, Figarland Garling.
Dan dia bukan lagi anak muda yang mudah berubah. Di usia hampir empat puluh, prinsip yang terbentuk bukan sekadar keyakinan, melainkan identitas. Mungkin, bagi Shamrock, menolak jalan Tenryuubito berarti menolak dirinya sendiri.
Namun ada satu hal yang tak bisa dihapus sepenuhnya: ia bukan murni darah Figarland.
Separuh dirinya berasal dari ibunya, wanita yang dikenal bijak dan berani, wanita yang rela memaksa tubuhnya yang sudah terluka parah untuk bergerak demi menyelamatkan kedua anaknya.
Artinya, di dalam hati Shamrock yang kini terbungkus baja ideologi, masih ada sisa kecil dari kasih dan keberanian ibunya, terpendam jauh di dalam, menunggu sesuatu (atau seseorang) untuk membangunkannya.
Jika Shamrock masih bisa “diselamatkan,” maka yang dibutuhkan bukan kata-kata lembut, melainkan momen keras. Mungkin sebuah duel, di mana pedang Shanks menebas bukan untuk membunuh, tapi untuk membuka mata. Mungkin juga, ketika Shamrock akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa sang saudara yang ia anggap “kotor” justru memiliki kemurnian yang ia cari sepanjang hidupnya.
Ironisnya, Shanks (pria yang kehilangan satu tangan demi menyelamatkan bocah dari East Blue) telah menunjukkan bentuk kemanusiaan yang sejati, sesuatu yang Shamrock sendiri mungkin tidak akan lakukan jika berada di posisi yang sama. Dan mungkin… itulah perbedaan yang akan mengguncang hatinya.
Tenryuubito sendiri bisa kok beralih hatinya. Contohnya sudah ada: Donquixote Mjosgard. Seorang Tenryuubito murni yang tetap bisa berubah karena terinspirasi oleh Ratu Otohime.
Jika Mjosgard saja bisa tersentuh, bagaimana dengan Shamrock, yang masih membawa darah wanita penuh kasih di dalam dirinya?
Tentu, belum ada jaminan. Jika fondasi moralnya sudah benar-benar terkunci, kisah ini bisa berakhir tragis, dengan dua saudara kembar yang dipisahkan oleh ideologi dan dipertemukan kembali oleh pedang.
Bagaimana menurutmu?
Masih bisakah Shamrock menjadi baik… ataukah ia sudah terlalu jauh dari cahaya?
Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!



















