11 Fakta Gosho Aoyama, Sosok Hebat di Balik Detective Conan
Ini dia mangaka di balik series misteri terpopuler abad ini!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Detective Conan telah dikenal sebagai serial manga dan anime misteri paling populer yang masih mengudara hingga saat ini. Ide unik dan plot tak terduga yang terus berkembang membuat series yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 ini seakan tak pernah habis tergerus zaman.
Adalah Gosho Aoyama, mangaka hebat di balik Detective Conan yang legendaris tersebut. Laki-laki kelahiran 1963 asal Prefektur Tottori, Jepang, ini pun faktanya telah melahirkan karya hebat lain yang sama berkualitasnya.
Tentunya, jalan Gosho untuk bisa berdiri di titik ini tidaklah mudah. Banyak cerita penuh inspirasi yang bisa penggemar pelajari dari lika-liku hidup mangaka yang satu ini.
Yuk, kenal lebih jauh dengan sosoknya! Simak sejumlah fakta Gosho Aoyama berikut, ya!
1. Gemar menggambar sejak kecil
Gosho Aoyama ternyata telah menunjukkan kecintaannya terhadap seni sejak masih belia. Saat umurnya baru menginjak 5 tahun, dia gemar menggambar manga, yang biasanya dibuat di buku pelajarannya.
Rasa cinta Gosho terhadap karya seni manga semakin dalam tepatnya setelah sang ayah membelikannya manga pertamanya.
Kemudian, saat kelas 1 SD, Gosho mengikuti sebuah kompetisi menggambar. Karyanya yang berjudul "Yukiai War" berhasil memenangkan ajang tersebut, lalu dipajang di Tottori Daimaru Department Store yang berlokasi di wilayah kampung halamannya.
Gosho juga pernah menuliskan impiannya untuk menjadi mangaka di antologi kelulusan SD-nya, meski dia sendiri mengaku tak mengingat hal tersebut.
2. Hobinya sempat ditentang orang tuanya
Sayangnya, hobi menggambar Gosho tak sepenuhnya mendapat dukungan dari kedua orang tuanya. Dia bahkan harus sembunyi-sembunyi jika ingin membaca atau menggambar manga, sebab jika ketahuan, Gosho akan dimarahi.
Orang tua Gosho sangat mengkhawatirkan masa depan sang anak. Mereka tampaknya menganggap bahwa manga tak memberi pengaruh baik bagi Gosho.
Saat Gosho menyampaikan angan-angannya untuk menjadi manga artist setelah lulus sekolah, kedua orang tuanya secara tegas menentang. Menurut mereka, menjadi mangaka adalah pekerjaan yang tak stabil.
3. Melanjutkan kuliah dan berpikir untuk menjadi guru seni
Setelah lulus dari Yuraikuei High School, Gosho melanjutkan studinya di Nihon University College of Art di Tokyo. Saat itu dia berpikir untuk melupakan cita-citanya untuk menjadi manga artist, mengingat sikap kedua orang tuanya yang tak mendukung.
Namun, di sana Gosho justru menjadi dekat dengan mimpi yang telah dia pupuk sejak kecil tersebut. Dia bergabung dengan Klub Manga lokal, lalu dipertemukan dengan senior yang telah berkarier sebagai seniman manga. Orang tersebut ialah Yutaka Abe.
4. Bekerja sebagai asisten
Gosho Aoyama memulai kariernya sebagai asisten Yutaka Abe yang saat itu tengah mengerjakan manga one shot berjudul 100% Tantei Monogatari. Selain itu, Gosho membuat beberapa karya seni untuk fanzine terbitan Yutaka, seperti Bishojo Shokogun dan Pori Pori 3 - Peppermint Milk Special.
Menariknya, kini giliran Yutaka Abe yang bertindak sebagai asisten dalam produksi manga karya Gosho yang tak lain adalah Detective Conan.
5. Pernah ditolak karena style yang tak sesuai
Untuk bisa sampai di posisi ini, sosok seperti Gosho pun pernah mengalami yang namanya kegagalan. Dia bahkan pernah ditolak editor karena style animasinya yang dianggap tak sesuai kriteria.
Selanjutnya, saat bekerja untuk majalah mingguan Shounen Sunday, seorang editor memberi masukan kepada Gosho. Editor tersebut berkata bahwa dia sangat menyukai karya Gosho, tetapi akan lebih baik jika Gosho bisa mengubah style-nya tersebut.
Baca Juga: 15 Anime Mirip Detective Conan, Anime Misteri Menegangkan!
6. Debut melalui manga Wait a Minute
Gosho Aoyama memulai debutnya sebagai mangaka melalui manga bertajuk Chotto Matte atau Wait a Minute, yang diterbitkan pada tahun 1987 oleh Weekly Shounen Sunday.
Manga tersebut bercerita tentang Takai Yutaka, seorang anak jenius yang terobsesi agar bisa terus bersama sang kekasih. Untuk memenuhi keinginan tersebut, ia menciptakan mesin waktu.
Wait a Minute merupakan awal yang baik bagi Gosho untuk melangkah lebih jauh. Manga ini memang tak sesukses Detective Conan, tetapi berkatnya, Gosho berhasil meraih penghargaan pertamanya sebagai mangaka, Newcomer Award.
7. Karya Gosho lainnya yang populer
Tentunya, setelah Wait a Minute dan sebelum Detective Conan, Gosho juga telah menelurkan sejumlah karya berkualitas lainnya.
Setelah manga pertamanya rampung, Gosho memulai proyek Magic Kaito, manga di mana protagonisnya pernah dimunculkan dalam series Detective Conan.
Sepanjang tahun 1988 sampai 1993, Gosho menulis manga berjudul Yaiba yang ceritanya berpusat pada sosok samurai muda bernama Yaiba Kurogane. Manga ini berhasil meraih penghargaan Shogakukan Manga Award dan diadaptasi menjadi anime pada tahun 1993.
Lalu, pada tahun 1991, Gosho juga menulis manga olahraga bertajuk 3rd Base 4th, mengingat di masa kecil dia memang penggemar berat baseball dan sepak bola.
Tentunya, manga-manga tersebut hanyalah segelintir dari semua karya yang pernah Gosho ciptakan.
Baca Juga: 26 Alat Detective Conan Paling Canggih, Bantu Pecahkan Kasus
8. Detective Conan dibuat karena mengikuti jejak Kindaichi
Detective Conan mulai diterbitkan pada tahun 1994, tepatnya setelah manga Yaiba selesai. Saat itu, series detektif berjudul Kindaichi tengah populer, sehingga sang editor meminta Gosho menciptakan karya bertema serupa dengan harapan bahwa mereka dapat menyaingi popularitas Kindaichi.
Dalam proses kreatifnya, Gosho juga banyak terinspirasi dari Sherlock Holmes yang merupakan seri misteri favoritnya.
9. Gosho menjalin relasi dengan banyak pihak demi Detective Conan
Selain belajar dari series misteri yang pernah ada, Gosho juga perlu mengeksplorasi banyak hal agar karyanya bisa realistis. Untuk itu, Gosho biasanya akan meminta saran dari kedua saudaranya yang bekerja sebagai dokter dan teknisi.
Tak sampai di situ, Gosho pun menjalin relasi dengan seorang polisi. Dengan begitu, dia dapat menanyai banyak hal yang berkaitan dengan kepolisian.
10. Karakter Kaito Kid digambarkan menyerupai dirinya
Protagonis utama dalam manga Magic Kaito (1991) karangan Gosho Aoyama ialah Kaito Kid. Karakter tersebut diceritakan sebagai bocah SMA dengan bakat penyihir, yang biasa memanfaatkan bakat tersebut untuk mencuri.
Menariknya, sosok Kaito Kid yang kerap muncul dalam Detective Conan sebagai penjahat tersebut digambarkan menyerupai diri Gosho saat menciptakannya, yakni dengan tinggi 174 cm, berat 58 kg, hingga bergolongan darah B.
11. Beberapa kali hiatus
Gosho benar-benar totalitas dalam proses berkaryanya, khususnya untuk Detective Conan yang masih rilis hingga saat ini.
Tak heran, Gosho harus berkali-kali hiatus, terutama karena alasan kesehatan. Bagaimana tidak, dia bekerja 5 hari dalam seminggu, dengan rata-rata waktu kerja mencapai 20 jam per harinya.
Selain karena kesehatan, Gosho juga biasanya akan hiatus demi memperdalam risetnya mengenai pemecahan masalah dalam manga.
Nah, itulah beberapa fakta Gosho Aoyama, mangaka hebat yang telah melahirkan Detective Conan. Sosoknya sangat menginspirasi, ya?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku
Baca Juga: Kenapa Kindaichi Tidak Sepopuler Detective Conan? Ini Alasannya!