Kenapa Tanjiro Berteriak Dulu Sebelum Menyerang Akaza di Kimetsu?

- Sisi Tanjiro yang konsisten dalam tidak menyerang diam-diam
- Tanjiro terus berkembang dalam kekuatan, namun karakternya tetap konsisten
- Kesalahan Tanjiro berteriak pada Akaza tidak berdampak banyak karena kejujurannya
Ada satu momen ‘bodoh’ dari Tanjiro yang sudah lama diketahui para pembaca manga, dan di 2025 ini mungkin juga baru disadari oleh penonton anime-only Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.
Kejadiannya terjadi di Infinity Castle. Saat Tanjiro mulai paham soal Dunia Tembus Pandang, dia sebenarnya punya kesempatan emas untuk menyerang Akaza secara diam-diam ketika sang iblis lagi bicara dengan Giyu… tapi malah memilih berteriak, membuat Akaza langsung waspada.
Memang ujung-ujungnya Tanjiro tetap berhasil membahayakan Akaza. Tapi pertanyaannya tetap: mengapa dia tidak memanfaatkan kesempatan untuk menyerang secara sembunyi-sembunyi?
Mari kita bedah bersama sisi karakter Tanjiro ini!
1. Sisi Tanjiro yang ini sudah tersaji sejak bab 21

Ingatkah kamu momen di Bab 21?
Saat itu, Tanjiro sebenarnya punya kesempatan untuk menyerang Kyogai, sang Iblis Drum, secara diam-diam. Tapi alih-alih menyergap, dia malah berteriak, memperkenalkan dirinya: “Aku Tanjiro Kamado, dan aku akan memotongmu!”
Ada kotak narasi yang menambahkan sentuhan humor: “Seorang pria yang tidak bisa menyergap orang lain.”
Uniknya, kebiasaan Tanjiro yang tidak menyerang diam-diam ini ternyata konsisten dengan karakternya, dan hal ini menjelaskan mengapa dia juga berperilaku serupa saat menghadapi Akaza di Infinity Castle.
2. Ada beberapa sisi Tanjiro yang terasa konsisten dari awal hingga akhir

Dari segi kekuatan, Tanjiro terus berkembang. Mulai dari tadinya hanya menggunakan Pernapasan Air dia kemudian menggunakan Hinokami Kagura, yang semakin lama semakin terbuka potensinya. Dia juga diajari macam-macam termasuk menggunakan Pernapasan dengan lebih efektif.
Tapi dari segi karakter, Tanjiro sebenarnya terasa konsisten dari awal hingga akhir. Pemuda yang baik hati namun tetap akan memenggal iblis, dan juga sosok yang jujur.
Karena dari sisi karakter si Tanjiro ini relatif konsisten, tak heran dia melakukan kesalahan yang sama di bab 152 (saat melawan Akaza) dengan di bab 21 (dimana dia mulai melawan Kyogai).
Dia beneran mengandalkan keberanian dan ketulusan, bukan tipu muslihat atau serangan kejutan.
3. Pada akhirnya, "kesalahan" Tanjiro itu juga tak berdampak banyak

Yah, meski mungkin bagi orang-orang yang lebih berpikir pragmatis dan oportunis tindakan Tanjiro berteriak pada Akaza itu salah...
Pada akhirnya kejujurannya itu terasa bukan masalah besar juga.
Tanjiro sudah memahami konsep Dunia Tembus Pandang saat itu. Jadi bahkan dalam kondisi pertempuran fair dimana Akaza berhadapan dengan dia, Akaza tak bisa merasakan semangat tempurnya.
Akaza sampai merasa dia seperti berhadapan dengan pohon, dan ujung-ujungnya kepalanya terpenggal... walau ia masih bisa bertahan kemudian.
Saya pribadi sih merasa kalaupun Tanjiro menyerang diam-diam, kejadiannya akan mirip hanya saja lebih ringkas. Akaza mendadak terpenggal, namun kekuatan tekadnya akan membuat tubuhnya bertahan meski kepalanya terpotong, dan dia ujung-ujungnya akan mengalami kilas balik yang menyadarkan dirinya soal sisi manusianya.
Tapi menurutmu gimana nih?
Sampaikan di kolom komentar!


















