Tite Kubo Mengungkap Kisah Sedih di Balik Akhir Bleach
Tite Kubo kembali ke Twitter untuk mengungkap kisah sedih di balik akhir Bleach. Dan bukan, yang dimaksud di sini bukan konflik dengan Shonen Jump.
Tite Kubo kembali ke Twitter untuk mengungkap kisah sedih di balik akhir Bleach. Dan bukan, yang dimaksud di sini bukan konflik dengan Shonen Jump.
Akhir Bleach datang dengan terlalu cepat. Kubo yang awalnya diberi tenggat waktu lebih panjang tiba-tiba harus mengakhiri pertarungan terakhir jauh lebih cepat dari jadwalnya, hingga pertarungan yang harusnya klimaks jadi terasa remeh dibanding duel-duel sebelumnya. Sudah begitu masalah pasangan di epilog juga sempat membakar fan.
Namun bukan itu yang dibahas oleh Kubo. Saat kembali ke Twitter, kisah yang ia sampaikan justru adalah surat mengharukan yang memberi dia kekuatan untuk melanjutkan Bleach - hingga suara absolut majalah menghendakinya untuk tamat.
https://twitter.com/tite_official/status/799217390743474176
Surat inilah yang memberikan Kubo kekuatan untuk melanjutkan Bleach hingga tamat. Komik curhatnya ini bisa kamu baca dengan lengkap di akun Twitter resminya. Tapi versi singkatnya sih begini:
Kubo membaca semua surat fan yang dia terima. Mau dari anak 3 tahun hingga nenek-nenek 78 tahun, ia membuka semua surat yang masuk ke alamatnya. Masing-masing surat memberinya kekuatan untuk bertahan.
Sekitar satu dekade setelah menulis Bleach, kesehatan Kubo mulai memburuk. (Kalau kamu lihat Eiichiro Oda, ini masalah yang rasanya menghantui penulis populer Shonen Jump). Kata dokter sih sebenarnya Kubo hanya pilek. Tapi penyakit yang biasanya ringan ini mampu membuat dia terbaring sakit selama satu pekan. Kalaupun dia pulih, cepat atau lambat dia akan sakit lagi.
https://twitter.com/tite_official/status/799216465337413632
Kubo pun mulai diserang rasa minder. Dia merasa payah dan gagal sebagai mangaka. Terutama karena mangaka seharusnya merilis babnya dengan kualitas yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal. Ia mulai berpikir untuk berhenti, walau kisah Bleach saat itu baru setengah jalan.
Lalu Kubo mendapat surat. Surat kali ini istimewa, karena tidak ada nama dan alamat pengirim. Isinya pun bukan surat ancaman.
Pengirim surat adalah seorang anak sakit-sakitan. Obat-obatannya sudah tidak dapat membantu dan saat ia menulis pesan itu ia terbaring di ranjang rumah sakit. Dia tidak bisa menikmati apapun, karena setiap dia main game atau nonton TV dia teringat masa-masa di mana dia bisa menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Lalu ia menyadari penyakitnya tak bisa disembuhkan.
Menyadari ini, sang anak menginginkan dia mati secepatnya. Tapi dia diminta untuk bertahan hingga 18 bulan; sisa waktu yang diperkirakan dokter.
Anak ini menghabiskan waktunya dengan menyelami dunia manga. Dari sekian banyak judul, ia akhirnya jatuh hati pada Bleach. Begitu besar efek Bleach pada dirinya, hingga si anak akhirnya menanti hari esok demi membaca volume Bleach selanjutnya. Bleach sukses membuat si anak memiliki semangat hidup lagi.
Kalau kamu mengharapkan kisah ini memiliki akhir bahagia, kamu harus kecewa. Si anak sudah meminta surat ini dikirim setelah ia meninggal. Apapun yang terjadi, Kubo baru akan membaca pesan itu saat sang anak sudah tiada.
Di akhir pesan ini, sang anak berpesan agar Kubo menggambar Bleach sesuai dengan hasratnya hingga tamat. Karena itulah yang ingin si anak baca.
Sekarang, Kubo meminta para follower-nya - terutama yang di Jepang - untuk menemukan siapa penulis surat ini.
Kubo tidak menyebut-nyebut konflik dengan Shonen Jump, yang menyebabkan manganya berakhir prematur. Tapi bisa dibayangkan kalau pemotongan durasi terbit dan tubuh yang bolak-balik sakit bisa membuat Kubo depresi. Untungnya surat ini memberi Kubo kekuatan akhir untuk menyingkirkan keraguannya dan memberikan akhir Bleach yang sesuai ia inginkan. Walau penutup itu datang lebih cepat dari dugaannya.
Sumber: Crunchyroll, Tenshi Cave