Apakah Live Action Naruto Bakal Mengikuti Jejak 5 Live Action Adaptasi Anime Gagal Berikut Ini?
Semoga live action Naruto nanti, tidak mengulangi deretaan movie live action yang diadaptasi dari anime dengan hasil mengecewakan berikut ini
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nuansa bahagia sedang menyelimuti seluruh pecinta anime Naruto di seluruh dunia. Selama Jump Festa 2017 yang digelar sejak Sabtu lalu di Jepang, Masashi Kishimoto memastikan jika pihaknya memberikan hak atas produksi movie live action Naruto oleh Hollywood, yang akhir Juli 2016 lalu diumumkan akan ditangani oleh Lionsgate dan disutradarai oleh Michael Gracey.
Selain mengungkapkan kebahagiaan, tak sedikit pula para fans yang khawatir dengan pengumuman tersebut. Mengingat banyak movie live action yang diadaptasi dari anime dan manga yang jauh dari ekspetasi fans. Terlebih Gracey sebagai sutradara ternyata masih tergolong baru. Ia baru menyutradarai satu film, The Greatest Showman on Earth, yang bahkan belum dirilis.
Semoga live action Naruto nanti, tidak mengulangi deretaan movie live action yang diadaptasi dari anime dengan hasil mengecewakan berikut ini
[page_break no="1" title="Dragon Ball: Evolution"]
Para fans langsung menaruh harapan tinggi ketika Hollywood mengumumkan akan membawa animanga karya Akira Toriyama ini ke layar lebar. Bagaimana tidak, Dragon Ball adalah salah satu animanga legendaris yang begitu dicintai banyak orang.
Satu-satunya kesalahan besar dari Akira Toriyama adalah mengizinkan karyanya ini diangkat menjadi movie live action oleh Hollywood. Seakan rumah produksi 20th Century Fox lebih terlihat ingin membuat parodi dari Dragon Ball alih-alih movie live action yang diadaptasi dari anime.
Seperti Goku yang di animenya adalah seorang tokoh yang populer karena kepolosan dan keceriaannya. Dan ini semua hilang dari Dragon Ball: Evolution. Dimana tiba-tiba Goku berubah menjadi sosok yang jatuh cinta pada wanita, hingga harus berbohong pada kakeknya. Sungguh bertolak belakang dari sosok Goku di Manga yang sebenarnya terlalu jujur.
[page_break no="2" title="Gatchaman"]
Gatchaman adalah sebuah kelompok pahlawan super yang ditulis dan diilustrasikan oleh Tatsuo Yoshida. Pertama kali dirilis tahun 1972, Gatchaman langsung menjadi salah satu acara yang paling dinanti-nantikan di Fuji TV. Kesuksesan serial TV ini, bukan cuma di Jepang saja tapi juga di beberapa negara lain seperti Taiwan (dengan judul Ke Xue Xiao Fei Xia), Australia, hingga Inggris.
Tentu saja melihat peluang yang menjanjikan, banyak pihak yang tertarik untuk mengangkat Gatchaman ke layar lebar.
Pada tahun 2013, Toya Satu selaku sutradara sukses merusak imej lima pahlawan super ini di layar lebar. Bahkan dalam sebuah polling yang dilakukan website MyNavi Student menempatkan Gatchaman sebagai movie live action yang diadaptasi dari anime terburuk kedua setelah Dragon Ball: Evolution.
LANJUT KE HALAMAN DUA
[page_break no="3" title="Attack on Titan"]
Tak ada yang meragukan kualitas anime dan manga dari Attack on Titan atau Shingeki no Kyojin. Bahkan bisa dibilang animanga karya Hajime Isayama ini adalah salah satu yang terbaik hingga saat ini. Tapi bagaimana jika berbicara movie live action Attack on Titan? Hanya ada dua kata yang pantas menggambarkannya, sangat mengecewakan.
Dari awal pengumuman, para fans sudah dibuat khawatir ketika live action Attack on Titan bakal berbeda dengan manga dan animenya, terlihat dari list karakter yang beda.
Belum lagi penggambaran karakter yang jauh melenceng. Misalnya, Eren yang di anime dan manganya digambarkan sebagai sosok yang pemberani, pantang menyerah dan teguh. Berbeda 180 dejarat dengan live action-nya dimana ia berprilaku payah, ceroboh, dan sering banget galau.
[page_break no="4" title="Fist of The North Star"]
Salah satu pekerjaan rumah paling sulit bagi orang-orang yang ingin mengangkat manga atau anime ke layar lebar adalah pemilihan casting yang tepat. Dengan membawa aktor dan aktris yang dirasa cocok memerankan si karakter, akan menjadi sesuatu nilai tambah bagi penonton yang sudah terbiasa memahami si karakter di dalam animanga.
Itulah yang membuat mengapa Fist of The North Star terjerumus sebagai movie live action yang diadaptasi dari anime dengan hasil mengecewakan. Malah dengan melihat aktor utamanya saja, mungkin kamu bakal mengira jika live action Fist of The North Star adalah sekuel dari film Rambo.
[page_break no="5" title="Speed Racer"]
Speed Racer atau juga dikenal dengan Mach GoGoGo adalah anime karya Tatsuo Yoshida yang mengangkat tema kebut-kebutan mobil. Karena ini hanyalah balapan fiksi, tak mengherankan desain mobilnya pun dibuat semenarik mungkin dan terkesan sangat futuristik. Sebut saja seperti mobil Mach 5 yang dimiliki keluarga Go.
Animenya sendiri menceritakan perjalanan Go Mifune bersama timya untuk menaklukan pembap misterius yang disebut Racer X. Untuk mencapai tujuannya, Go dan kawan-kawan harus mengikuti berbagai balapan berbahaya yang menantang.
Sayangnya ketika dibuat film live action, Speed Racer nampak tak ada bedanya dengan kartun animasi hari minggu. Film ini terlalu banyak efek komputer yang dirasa berlebihan, percakapan yang tidak penting serta klise. Sungguh menyedihkan melihat adaptasi manga oleh Hollywood yang satu ini.
[read_more id="285244"]
Nah apakah movie live action Naurto tadi bakal megikuti jejak kelima live action yang diadaptasi dari anime di atas?
Diedit oleh Arya W. Wibowo