Opini: 5 Alasan Mengapa One Punch-Man 164 Memang Perlu Direvisi
Ada hubungannya dengan momen curhat yang akhirnya dibatalkan
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang kita tahu, One Punch-Man bab 164 sempat merilis adegan duel Saitama dan Garou yang diakhiri dengan sesi curhat. Akan tetapi, para penggemar justru mendapat kejutan di mana Yusuke Murata mendadak merilis revisi bab terbarunya.
Apa saja alasan mengapa bab 164 memang perlu direvisi? Simak pembahasannya berikut ini!
Baca Juga: One Punch-Man 164 Direvisi! Garou Justru Diperkuat oleh God?
1. Pertarungan yang diselesaikan dengan sesi curhat bisa dikatakan tak sesuai dengan watak Garou dan Saitama
Salah satu momen kocak yang sayangnya tidak akan pernah kelihatan kelanjutannya adalah saat Saitama dan Garou malah mengakhiri duel mereka dan duduk bersama membahas masalah penjahat tersebut.
Memang sih, momen dialog mereka layak ditunggu namun perlu diingat bahwa adegan satu ini benar-benar tidak sesuai dengan Saitama atau Garou yang kita kenal.
Saitama adalah tipe orang yang tak suka penjelasan yang bertele-tele. Ia memang sering memberi kesempatan kepada para monster untuk berbicara soal tujuan mereka namun langsung menghabisinya dalam satu tonjokan.
Sedangkan Garou sendiri adalah tipe yang berpegang teguh pada jalan hidupnya dan tak akan menyerah pada pendiriannya meski ia harus mati sekalipun.
Jika memang masalah Garou harus selesai dengan curhat, harusnya peran pendengar disandangkan pada Bang karena ia jauh lebih mengenal mantan muridnya dari siapapun.
Akan lebih cocok jika Saitama tetap menghajar Garou sampai kalah dan Bang membawanya pulang untuk diceramahi.
2. Pertarungan Saitama dan Garou tak seintens versi webcomic-nya
Selain masalah perwatakan, penulis merasakan nuansa pertarungan Saitama vs Garou versi redraw-nya terasa kurang intens.
JIka kalian perhatikan, Saitama cuma sekedar sering menghindar serangan Garou lalu membalas dengan satu serangan telak hingga musuhnya terkapar.
Memang skalanya jauh lebih kolosal di mana gunung saja bisa hancur dan dimensi sampai terdistorsi, namun di sini kesenjangan kekuatan kedua belah pihak tetap dibuat terlalu besar.
Ada momen di mana Saitama bersemangat bertarung melawan Garou di webcomic, sebelum kemudian dia kecewa di akhir. Momen itu kurang terasa di pertarungan versi manga sejauh ini.
Poin ini yang harusnya perlu dimasukkan Murata ke dalam kelanjutan duel Garou pada bab selanjutnya.
Nah, revisi ini membuka kemungkinan perkembangan pertarungan Saitama dan Garou webcomic itu dimasukkan.
3. Momen kekalahan Garou terasa kurang berkesan
Selain kurang intens, Garou sendiri dirasa terlalu cepat kalah di cerita versi Murata.
Dalam versi Murata, Saitama dan Garou bertemu di bab 162 dan berduel di bab 163 sampai 164 di mana pertarungannya mereka berakhir dengan sesi curhat di rumah warga yang hampir hancur.
Sedangkan dalam versi One, mereka berduel sejak bab 88 hingga berakhir di bab 94.
Cara One mengakhiri duel Saitama dan Garou juga terbilang lebih baik di mana sempat ada konflik di mana pihak pahlawan menginginkan Garou dieksekusi sedangkan Saitama dan Tarou menentangnya.
Dan akhirnya Bang lah yang mengambil alih untuk menghukum Garou sebagai gurunya. Sayangnya, penjahat satu ini malah berhasil kabur ketika semua orang lengah.
Jadi keputusan Murata memperpanjang duel Saitama dan Garou adalah langkah yang bagus sehingga ia bisa memikirkan eksekusi yang tepat untuk mengakhirinya.
4. Sebagai jalan bagi God agar lebih banyak mendapat sorotan sebagai penjahat utama
Dengan kemunculan God yang memberi kekuatan pada Garou di versi revisi, hal ini mempertegas bahwa Saitama memiliki peluang ancaman terbesar bagi sosok kuat satu ini hingga ia harus memberi kekuatan ke makhluk yang bisa mengimbangi pahlawan tersebut.
Paling tidak, kemunculan God di versi revisi membuktikan bahwa ia tak lagi bisa mengabaikan Saitama lagi hingga ia harus lebih sering muncul untuk mencari bidak baru.
5. Pengungkapan kelompok Blast terasa mengalihkan fokus
Dalam bab 164 versi lama, Blast dan kelompoknya dimunculkan secara jelas saat mereka merasakan efek serangan Garou.
Saya merasa kemunculan makhluk mirip Boros dan rekan-rekan Blast lain agak mengalihkan fokus. Jadi fans bukannya fokus pada pertarungan Garou dan Saitama, tapi malah membicarakan sosok mirip Blast.
Pendekatan siluet ini membuat kita tahu kalau Blast merasakan efek pertarungan Saitama-Garou, dan ada potensi dia dan rekan-rekannya akan muncul nanti, tapi tidak sampai membajak sorotan ke Garou-Saitama.
Itulah alasan mengapa One Punch-Man bab 164 memang harus direvisi.
Bagaimana pendapat kalian? Jangan lupa tulis di kolom komentar, yah!
Baca Juga: Ada Rekan Blast yang Mirip Lord Boros di One Punch Man 164!