Layanan Down, "Senjata" Terbaik Diberikan Pada Musuh dan Kini Penjualan BlackBerry Turun 70%
Seharusnya hari ini trending topic-nya adalah BlackBerry, yang membuat terobosan hebat dengan rencana membuka layanan BBM untuk para pesaing. Namun ternyata di jejaring sosial topiknya malah iOS dan Android!
Seharusnya hari ini trending topic-nya adalah BlackBerry, yang membuat terobosan hebat dengan rencana membuka layanan unggulan mereka untuk platform pesaing, yaitu iOS dan Android. Namun ketika membuka akun Twitter, dan mencari hashtag BlackBerry, ternyata yang nongol justru kata iOS dan Android, nah lho!
BlackBerry sepertinya perlu usaha ekstra untuk bisa kembali bersaing di ranah smartphone. Usaha mereka dengan BlackBerry 10 bisa dikatakan biasa saja. Dan langkah menyediakan BlackBerry Messenger untuk iOS dan Android banyak dinilai terlambat (walaupun ada yang mengatakan, daripada tidak sama sekali), namun yang jelas menyerahkan BBM sebagai sebagai "senjata terhebat" mereka ke tangan "musuh" menurut penulis sama saja dengan "bunuh diri."
Satu yang pasti, BlackBerry memiliki fanbase setia yang mungkin akan susah berpindah ke pilihan selain BBM. Dan karena BBM itulah, mereka juga berperan menjadi duta pengiklan sukarela memberitakan apa saja kenikmatan menggunakan BlackBerry. Tidak sedikit teman yang saya kenal begitu ngototnya membela bahwa BBM adalah layanan mobile terbaik yang mereka gunakan. Cibiran "Hare gene gak pake BB?" sudah sering penulis dengar. Penulis awalnya yakin, tipikal fanbase BlackBerry akan kecewa ketika mengetahui BBM yang selama ini menjadi kebanggaan mereka menggunakan BlackBerry (bukan fitur yang namanya Time Shift atau Gesture yang banyak diiklankan untuk BlackBerry 10), ternyata juga bisa dinikmati platform lain. Sampai kemarin malam, atau pagi tadi waktu Orlando, Florida, tidak ada yang menduga BlackBerry menyerahkan begitu saja BBM ke platform lain.
Namun ternyata pemikiran saya salah. Beberapa teman yang tergolong setia dengan BlackBerry ketika mendengar jika BBM akan tersedia untuk platform lain justru merasa lega. Ada yang berkomentar, untung masih menunda membeli BlackBerry. Atau, untung lagi masih setia menggunakan BlackBerry tipe jadul. Atau, untung (orang Indonesia banyak untungnya ya!) ke depannya mereka tidak perlu bergantung pada BlackBerry lagi. Namun jika ingin tahu kicauan yang lebih kocak, coba kamu masuk ke Twitter di sini. Duh, jadi ingat masa-masa ketika masih menggunakan BlackBerry yang begitu "manjanya," sering hang, minta cabut baterai, atau mungkin yang beberapa hari lalu dirasakan semua pengguna BlackBerry, layanan BBM down cukup lama (walaupun tidak separah Oktober tahun lalu yang sampai beberapa hari).
Jika nantinya BBM tersedia di iOS atau Android, BlackBerry bisa jadi hanya akan menjadi perangkat sekunder saja. Akan lebih susah menjatuhkan pilihan pada BlackBerry Z10 (atau biasa disebut ZIO), ketika disampingnya ada Apple iPhone 5 dan Samsung Galaxy S4 yang harganya notabene sebanding, namun kemampuannya bisa dikatakan terpaut jauh. Buat apa membeli ZIO jika saya bisa BBM-an dengan Galaxy S4? Seandainya BBM masih terikat dengan BlackBerry, mereka para loyalis yang mungkin memiliki banyak koneksi melalui BBM (atau yang jempolnya sudah cukup nyaman menggunakan kayboard QWERTY, walaupun era berganti ke touchscreen), akan berat meninggalkan BlackBerry. Namun kini dengan kemurahan hati (perusahaan) BlackBerry, seperti banyak komentar teman penulis, atau yang bisa kamu baca melalui Twitter, merasa dibebaskan dari belenggu BlackBerry dan bisa bebas memilih.
Menurut BlackBerry, layanan mereka akan dibuka jalur multi-platform-nya musim panas nanti, atau seharusnya dalam 1-2 bulan ke depan (jangan-jangan kasus down kemarin gara-gara persiapan multi-platform ini ya!?). Cukup waktu bagi pengguna BlackBerry yang merasa dirinya sebenarnya terpaksa terikat, bisa segera mencari smartphone yang pas untuk menggantikannya. Dan jika ternyata banyak pengguna semacam itu di Indonesia (dan penulis yakin, sangat banyak!), bakal kembali merevisi jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia.
Padahal hari ini menteri Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengungkapkan jika penjualan BlackBerry di Indonesia turun hingga 70%. Beliau tidak menyebutkan darimana sumbernya. Sedangkan sebelumnya beliau juga menyesalkan ketika layanan BlackBerry yang down akhir pekan lalu, namun sama sekali tanpa didahului notifikasi pada para penggunanya. Apa yang lebih mengecewakan, adalah BlackBerry justru baru mengakui kejadian layanan mereka down tersebut baru kemarin, seperti terlihat dari posting melalui kedua jejaring sosial mereka.
https://twitter.com/BlackBerryID/status/334222983272996865
https://twitter.com/BlackBerryID/status/334223079003807744
https://twitter.com/BlackBerryID/status/334223213787754496
Walaupun angka yang diungkapkan pak menteri belum ada data dan bukti nyatanya, namun penulis bisa melihat akhir-akhir ini BlackBerry termasuk tipe smartphone apa yang paling banyak diberi diskon oleh toko retail ponsel. Bisa jadi, karena penjualan produk tersebut makin lesu. Apalagi kini ditambah dengan layanan terbaiknya diberikan ke pesaing, bisa diakses seara gratis pula. Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan BlackBerry ini pasca dibukanya akses BBM untuk pengguna iOS dan Android!
Sumber: Tech in Asia, Detik, (2)