Review Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile: Keyboard Gaming Asik Disegala Kegiatan!

sumber: duniaku.net[/caption]

Sebelum membahas cita rasa dari Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile, saya ingin terlebih dahulu membahas kotak yang membungkus. Tentu saja ini merupakan ritual khusus yang tak boleh dilewatkan oleh kalian, para pembaca.

Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile hadir dengan dibungkus oleh sebuah kotak yang didominasi warna hitam dan kuning. Pada bagian wajah kotak keyboard gaming tersebut, saya disuguhkan dengan gambar dari produk yang ada di dalamnya dengan cukup jelas.

Logo Corsair dapat ditemui pada pojok kiri atas wajah kotak, yang diikuti dengan jenis produknya pada baris yang sama. Pada pojok kanan bawah wajah kotak tersebut, dapat dilihat logo Cue yang merupakan software bawaan dari produk kelas kakap Corsair.

Beralih ke bagian belakang kotak, saya menemukan penjelasan yang cukup untuk dibuat mengerti akan teknologi low profile switches dari produk tersebut.

sumber: duniaku.net[/caption]

Saat kotak dibuka, maka produk keyboard gaming dari Corsair itu akan langsung menyambut sembari diselimuti plastik. Tepat di bawahnya dapat ditemukan buku garansi dan juga buku manual penggunaan. Terdapat pula palm rest yang menjadi aksesoris bawaannya.

Terdapat pula kunci untuk membuka setiap key caps. Pihaknya juga memberikan key caps tambahan dengan warna abu-abu. Key caps bonus tersebut untuk tombil WASD, dan QWERDF.

sumber: duniaku.net[/caption]

Selesai membahas kotak dari Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile, maka kini saya akan menginformasikan desain dari keyboard gaming tersebut. Sebagai produk yang hadir dari lini K70, maka penampilannya pun semewah saudaranya yang lain.

Keyboard yang menyuguhkan teknologi low profile switches tersebut hadir dengan body yang cukup slim. Penggunaan low profile switches yang memiliki ketebalan hanya 11,8 mm rupanya berpengaruh besar terhadap penampilannya.

Walau memiliki kesan slim, namun berkat penggunaan frame aluminum, keybord tersebut juga nampak cukup kokoh. Warna metal abu-abu gelap memberikan kesan yang gahar dan cukup menjanjikan.

Layout keyboard dari produk tersebut melibatkan numeric key. Sayangnya, pada keyboard tersebut saya tidak dapat menemukan tombol macro. Pun demikian, Corsair melengkapi produknya itu dengan berbagai tombol multimedia, dan scroll volume di pojok kanan atas.

sumber: duniaku.net[/caption]

Sementara itu, tepat diatas tombol F2 hingga F4, saya menemukan adanya tiga tombol yang berbaris dengan rapihnya. Tombol paling kiri adalah profile switch yang memudahkan pergantian profile. Tombol ditengah adalah pengatur kecerahan, dan tombol terakhir berguna untuk menonaktifkan Windows Key.

Seluruh tombol dari Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile telah dilengkapi dengan Backlight RGB. Tidak hanya tombol, logo Corsair yang berada di bagian tengah atas juga akan menampilkan warna yang selaras.

Sementara itu, scroll volume masih belum dilengkapi dengan lampu RGB di baliknya.

Sebagai pelengkap, Corsair juga melengkapi keyboard gamingnya tersebut dengan palm rest. Sayangnya, bahan plastik yang dihiasi dengan alas bermotif titik-titik kecil hanya menjadi suguhan palm rest.

Berbeda dengan kompetitornya yang telah menyuguhkan palm rest yang dilengkapi dengan busa yang nyaman, Corsair nampak masih pelit untuk melakukan hal sama. Padahal, kehadiran palm rest adalah untuk memberikan rasa nyaman. Kenapa tidak disempurnakan dengan bantalan?

sumber: duniaku.net[/caption]

Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile hadir sebagai keyboard gaming yang menawarkan cita rasa yang berbeda. Hal itu disebabkan oleh penggunaan low profile switches yang membuat singkat dan hening.

Jika pada keyboard gaming lainnya suara Cherry Switch yang berisik akan timbul (walau tergantung pada jenisnya), namun pada switch yang ada pada keyboard ini, suara yang dihasilkan hampir serupa dengan membran switch. Sangat hening.

Hal itu pula yang membuat saya yang biasanya menggunakan keyboard dengan Green Switch (you know!) merasa sedikit hambar. Suara cetak cetek yang crunchy tidak akan mungkin terdengar dari keyboard ini.

Pun demikian, saya menemukan satu keunggulan yang tak mungkin saya temukan pada keyboard gaming pada umumnya. Berkat ukuran dari setiap switch yang slim, yakni hanya 11,8 mm, maka key travel yang saya rasakan sangatlah singkat.

sumber: duniaku.net[/caption]

Apa kelebihan dari key travel yang singkat tersebut? Jari saya memiliki waktu yang lebih panjang untuk melakukan pengetikan, karena memang tidak cepat lelah berkat key travel yang singkat tersebut.

Selain itu, waktu yang diharapkan pun jauh lebih cepat. Saya merasa tengah mengetik di keyboard dengan membran switch, namun dengan akurasi dan waktu yang lebih baik.

Saya juga tak menemukan adanya Ghosting pada keyboard tersebut. Saya bisa menekan banyak tombol dengan cepat, tanpa adanya karakter yang tidak diharapkan muncul di layar. Semua yang saya rasakan dari keyboard tersebut cukup memuaskan.

Pada bagian tombol spasi, Corsair memberikan motif yang berbeda pada sisi atasnya. Hal itu memang memudahkan saya untuk menemukan spasi, tapi nampaknya tanpa adanya motif yang berbeda, saya pun bisa dengan mudah menemukan spasi.

sumber: duniaku.net[/caption]

Saat dirasa tombol WASD dan QWERDF kurang memberikan penampakan yang berbeda dengan tombol lain, maka pengguna cukup menggantinya dengan key caps bonus yang telah diberikan. Tapi bagi saya, ini saja sudah cukup.

sumber: duniaku.net[/caption]

Sebuah keyboard dengan harga Rp2 jutaan tentu wajib menyuguhkan sesuatu yang berkualitas. Namun, tidak hanya kualitas yang disuguhkan oleh Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile. Pihaknya juga memberikan kesan yang berbeda, dan sulit ditemukan pada produk lain.

Keyboard besutan Corsair tersebut tidak hanya mampu menjadi jawaban bagi para gamer, namun juga bagi para profesional yang ingin memadukan kesibukannya dengan hobi mereka. Jadi, tidak ada lagi perbedaan yang jauh antara kerja dengan main game.

Satu lagi. Dear Corsair, cobalah untuk berbaik hati memberikan bantalan pada palm rest keyboard gaming mahal kalian. Masa iya kalah dari tetangga?