Review Laptop Legion 7 16IRX9, Bisa Gak Main Zenless Zone Zero?
Simak review Legion 7 16IRX9 berikut!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Duniaku.com mendapat kesempatan mencoba Legion 7 16IRX9.
Gimana kesan kami?
Simak di bawah ini!
1. Spesifikasi
Pertama-tama, laptop Legion 7 yang saya review ini adalah yang versi Singapura.
Meski memang, versi Singapura dan versi Indonesia perbedaannya sebenarnya tipis, dan lebih ke urusan OS, bundled software, dan service.
Begini perbandingan spesifikasi yang saya review dan yang rilis di Indonesia,
Versi Singapura
Prosesor: Intel Core i9-14900HX, 24C (8P+16E)/32T, P-core 2.2/5.8GHz, E-core 1.6/4.1GHz, 36MB
Graphics: NVIDIA GeForce RTX 4070 8GB GDDR6, Boost Clock 2175MHz, TGP 130W
Memory: 2x 16GB SO-DIMM DDR5-5600
Case Color: Glacier White
Operating System: Windows 11 Home, Traditional Chinese / Simplified Chinese / English
Bundled Software: Office Trial
Service (Included Upgrade): None
Versi Indonesia
Prosesor: Intel Core i9-14900HX, 24C (8P + 16E)/32T, P-core 2.2/5.8GHz, E-core 1.6/4.1GHz, 36MB
Graphics: NVIDIA GeForce RTX 4070 8GB GDDR6, Boost Clock 2175MHz, TGP 130W
Memory: 2x 16GB SO-DIMM DDR5-5600
Case Color: Glacier White
Operating System: Windows 11 Home Single Language, English
Bundled Software: Office Home & Student 2021
Service (Included Upgrade): 3Y ADP - IPPREM (ESS), 3Y Legion Ultimate Support-IPPREM (ESS)
Baca Juga: 5 Laptop ASUS ROG Termurah, Ada Dari Seri Strix dan Flow!
2. Cari laptop yang bisa dipakai juga buat main judul macam Zenless Zone Zero, Genshin, Apex Legends, Valorant? Lenovo Legion 7 ini bisa
Beberapa game yang saya gunakan untuk menguji laptop ini adalah Zenless Zone Zero, Genshin Impact, Apex Legends, dan Valorant.
Laptop ini mampu memainkan game-game tersebut tanpa masalah, dengan performa yang tergolong smooth.
Untuk Apex Legends, performanya bahkan bagus meski saya agak memaksanya.
Saat memainkan Apex Legends dengan pengaturan serba kanan dan ultra, dimana saya mengabaikan peringatan tentang VRAM di game-nya, game ini mampu mendaki rata-rata frame rate hingga 103 FPS kondisi plugged in ketika menyentuh area berair di Geyser sampai baku tembak Bloodhound yang penuh asap dari Bangalore.
Hanya saja, jika dimainkan lama (sekitar 4-5 jam dalam proses review ini), memang panas dari laptopnya tetap cukup terasa.
Bahkan ada kasus unik, dimana ketika saya mencoba laptopnya di meja kerja dengan memainkan Zenless Zone Zero untuk waktu lama (sekitar 3 jam ketika itu), Dimas Ramadhan, penulis Duniaku.com yang duduk di seberang saya, merasakan juga hembusan panasnya.
3. Saya suka dengan kualitas layarnya
Untuk display, Legion 7 memiliki:
16" 3.2K (3200x2000) IPS 430nits Anti-glare, 100% DCI-P3,
165Hz, Dolby Vision®, G-SYNC®, Low Blue Light
Untuk layar sih saya bisa dibilang sangat suka.
Saya menghabiskan berjam-jam (sekitar 4-5 jam sehari) untuk menguji game yang saya tes di laptop ini.
Warna-warni yang disajikan bagi saya cerah dan mantap, dan layarnya juga tidak menyakiti mata saya meski dimainkan begitu lama.
Itu untuk visual.
Gimana dengan audio?
Legion 7 yang saya review memiliki audio yang didukung:
Audio Chip
High Definition (HD) Audio, Realtek® ALC3287 codec
Speakers
Stereo speakers, 2W x2, audio by HARMAN, optimized with
Nahimic Audio
Untuk audio, kualitasnya mungkin tergolong standar laptop menurut saya.
Tapi yang saya kagumi saat mencobanya dalam gaming? Speaker ini terasa cukup akurat dalam mengenali dan menyajikan arah tembakan ketika dicoba dengan game macam Apex Legends.
4. VRAM 8GB bisa terasa kurang untuk beberapa game?
Saat menguji laptop ini saya juga mencoba menjalankan game yang tergolong berat untuk dimainkan dengan setting maksimum: Elden Ring (dengan Shadow of the Erdtree ter-install) serta Resident Evil 4 versi Chainsaw Demo.
Untuk Resident Evil 4 Chainsaw Demo, game-nya bisa dijalankan dengan lumayan di setting pre-set Ray Tracing. (Setting tertinggi kedua). Tapi tidak dianjurkan memainkannya di setting maksimum.
Untuk Elden Ring juga laptop ini terasa kurang untuk memainkannya di setting grafis maksimum, saya harus mengutak-atiknya sedikit untuk menemukan setting yang cukup tinggi dan bebas masalah.
Laptop yang saya coba ini memiliki sekitar 8GB VRAM, dan itu tampaknya masih kurang ketika mencoba setting maksimum untuk game macam itu.
5. Tidak ada ethernet port...
Legion 7 tidak memiliki Ethernet onboard.
Saya pribadi kurang suka dengan pengurangan port model begini...
Meski memang, ada cara-cara untuk mengatasi kekurangan Ethernet port onboard.
6. Kesimpulan
Secara keseluruhan, Legion 7 16IRX9 adalah mesin yang cukup menarik.
Laptop ini memiliki bentuk yang bagi saya mantap, dengan layar yang terasa dahsyat.
Kalau kamu mengincar laptop untuk gaming, laptop ini bisa memainkan judul macam Zenless Zone Zero, Genshin Impact, serta multiplayer macam Valorant dan Apex Legends. Untuk Apex, performanya saat saya coba terasa bagus meski saya agak memaksanya.
Tapi VRAM 8GB bisa terasa menjadi keterbatasan, karena untuk memainkan Elden Ring atau Resident Evil 4 remake kamu tidak bisa gunakan setting maksimum.
Patut kamu perhatikan juga kalau Legion 7 tidak memiliki Ethernet onboard... jadi antara kamu harus siap-siap cara mengakali itu, atau ya kamu bisa menerima saja dan mencoba aktivitas seperti main multiplayer atau download tanpa dibantu jaringan dengan kabel.
Saat dimainkan dengan game yang tergolong demanding, panas dari laptop ini juga masih cukup terasa. Jadi itu juga harus kamu perhatikan.
Nah itu review laptop Legion 7 16IRX9 versi saya.
Gimana menurutmu? Sampaikan di kolom komentar!