Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati

Benny dan Mice, dua nama ini sudah tidak asing lagi sejak mengisi komik 4 kolom di koran Kompas mulai tahun 2003. Akan tetapi, mereka kini telah berpisah dan Mice kabarnya membuat komik baru yang tak kalah menarik, yakni Rumah Mice. Baguskah?

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati

Benny dan Mice, dua nama ini sudah tidak asing lagi sejak mengisi komik 4 kolom di koran Kompas mulai tahun 2003. Akan tetapi, mereka kini telah berpisah dan Mice kabarnya membuat komik baru yang tak kalah menarik. Komik apa, ya?

Benny & Mice adalah nama dua kartunis kondang di Indonesia sekaligus judul komik fenomenal sejak tahun 2003. Sejak menjalankan debut mereka di Kompas, popularitas Benny dan Mice pun melejit di kalangan komikus.

Komik Benny & Mice seringkali menggambarkan kota metropolitan Jakarta sebagai referensi, biasanya berisi kritikan dan filosofi-filosofi yang membuat orang berpikir sekaligus tertawa. Karena konten mereka yang tajam namun cerdas, tak pelak mereka pun menjadi idola bagi sebagian orang.

[duniaku_baca_juga]

Kedua tokohnya, Benny dan Mice sebenarnya merupakan gambaran diri dari kedua pengarang sendiri. Komik bergaya hiperbolik dari kartun Benny & Mice diambil dari realitas sosial di sekitar kedua pengarangnya.

Hampir 13 tahun berlalu, komik Benny & Mice sudah tidak mengisi hari-hari pembaca Kompas setiap Minggu. Terhitung sejak 4 Juli 2010 komik Benny & Mice pun berakhir. Dan pada minggu berikutnya, 11 Juli 2010 digantikan oleh Mice Cartoon yang hanya digambar Muhammad “Mice” Misrad.

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati Benny & Mice di Kompas Minggu. Sumber: TamtomoVision[/caption]

Dimulai dari Mice Cartoon, nama Muhammad “Mice” Misrad semakin naik daun dengan cerita komik nyeleneh tapi tidak menggurui. Sudah banyak karya yang dibuat oleh Mice, diantaranya, Mice Cartoon: Obladi Oblada Life Goes On, Indonesia Banget!, Halo Ibu… Aku Kangen, dan Mice in Zootopia.

Tanggal 18 Oktober 2017, karya terbaru diterbitkan pada salah satu platform komik digital berjudul Rumah Mice. Meski sudah tidak kolaborasi dengan Benny, kelucuan khas Mice tidak berkurang seperti komik-komik Mice sebelumnya.

[page_break no="1" title="Rumah Mice dan Keseharian Mice"]

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati Sumber: Deskgram[/caption]

Komik Rumah Mice mengambil genre slice of life.

Apa itu slice of life? Slice of life adalah cerita mengacu pada kehidupan nyata atau sehari-hari. Pada komik Rumah Mice, semua cerita berawal dari rumah dan keluarga sang komikus, Mice.

Di Rumah Mice, humor sosial khas Mice tetap terasa kental. Meski sekilas terlihat katrok, Rumah Mice menjadi komik sosial yang tidak terkesan menggurui pembaca.

[duniaku_baca_juga]

Rumah Mice adalah salah satu artefak karya anak bangsa yang patut diacungi jempol. Gaya hiperbolik namun menyentuh, mampu membuat orang berpikir dan tidak sadar bahwa pembaca juga menertawai dirinya sendiri dalam komik Rumah Mice.

Contohnya seperti di Episode 1: Besar Kecil. Episode ini bercerita mengenai perkenalan sang komikus ke pembaca. Mice memerkenalkan diri sebagai keluarga kecil yang tinggal di rumah kecil pada komplek perumahan kecil di kawasan kota kecil, Tangerang Selatan. Pokoknya serba kecil, deh!

[read_more id="352645"]

Mice juga memperkenalkan kedua putrinya yang masih kecil di komik. Yang menarik di episode ini, meski serba kecil, Mice tetap mengucap syukur dan menganggap semua hal dia terima adalah anugerah besar dari Tuhan.

Namun, bukan Mice namanya jika tidak ada kritik sosial menggelitik di komiknya. Kritik Mice dapat ditemui di bagian akhir episode pertama, dengan gambar sebuah kaki raksasa bersepatu ingin menginjak seorang pemulung berwajah ketakutan serta gemetar.

Tapi… nggak semua yang BESAR itu menjadi anugerah buat yang kecil.” Begitu isi kritiknya. Menggelitik, bukan? Kita bisa langsung tahu untuk siapa kritik itu tertuju.

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati

Ciri lain khas Mice adalah gambarnya yang multitafsir. Seperti di episode pertama, sekilas dapat dilihat bahwa “orang besar” tidak semua berpihak pada “orang kecil”. Ibarat hukum masa kini, tumpul di atas tajam di bawah.

Hal ini juga berlaku pada Episode 2: Bebas Merdeka? Sama seperti di episode pertama, Mice masih memperkenalkan dirinya, namun ada beberapa tambahan cerita.

Episode kedua ini berkisah tentang Mice berstatus sebagai kepala rumah tangga berumur 40 tahun lebih. Namanya juga Mice, tetap saja ada kata-kata menggelitik di setiap bagian komiknya.. Salah satunya ada di episode kedua panel empat, “Tapi… saya malah bersyukur, karena Life Begin at 40!! Yeaaach!!

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati

Kembali pada cerita di episode kedua, keputusan Mice mengambil jalan hidup sebagai kartunis di Indonesia memang cukup nekat. Itulah kehebatan Mice di episode kedua, cukup nekat namun konsisten memilih jalan hidupnya dan tidak goyah.

Berprofesi sebagai kartunis? I’m free… free as a bird, jawab Mice di episode kedua. Sebagai pembaca, kami cukup mengerti mengapa judul episode adalah Bebas Merdeka? Karena, menjadi kartunis memang pekerjaan tidak mudah meski kelihatan bebas seperti burung.

[duniaku_adsense]

Singkatnya, kartunis itu belum ‘merdeka’ dari editor, klien, pimpinan redaksi, haters dan lovers. Tentunya, pengalaman Mice juga mengingatkan pada orang-orang berprofesi di bidang industri kreatif, bukan? Termasuk Anda jika bekerja di bagian industri kreatif. Betul?


Lanjut ke halaman berikutnya, ya, guys!

[page_break no="2" title="Mice Masih Menggunakan Humor Sederhana Yang Tak Lekang Oleh Waktu"]

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati Sumber: Donny Anggoro[/caption]

Tidak semua bagian cerita Rumah Mice memakai humor kekinian layaknya beberapa komikus zaman now. Humor ala Mice dapat dinikmati oleh semua kalangan (termasuk kalangan kekinian maupun kalangan umum).

Hal ini patut dijadikan contoh bagi para komikus, kartunis, maupun penulis cerita di Indonesia, agar karya kita dapat tetap dinikmati walau sudah berganti generasi.

[duniaku_baca_juga]

Selain itu, penggunaan humor sederhana seperti pada komik Mice ini tentunya memiliki manfaat lain untuk para komikus maupun penulis cerita di Indonesia. Selain dapat dinikmati meski sudah berganti generasi, karya juga akan tetap bisa dikenang oleh pembaca dan tentunya mudah untuk dipahami oleh semua kalangan.

Humor sederhana ala Mice ini dapat dibaca pada Episode 3: Wonder Woman. Kali ini, Mice menceritakan kehidupan sang istri, Sally, di rumah. Kita bisa melihat bahwa Mice sangat menghargai sang istri hingga memasukkannya ke dalam komik dan memberinya judul Wonder Woman.

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati

Episode ini romantis dan humoris, namun tidak lebay. Mice juga memberi pesan kepada semua pembaca, yakni kaum hawa, bahwa setiap perempuan merupakan pahlawan super di setiap keluarga. Khususnya bagi yang telah memiliki anak.

Di episode ketiga ini, Mice bercerita dari sudut pandang Sally. Sally adalah seorang perempuan yang memilih jalan hidup menjadi ibu rumah tangga dan keputusannya bisa dikatakan cukup nekat karena telah memilih menjadi istri kartunis.

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati Sosok Seorang Mice. Sumber: target="_blank" >Youtube[/caption]

Di sana, Sally bercerita bahwa ia hanya seorang ibu rumah tangga, tetapi kegiatannya sangat padat. Cuci pakaian, menjemur, menggosok, memasak, menyapu, mengepel, mengurus dua putri, dan seabreg kegiatan lainnya, termasuk mendukung profesi sang suami. Dari sini pesannya pun akan sampai: hanya Wonder Woman yang bisa melakukan semua itu.

[page_break no="3" title="Pemilihan CIAYO Sebagai Platform Rumah Mice"]

Review Komik Rumah Mice: Meski Tanpa Benny, Mice Tetap di Hati Sumber: Youtube[/caption]

Keputusan Mice sangat tepat menjadikan CIAYO sebagai platform karya buatannya. Sebab, konten slice of life ala Indonesia dan berlatar di Indonesia perlu sedikit digalakkan oleh para pengembang platform komik digital.

Apalagi, kita juga melihat bahwa CIAYO adalah perusahaan webtoon lokal yang sedang naik daun, bahkan bersaing dengan perusahaan webtoon lainnya. Akan sangat tepat momennya jika kita membuat komik dengan tema serupa di platform ini, mengingat penggemar slice of life di Indonesia cukup membludak.

Sekaligus, dengan memilih CIAYO, kita akan memerkenalkan “produk lokal” kepada masyarakat. Kualitas dalam negeri akan bisa dianggap bersaing dengan para pesaingnya di luar negeri.

Semoga dengan keberadaan CIAYO dan keberadaan kartunis kondang seperti Mice di dalamnya, komik digital di Indonesia akan mampu berkembang ke arah yang jauh lebih menjanjikan.


Baca komik Rumah Mice di sini: https://www.ciayo.com/id/comic/rumah-mice

Diedit oleh Fachrul Razi

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU