Platform Webtoon Bermunculan, Era Berkarya pun Berubah!
Kita telah melihat fenomena webtoon bermunculan sejak tahun 2014 silam. Tak disangka-sangka, platform ini berhasil menyusul popularitas komik cetak hanya dalam waktu yang relatif singkat. Jadi, bagaimana seharusnya kita menanggapi inovasi ini?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kita telah melihat fenomena webtoon bermunculan sejak tahun 2014 silam. Tak disangka-sangka, platform ini berhasil menyusul popularitas komik cetak hanya dalam waktu yang relatif singkat. Jadi, bagaimana seharusnya kita menanggapi inovasi ini?
Perkembangan informasi dan teknologi yang tumbuh begitu pesat membuka era baru pada perjalanan industri kreatif. Membludaknya smartphone murah dan maraknya inovasi digital membuat orang semakin mudah untuk mengakses hiburan tanpa harus datang langsung ke tempat penyedia konten hiburan.
Kita sudah melihat contohnya pada game bergenre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). Beberapa tahun yang lalu, orang hanya bisa memainkan game MOBA di komputer atau konsol. Jika tidak punya device sendiri, kita bahkan harus datang ke tempat khusus, seperti warnet dan rental game online.
[duniaku_baca_juga]
Sekarang? Para penggemar genre MOBA tinggal mengeluarkan ponsel dari saku celana dan memainkannya di mana saja. Bahkan, golongan ekonomi kelas bawah yang dulu harus menabung setengah mati demi bermain, kini bisa ikut nimbrung pada bermain MOBA.
Luar biasa, bukan?
Nah, fenomena ini juga terjadi pada dunia komik. Komik digital yang sempat dipandang sebelah mata, kini menunjukkan taringnya semenjak meledaknya LINE Webtoon Indonesia pada tahun 2014 silam.
[read_more id="363555"]
Kesuksesan LINE Webtoon Indonesia ini sontak mendorong hadirnya platform lain seperti CIAYO Comics, COMICA, dan Webcomics sebagai pesaing terbesarnya. Ini belum ditambah dengan kemunculan COMICO, sebuah portal komik yang lisensinya berasal dari Jepang.
Dengan semakin menjamurnya platform yang ada, tentu saja semakin membuka lebar pintu bagi para komikus lokal untuk berkarya. Lalu, sebenarnya platform mana sih yang harus kita pilih? Simak ulasannya!
[page_break no="1" title="Mengenal Platform-Platform Webtoon di Indonesia"]
Sumber: Kakao Blog[/caption]
Jika berbicara kelebihan, masing-masing platform webtoon sebenarnya memiliki keunikan tersendiri. Agar kamu tidak bingung platform mana yang mau kamu ambil, sebaiknya kamu mengenal spesifikasi tiap platform-nya terlebih dahulu. Check itu out!
CIAYO Comics
CIAYO Comics adalah platform webtoon asli Indonesia. Kalau soal kearifan lokal, platform ini adalah juaranya. Kamu bisa melihat dari komik-komiknya yang seringkali menggambarkan situasi khas di Indonesia, baik latar, gaya, maupun konfliknya.
Sumber: CIAYO Blog[/caption]
Platform ini merupakan subdivisi dari CIAYO Corp. yang dipimpin oleh Borton Liew sebagai CEO. Hadir dengan user interface yang rapi dan ukuran aplikasi yang relatif lebih kecil, CIAYO Comics muncul sebagai platform webtoon yang tak kalah dengan para "seniornya".
Saat ini, CIAYO Comics telah menaungi sekitar seratus komik lokal. Ini belum dijumlahkan dengan ratusan komik lainnya yang tergabung dalam CIAYO One-shot Challenge. Belakangan ini, CIAYO Comics memang berhasil menjadi primadona webtoon lokal.
LINE Webtoon
Kalau dilihat dari kepopulerannya secara global, LINE Webtoon belum punya tandingan. Berbasis di Korea Selatan, perusahaan yang dipimpin oleh Kim Jun Koo ini bergerak di bawah naungan Naver--Google-nya Korea. Promosi yang gencar tentu membuat platform ini sukses membuka cabang di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.
Sumber: Webtoons[/caption]
Maraknya Hallyu-wave (Korean Wave) belakangan ini juga menjadi salah satu faktor mengapa LINE Webtoon bisa sukses di Indonesia. Sebagaimana yang dilontarkan oleh Kim Jun Koo pada presentasinya di Popcon Asia 2016 yang lalu, Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah pembaca LINE Webtoon terbanyak di dunia.
Tren pembaca ini terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, hingga membuat LINE Webtoon Indonesia mampu menyentuh angka enam juta pembaca setiap bulannya.
COMICA
Pasca presentasi LINE Webtoon di Popcon Asia 2016, lahir pula sebuah platform webtoon yang bernama COMICA. Portal ini bergerak di bawah naungan NeoBazar, sebuah perusahaan digital yang berbasis di Korea Selatan. Meski belum sebesar LINE Webtoon, namun COMICA juga menuai cukup banyak kepopuleran.
Sumber: Facebook[/caption]
Keunikan dari COMICA adalah mereka menaungi cukup banyak komikus dewasa yang mengambil tema-tema ekstrem, seperti tema homoseksual. Sudah menjadi rahasia umum bahwa penggemar komik dewasa ini tidak sedikit, itulah kenapa platform ini cenderung populer di market yang lebih ekstrem.
BBM Webcomics
Tak hanya menaungi COMICA, NeoBazar juga menjalin kerjasama dengan Creative Media Works, yang merupakan pemilik platform Webcomics di BBM. Sejak bekerjasama dengan NeoBazar, Webcomics pun membuka kesempatan yang lebih lebar bagi para webtunis lokal untuk berkarya.
Sumber: Gogirl[/caption]
Uniknya, platform ini tidak dikhususkan kepada para penggemar webtoon saja, tetapi juga penggemar webnovel. Singkatnya, Webcomics juga membuka kesempatan pada novelis untuk berkarya.
Fakta ini tentu saja membuka pintu kejayaan novel online di Indonesia. Meskipun belum ada promosi yang masif dari pihak Webcomics, tetapi prediksi kami akan banyak platform lain yang bersedia mengikuti jejak Webcomics untuk menyertakan novel pada tren online.
COMICO
Selain keempat platform yang baru saja kami paparkan di atas, muncul juga sebuah platform baru, yakni COMICO. Portal ini berasal dari Jepang, merupakan penerbit digital yang menyukseskan manga Re:LIFE. Kini, COMICO hadir di Indonesia untuk membuat karya-karya lokal melambung tinggi seperti Re:LIFE.
Sumber: Amazon[/caption]
Tersiar isu bahwa kedatangan COMICO terwujud atas peran salah satu publisher komik ternama di Indonesia. Akan tetapi, kami tak bisa mempublikasikan namanya selama belum ada pernyataan resmi dari penerbitnya.
Terlepas dari semua itu, kedatangan COMICO bisa dibilang cukup fenomenal. Pasalnya, meski terbilang baru, COMICO sudah berani menawarkan berbagai hadiah menarik bagi para komikus yang bersedia menerbitkan karya di platform mereka. Ini termasuk dengan hadiah uang puluhan juta rupiah dan pergi ke Jepang. Siapa yang tak ngiler?
BONUS: Tapas dan Lezhin Comic
Selain beberapa platform populer di atas, ada juga platform premium bernama Tapas dan Lezhin Comics. Dua portal ini juga cukup populer di Indonesia, walaupun namanya tidak terlalu membumi bagi para penggemar webtoon musiman.
Tapas dulunya bernama Tapastic, didirikan pada tahun 2012 oleh Chang Kim. Basisnya di San Fransisco. Ada sekitar satu juta pengguna aktif di Tapas, sehingga tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa Tapas sebagai salah satu platform potensial untuk menerbitkan komik secara online.
Sumber: Lezhin Comics[/caption]
Sementara itu, untuk pasar premium sendiri cenderung didominasi oleh Lezhin Comics. Platform ini mendapat banyak sorotan pada awal kemunculannya karena sang founder, Hee-Sung Han, merupakan seorang blogger terkenal di Korea Selatan.
Dengan sistem yang mengharuskan kita membayar untuk dapat membaca kelanjutan setiap episode dan banyaknya komik bergenre dewasa, seperti BL (Yaoi) atau GL (Yuri) membuat Lezhin Comics populer di kalangan market yang cukup niche.
Bahasan soal gaji dan masa depan komik cetak ada di halaman selanjutnya ...
[page_break no="2" title="Ternyata Gaji Webtunis Memang WOW"]
Salah Satu Sistem Monetisasi Webtoon. Sumber: Comics Beat[/caption]
Setelah kita membicarakan beberapa jenis portal webtoon di Indonesia, kini saatnya kita beralih ke pertanyaan yang krusial: berapa gaji webtunis yang sebenarnya? Hal ini menarik untuk dicermati, sebab semakin banyak komikus senior yang "hijrah" ke platform webtoon dari hari ke hari.
Gaji yang ditawarkan ke webtunis sebenarnya tergolong variatif. Ini juga tergantung pada kontrak yang diajukan oleh kedua belah pihak (penyedia layanan dan calon webtunis). Pada akhirnya, jika berbicara soal gaji tentu akan menjadi rahasia internal antara si pemberi dan penerimanya saja.
Yang pasti, gaji bulanan hanyalah salah satu elemen penghasilan webtunis. Jika ada kontrak sampingan dengan perusahaan penyedia konten, penghasilannya bisa lebih besar lagi.
Jika kita menilik dari pernyataan Direktur LINE Indonesia, seorang komikus LINE Webtoon pada dasarnya bisa saja mendapatkan sekitar dua puluh juta rupiah per hari jika mereka mau membuat sticker untuk LINE dan sticker itu laku keras.
Sumber: LINE Creators[/caption]
Dengan adanya segelintir informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa saat ini kita memang sedang berada dalam era persaingan online. Tak heran jika para komikus senior pun kini mulai merambah dunia komik online. Sweta Kartika (Grey & Jingga), Muhammad "Mice" Misrad (Benny & Mice), dan Hangga Ganiadi (Bunbu) adalah contohnya.
Jadi, siapkah kita menganut paham baru?
[page_break no="3" title="Nasib Komik Cetak"]
Sumber: Stuart McMillen[/caption]
Dengan semakin menggilanya platform webtoon di Indonesia, kini saatnya kita beralih ke pertanyaan yang paling krusial: bagaimana dengan nasib komik cetak ke depannya? Apakah akan tergerus perkembangan tren digital?
Jawabannya tentu saja tidak.
Sebagaimana yang telah kami paparkan di artikel ini, membludaknya konten digital tidak bisa dijadikan ukuran bahwa konten fisik akan “punah”. Sejumlah perusahaan, menariknya, justru memandang tren online sebagai tempat promosi yang potensial.
[duniaku_baca_juga]
Lihat komik JITU besutan re:ON yang dijual melalui Tokopedia. Meskipun dijual dalam jumlah yang terbatas dan mengambil tema yang tidak umum, komik ini nyatanya bisa laku keras. Berkat toko online dan media promosi online, komik edgy (tidak umum) pun bisa mendapatkan panggung.
Singkatnya, yang berubah bukan barangnya, tetapi metode penyebarannya (promosinya).
Bingung platform webtoon mana yang terbaik? Lihat halaman selanjutnya!
[page_break no="4" title="Platform Banyak Banget, Pilih yang Mana?"]
Sumber: LinkedIn[/caption]
Akhirnya kita sampai pada pertanyaan yang paling menegangkan: dengan banyaknya portal webtoon yang masuk ke Indonesia, sebaiknya kita pilih yang mana?
Sebenarnya, platform apa pun bisa jadi pilihan. Kita akan tetap mendapat exposure yang proporsional selama kita terus berkarya. Ingat, platform-platform yang telah kami paparkan di atas dipegang oleh para profesional, lho. Jadi, kamu tidak perlu khawatir akan masa depan karyamu.
[read_more id="352645"]
Namun, ini bukan soal platform, kawan. Yang perlu kita pertimbangkan adalah soal seberapa tekun kita berkarya. Bahasan ini yang jauh lebih penting daripada memilih portal. Kadang, kita ini terlalu sibuk memikirkan platform mana yang terbaik, sampai lupa bahwa berkarya sebenarnya lebih penting.
Belajarlah terlebih dahulu untuk menghilangkan mager, art block, maupun write block. Platform mana saja yang kamu pilih tidak akan membawamu ke jenjang kesuksesan jika kamu sendiri masih ogah-ogahan untuk berkarya. Ini adalah suatu keniscayaan.
[duniaku_adsense]
Selesaikan, sempurnakan, baru pertimbangkan platform mana yang paling cocok untukmu. Semangat!
[page_break no="5" title="BONUS: Menilik Sedikit Pengaruh Webtoon Bagi Novel"]
Sumber: Twitter[/caption]
Sebagaimana yang telah kami paparkan di subbab kedua, tak hanya komik yang mengalami pergeseran era, tetapi juga novel. Hal ini ditandai dengan kemunculan platform novel online yang dipegang BBM Webcomics. Berbeda dengan Wattpad yang hanya menjadi lapak merilis karya secara cuma-cuma, di BBM Webcomics penulis akan diberi royalti.
Di Korea Selatan, webnovel sudah sama terkenalnya dengan webtoon, penulisnya pun dibayar seperti webtunis. Sebagaimana yang kita saksikan di situs novel.naver.com, webnovel di sana memiliki penggemar yang sangat masif. Meski belum terlihat pijarnya di Indonesia, namun ada kemungkinan bahwa novel juga akan beralih media.
Tampilan Depan Novel Naver yang Mirip Laman Webtoon. Sumber: Korean Notebook[/caption]
Teori ini bukanlah tanpa alasan. Selain adanya sistem monetisasi yang dibuat oleh BBM Webcomics, kini juga bermunculan penulis cerdik yang menemukan sistem monetisasi buatan sendiri di Wattpad. Cepat atau lambat, tren webtoon akan menyebar juga sampai ke novel.
Di Tiongkok, kita sudah melihat fenomena webnovel sebagaimana yang dipelopori oleh Qidian (Tencent) dan Wuxiaworld. Dan pasar mereka sangat besar. Apakah mereka juga akan merambah ke Indonesia, mengingat Tencent menyasar pasar Asia Tenggara? Time will tell.
Diedit oleh Fachrul Razi