Tips Memperlakukan IP dengan Benar dari CIAYO Comics dan Helloditta
Mau bikin komik tapi takut dijiplak atau disalahgunakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab? Simak tips dari CIAYO Comics dan juga komikus Blue Serenade ini!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menciptakan sebuah Intelectual Property (IP) bukanlah sebuah perkara yang mudah. Apalagi untuk menciptakan IP yang populer dan memiliki dampak besar di masyarakat. Banyak tantangan yang dihadapi oleh sebuah kreator di kala IP-nya sudah mulai dikenal, mulai dari dimanfaatkan oleh pihak lain tanpa ijin, hingga dijiplak mentah-mentah untuk keperluan pribadi.
Nah, mungkin saat ini kamu sudah memiliki ide yang akan kamu tuangkan ke dalam sebuah kreasi. Dan kamu pun tentu tidak ingin masalah-masalah tersebut menghampirimu saat IP-mu sudah dikenal banyak orang bukan?
Rajiv Akram (kiri) dan Ditta Amelia[/caption]
Dalam event Campus Checkpoint yang digelar Duniaku Network bekerja sama dengan CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia tanggal 17 April 2018 kemarin, Rajiv Akram (Co-founder) dan Michael Tan (Public Relations) dari CIAYO Comics membeberkan beberapa tips seputar memperlakukan IP dengan benar.
Acara ini dihadiri juga oleh salah satu penulis komik Indonesia, Ditta Amelia (Helloditta) yang dikenal lewat karyanya Blue Serenade. Blue Serenade sendiri adalah salah satu komik laris di platform CIAYO Comics dan saat ini sudah dibaca lebih dari tiga juta kali.
Michael Tan[/caption]
Setelah dibuka dengan pengenalan mengenai CIAYO Comics yang merupakan platform webcomic asli dalam negeri, Michael mulai memberikan beberapa tips mengenai bagaimana cara membangun IP dengan benar. Pertama, Michael menyebutkan bahwa IP sendiri merupakan kelanjutan dari sebuah ide yang bisa kamu dapat dari mana saja, kapan saja dan bisa berbentuk apa saja.
Jika sudah mendapatkan ide yang dimaksud, kamu pun bisa mulai membangun IP-mu sendiri dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:
Satu hal yang perlu kamu lakukan setelah mendapatkan ide adalah menuangkannya ke dalam konsep. "Ini salah satu proses yang sangat penting dan membutuhkan beberapa kali brainstorming dan iterasi," ungkap Michael.
Dia mencontohkan konsep pembuatan Batman yang harus melalui beberapa kali iterasi sebelum akhirnya jadi seperti yang kita kenal.
Usai membuat konsep, barulah kita memikirkan branding-nya. Dalam proses branding ini, kita harus mencari dan membuat satu elemen ikonik yang bisa membuat masyarakat ingat dengan IP kita.
Michael mencontohkan Superman yang sudah ada sejak tahun 1948. Sejak kemunculan pertamanya hingga sekarang, ada satu elemen ikonik yang tidak pernah absen dari sosok Superman, yaitu logo "S" di dadanya. Hal inilah yang membuat orang selalu ingat dengan sosok Superman tersebut.
Setelah IP sudah jadi dan kita sudah menemukan branding yang benar, barulah kita memikirkan bagaimana strategi promosi yang jitu untuk IP kita. Satu hal yang harus kita perhatikan sebelum melakukan promosi adalah menentukan siapa target pasar kita.
Dengan mengetahui target pasar, kita bisa menentukan strategi dan konten promosi seperti apa yang cocok untuk pasar tersebut. Di sini Helloditta memberikan contoh bagaimana dia mempromosikan komik Blue Serenade lewat Biru, salah satu karakternya.
"Untuk lebih dekat dengan pembaca, saya membuat akun Instagram untuk si Biru," ungkap Ditta. "Dengan ini, Biru seolah-olah bukan hanya karakter fiktif, karena dia juga bisa bermain Instagram seperti manusia normal," lanjutnya.
Proses yang tidak kalah penting selanjutnya adalah bagaimana kita harus melindungi IP tersebut dari penyalahgunaan pihak-pihak yang tidak berwajib.
Ditta sendiri menceritakan sedikit pengalamannya."Saya pernah mengalami, gambar-gambar dari Blue Serenade diambil tanpa izin dan dicetak dalam bentuk case HP," kisahnya.
Untuk itu, Michael pun menyarankan kepada siapa saja yang sudah memiliki IP untuk mendaftarkannya di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan mendapatkan paten. Tujuannya agar mendapatkan perlindungan jika ada hal-hal yang tidak diiinginkan.
Langkah selanjutnya adalah tentu melakukan monetisasi dengan membuat strategi bisnis yang jelas. Walt Disney adalah contoh orang yang sukses membuat strategi bisnis yang hebat untuk IP-IP yang dibuatnya. Salah satu strateginya adalah bekerja sama dengan produsen-produsen merchandise untuk membuat produk dari IP tersebut.
Campus Checkpoint kali ini dihadiri oleh kurang lebih 150 mahasiswa, mayoritas berasal dari jurusan teknik. Meskipun berasal dari jurusan teknik, namun para peserta cukup antusias dengan topik mengenai IP yang dibawakan. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta saat sesi tanya jawab.
Bahkan setelah acara berakhir, masih ada beberapa peserta yang langsung mendatangi pembicara untuk bertanya lebih lanjut mengenai IP dan juga isu-isu yang ada di sekitarnya.
Campus Checkpoint adalah event sharing rutin yang digelar Duniaku.net di berbagai kampus Indonesia. Dengan menghadirkan pembicara dari pelaku industri kreatif di Indonesia, Campus Checkpoint diharapkan bisa memberikan insight kepada mahasiswa mengenai industri kreatif, serta memunculkan talenta-talenta baru yang nantinya siap berkontribusi untuk kemajuan industri ini.
Diedit oleh Fachrul Razi