Review Wiro Sableng 2018: Avenger-isasi Superhero Lokal!
TV-nya sableng, Movie-nya gendeng!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wiro Sableng sudah menjadi ikon dari pertumbuhan kultur pop lokal kita sedari dulu. Bahkan, masuknya Wiro ke dalam mobile game sebesar Arena of Valor juga sangat tidak mengherankan dibandingkan superhero lainnya. Masuk iklan Deadpool saja juga tidak mengherankan.
Memang, promosi film ini sudah gila-gilaan sedari awal dengan momen-momen bombastis yang langsung dibocorkan di trailer, dan juga hak siar luar negerinya yang sudah diamankan oleh Fox. Nah, bagaimana dengan filmnya sendiri? Ulasan ini jelas akan membahas tentang film tersebut!
Kisahnya mundur kembali ke origin story seorang Wiro Saksono. Bagaimana kedua orang tuanya, Suci (Happy Salma) dan Ranaweleng (Marcell) dibunuh oleh Mahesa Birawa (Yayan Ruhian).
Sama seperti kisahnya yang sudah-sudah, Wiro diselamatkan oleh Sinto Gendeng (Ruth Marini) dan diasuh selama tujuh belas tahun. Siap atas ajaran-ajaran Sinto, Wiro berkelana untuk meringkus Mahesa Birawa, yang ternyata merupakan bekas murid Sinto Gendeng ke Gunung Gede.
Jelas, ketika ini adalah petualangan pertama Wiro setelah bertahun-tahun di gunung bersama Sinto Gendeng, nilai-nilai kebaikan yang dianutnya dari sang guru mulai berbenturan pandang dengan tokoh-tokoh lain!
Dari pertemuannya bersama Anggini (Sherina Munaf) sang pengikut Dewa Tuak (Andi /rif), dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarazi), ia juga memulai persahabatan yang erat terhadap Raja Kamandaka ketika kerajaan itu di ambang kehancuran!
Sebagian besar filmnya baru berisikan bagaimana Wiro mampu mengendalikan Kapak Naga Geni 212 miliknya, seperti Captain America yang baru menerima tameng vibranium di masa kini! Apalagi, kemampuannya jelas baru diuji ketika ia turun gunung, bukan ketika ia bersama sang guru!
Berbagai emosi yang campur aduk ditambah dengan kesulitannya di awal petualangannya tentu menjadi tontonan yang menarik sebagai pembuka kisah Wiro. Dan apalagi kalau bukan karena kehebatannya dalam beradaptasi dalam berbagai situasi berbahaya!
Tanpa membocorkan ceritanya lebih lanjut, tentu saja harus langsung kita ulas dulu bagaimana impresi filmnya, bukan? Apakah ia bagus, ataukah justru menjadi film yang membosankan? Baca impresinya di halaman sebelah!
Nah, satu hal yang paling terlihat di dalam film ini sudah pasti: sangat Avengers sekali! Memang, film Wiro Sableng punya color grading yang lebih bagus daripada Captain America: Civil War sekalipun, Dan hal ini tidak bisa dipungkiri adalah kekuatan utama dari film ini, yakni efek khususnya!
Pergerakan kamera dari Rahmat Syaiful selaku sinematografer juga cocok untuk hiburan popcorn seperti Wiro Sableng. Terlepas dari efek latar belakang yang sangat timpang, karena terlihat jelas nuansa studio-nya, setiap reaksi dari para bintang maupun emosi yang ditangkap sebagai pembangkit semangat ditangkap dengan apik!
Editor film Teguh Raharjo juga sudah menangkap bagaimana film aksi seharusnya disunting. Setiap pukulan Wiro yang jelas mengenai lawannya juga tidak dipotong serampangan.
Dan tentu saja, untuk menjaga tingkat kesadisannya untuk tidak melangkah terlalu jauh maka pilihan yang bijak untuk tidak terlalu berlebihan dalam menangkap setiap adegan sabetan yang tidak begitu eksplisit!
Yang membuatnya semakin nyaman dinikmati sebagai hiburan adalah ketika musik latar dan efek suara yang digubah oleh Aria Prayogi dan Ichsan Rachmaditta juga sama bombastisnya dengan efek visualnya.
Tentu saja, salah satu yang paling diingat adalah aransemen dari lagu tema lama yang bermain di dalam sebuah adegan bertarung membangkitkan tidak hanya nostalgia, tapi juga tidak dipaksakan dalam konteks pertarungan tersebut!
Di halaman sebelah, kita akan membahas tentang pemeran tokoh-tokohnya!
Vino G Bastian yang bermain sebagai tokoh ciptaan mendiang ayahnya, Wiro Sableng untungnya lepas dari segala impresi ketika memerankan Kasino dalam remake Warkop DKI. Ia menangkap bagaimana Wiro Sableng menjadi karakter yang begitu kita ingat sampai saat ini, dan hal itu adalah faktor utama mengapa kamu mesti menonton adaptasi versi baru ini!
Meskipun memiliki jatah peran yang singkat pun, peran dari Marsha Timothy tidak perlu penjelasan panjang lebar untuk menggambarkan pengaruhnya dalam cerita ini! Bahkan seperti biasa, kharisma Yayan Ruhian sebagai seorang antagonis juga yang menjadi nilai plus dalam film ini!
Sementara itu Sherina Munaf sebagai Anggini memberikan penampilan yang tidak buruk, namun tidak bisa dikatakan luar biasa pula. Karakternya masih terasa kurang memiliki kharisma yang semestinya ada pada seorang karakter utama, apalagi karena Vino sedang berada dalam kondisi terbaik untuk memerankan sang Wiro Sableng!
Dan mengapa, sekali lagi, kalau film ini terlihat sebagai Marvel Avengers versi lokal? Karena dialog dan skrip yang ringan, dan berbagai bintangnya yang tidak terlalu menyeriusi peran ini sebagai sebuah film yang agung yang menyebabkan film ini asyik untuk dinikmati!
Memang, hal ini sudah menjadi bagian dari daya tarik Wiro Sableng semenjak tayang di layar kaca, dan kabar baiknya, setiap yang terlibat di dalam film ini belum melupakan hal itu. Bahkan kameo pun tidak muncul sekadar lewat semata, namun diberikan jatah yang pantas dan lebih dari sekadar nostalgia!
Lebih menariknya lagi, salah satu tokoh minor yang bertugas mengawal anak Raja Kamandaka justru memiliki jatah adegan bertarung yang lebih keren bahkan dibandingkan sang Wiro Sableng sekalipun!
Mau tahu impresi terakhir atas film Wiro Sableng dan juga skor yang pantas diberikan? Temukan jawabannya di halaman terakhir!
Meskipun tidak memiliki budget dan kapabilitas produksi yang bisa dibandingkan dengan film-film serupa di Marvel Studios, Wiro Sableng justru mampu mengeluarkan dengan maksimal hal-hal positif yang dimiliki oleh film-film superhero tersebut!
Semakin membuat curiga adalah ketika mereka menyisipkan adegan post-credits yang bernuansa serupa sebagai pancingan untuk sekuel yang mungkin ada di masa depan! Jelas, Wiro Sableng 2018 seakan didesain ulang dengan nuansa Captain America: The First Avenger!
Memang, latar belakangnya yang terlihat begitu timpang agak mengganggu pengalaman menonton kita, akan tetapi setidaknya adegan aksi dan dialognya mampu menambal kekurangan tersebut.
Beberapa bagian yang lucu memang sungguhan lucu, meskipun bikin curiga kalau beberapa di antaranya dicomot dari blooper yang terjadi di lokasi syuting secara tidak sengaja!
Penutup yang mengesankan juga muncul ketika credits berjalan melalui parade karakter demi karakter yang digambar oleh Caravan Studio. Musik penutup yang dipersembahkan oleh Koil pun juga seakan tidak terlihat beda sendiri dengan nuansa filmnya.
Kurang lebih, film ini sudah bekerja luar biasa baik sebagai film hiburan sekelas film-film superhero Marvel. Menaru ekspektasi tinggi padanya bukanlah tindakan yang bijak dalam hal ini.
Jadi, berapakah nilai yang pantas untuk film ini? Tentu saja 8/10 dalam presentasinya sebagai film superhero origin yang sangat mengesankan!
Untuk siapa lagi kalau bukan untuk semua kalangan? Setiap orang yang menggemari film-film aksi yang santai, atau yang rajin bolak-balik bioskop demi film Marvel Cinematic Universe yang baru tentu sudah cocok banget dengan film yang satu ini! Setidaknya digarap jauh lebih kompeten dari Alif, Lam, Mim, maupun film hiburan terbaru Reza Rahadian.
Catatan: di dalam filmnya ada penampakan seorang Ken Ken, sang Wiro Sableng versi televisi, lho! Jangan sampai terlewatkan! Sebagai apakah dia? Nanti kamu akan tahu sendiri kita menontonnya!