Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa "Sepatu"-nya Kendaraan!

Siapa yang tidak kenal kata mudik. Tradisi unik dunia yang hanya ada di Indonesia. Kenapa unik? Tanpa komando, jutaan perantau/ pekerja migran bisa berbodong-bondong kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya menjelang Lebaran.

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa "Sepatu"-nya Kendaraan!

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan! Mbahjiwo.com[/caption]

Siapa yang tidak kenal kata mudik. Tradisi unik dunia yang hanya ada di Indonesia. Kenapa unik? Tanpa komando, jutaan perantau/ pekerja migran bisa berbodong-bondong kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya menjelang Lebaran. Juga berhubungan dengan satu tradisi lain yang sangat penting untuk dipertahankan, yaitu silaturahmi (mengikat tali persahabatan/persaudaraan), melalui ajang berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Membaca mudik dan pengertiannya, bisa disimpulkan sebuah kegiatan positif yang memang harus dilestarikan. Namun bagaimana jika aktifitas mudik selalu dibarengi dengan keadaan seperti berikut ini:

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

Dan jujur saja, saya pernah mengalami kejadian seperti itu. Karena memang biasanya menjalani mudik dengan kendaraan pribadi, ketika terjadi keadaan tak terduga karena beragam faktor, ditambah antrian yang mengular berkilometer jauhnya, perjalanan yang seharusnya nyaman dan menyenangkan, diganti suasana kusam penuh emosi. Apalagi jika cuaca tak mendukung, plus, yang makin parah, ternyata sarana transportasinya bermasalah. Dan di sini pria-pria yang mungkin bertanggung jawab (baca: sebagai driver) atas sarana transportasi utama tersebut, berperan penting selama perjalanan agar kenyamanan (dan keselamatan) penumpang tetap terjamin. Caranya? Ya jelas dengan menyiapkan kendaraan yang akan digunakan, agar lebih fit untuk diajak jalan jauh.

Memang ada beberapa poin pengecekan kendaraan yang mutlak harus dilakukan, namun kali ini saya menunjuk pada satu faktor keselamatan, yang terkadang justru diacuhkan, yaitu ban. Berikut poin-poin yang bisa kamu jadikan acuan untuk mengecek vitalitas "sepatunya" kendaraan tersebut, yang diadaptasi dari beberapa posting di milist otomotif yang penulis ikuti.

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

1. Ban kekurang angin

Sekitar 80% kecelakan karena ban yang disebabkan kekurangan angin, adalah karena over defleksi. Karena kurang angin, selagi menahan berat mobil dan penumpang, ban jadi melebar ke samping. Ciri-ciri ban yang sering kekurangan angin adalah, bagian samping lebih cepat habis. Ban juga lebih mudah pecah dan pelek rusak bila melibas gundukan, lobang atau obyek lain di jalan. Mobil juga sulit dikontrol dan reaksi jadi lambat dari semestinya karena lembek.

2. Ban Kelebihan angin

Ini juga menjadi masalah karena permukaan ban jadi cembung. Akibatnya, permukaan yang menempel ke aspal hanya bagian tengah saja. Jumlah kontak area semakin kecil, akibatnya ban jadi seperti ngambang. Saat ngebut, ban yang kelebihan angin handlingnya jadi sulit, dan terkena benda, benjolan atau lubang, ban bakal rentan langsung pecah.

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

3. Ban tidak layak pakai

Jika sudah tak layak pakai, seperti gundul, kembangan aus, retak, apalagi keliatan serat-serat ban, segera diganti baru. Ban gundul, friction force atau daya cengkeramannya menurun jauh, sehingga mudah slip, apalagi di jalan basah atau licin.

4. Salah aplikasi

Selalu gunakan ban dan velg yang sesuai dengan rekomendasi pabrik. Ban tubeless hanya pakai ban tubeless. Begitu juga tipe tube (pakai ban dalam). Velg yang ditujukan untuk ban tubeless, memiliki tonjolan tambahan untuk menahan ban dan mencegah angin keluar. Selain itu, selalu gunakan ban dengan tipe, ukuran, konstruksi (radial atau biasa) yang sama. Meskipun bagus, mengaplikasikan konstruksi yang beda rentan membuat ban mudah slip.

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

5. Tutup ventil

Bagian ini tidak boleh diabaikan. Ventil mencegah masuknya kotoran ke dalam ban, dan juga mencegah udara dari dalam menyusup keluar. Sebaiknya sebulan sekali cek ventil, apakah masih kencang, atau malah hilang. Kotoran yang masuk ke ventil bisa menekan katup udara, sehingga lama-lama menimbulkan kebocoran.

6. Tambal asal-asalan

Hati-hati saat menambal ban, karena penambalan yang semestinya dari arah dalam ke luar. Jadi ketika mendapat tekanan udara, tambalan makin kuat. Tambalan yang asal juga bisa merusak steel cord, serat baja ban. Air dan udara bisa merembes masuk lewat tembalan, sehingga akibatnya serat baja karatan dan gampang putus, dan ban jadi benjol.

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

7. Kapan ban harus diganti?

Saat ban telah mencapai batas TWI (Tyre Wear Indikator), yaitu tanda segitiga di permukaan ban dan semacam benjolan di tengah alur ban, saat itulah sebaiknya ban diganti. Kalau permukaan ban sudah sama dengan benjolan tersebut, artinya ban sudah harus diganti. Dan jika terus dipakai, sedikit lagi karet habis dan steel cord bakal bersentuhan lagnsung dengan permukaan jalan.

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan! Jika mau ganti ban, perhatikan kode produksinya. Jika kamu membeli tahun 2011 ini, namun seperti contoh gambar, maka ban tersebut sudah berusia hampir 3 tahun. Jangan mau, minta ganti yang produksi terbaru, karena standarnya ban kadaluarsa setelah 3 tahun, dan biasanya kekenyalan karetnya mulai berkurang begitu mencapai 5 tahun. Note: Pada contoh gambar, kodenya 5108, artinya, minggu ke 51 tahun 2008. Sama dengan diproduksi akhir Desember 2008. Contoh itu ban motor, namun untuk mobil juga sama kok penulisan kodenya...  :p[/caption]

8. Tambah tekanan sesuai beban

Pabrikan ban telah menetapkan rumus peningkatan tekanan ban, yaitu tiap peningkatan beban 5% dari standar, perlu penambahan tekanan angin sebsar 2 psi. Misalnya, berat mobil tanpa barang dan orang mencapai 1 ton, maka setelah dimuati orang dan barang mejadi 1,4 ton. Berarti, peningkatannya 40% dari standar.

Jika berdasarkan rumus di atas, berarti tekanan ban harus ditambah 16 psi (8 x 2 psi). Namun apakah jika sebelumnya tekanan angin ban 30 psi, kamu perlu menambah menjadi 16 psi, sehingga menjadi 46 psi? Ternyata bukan itu jawabannya! Untuk ban radial kelas passenger, ada lagi ketentuan batas maksimum tekanan angin sebesar 35 psi dan diberi toleransi hingga 38 psi. Tentunya hal ini berlaku untuk ban standar mobil penumpang. Penentuan 35 psi ini dengan alasan kenyamanan berkendara, karena kalau terlalu keras akan mengorbankan kenyamana.

Semoga bermanfaat bagi yang mau mudik...

Sebagai tambahan, berikut ini tips mudik lainnya...

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

Dan yang pasti, hindari meniru solusi hemat untuk mudik, seperti berikut ini:

Persiapan Mudik Lebaran, Mari Periksa Sepatu-nya Kendaraan!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU