Review Death Note Netflix: Adaptasi Animanga Terbaik yang Dilakukan oleh Amerika!
Death Note Netflix kini telah dirilis. Seperti apakah film live-action adaptasi Amerika ini? Simak review untuk Death Note Netflix di sini!
Death Note Netflix kini telah dirilis. Seperti apakah film live-action adaptasi Amerika ini? Simak review untuk Death Note Netflix di sini!
Ketika Barat—atau lebih tepatnya: Amerika—berusaha untuk mengadaptasi sebuah serial animanga menjadi live-action versi mereka, banyak sekali yang merasa skeptis bahwa hasilnya tidak akan bagus. Tapi, sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Death Note Netflix. Mengapa? Simak saja review-nya di bawah ini:
Sinopsis
Death Note menceritakan tentang Light Turner, seorang remaja SMA, yang menemukan sebuah buku misterius bernama “Death Note”. Tak lama setelahnya, dia bertemu dengan dewa kematian bernama Ryuk yang kemudian mengajarinya cara menggunakan Death Note, dan memberi tahu Light bahwa nama yang tertulis di buku tersebut akan mati.
[duniaku_adsense]
[duniaku_baca_juga]
Perubahan Drastis yang Sangat Bagus
Meskipun sebagai sebuah film adaptasi, tetapi Death Note versi Netflix memiliki banyak sekali perubahan yang drastis. Beberapa di antaranya adalah nama Light Turner yang seharusnya Light Yagami, dan jika Light versi animanga adalah sosok yang pintar cool dan kalem, maka Light versi Netflix lebih terlihat suram dan… well, seperti seorang pengecut yang bodoh. Lalu, ada juga L yang diperankan oleh orang kulit hitam dan dibuat lebih suram daripada biasanya tetapi lebih manusiawi (pembahasan khusus tentang L versi ini akan bisa kamu baca di halaman 2).
Semua perubahan yang dilakukan di Death Note Netflix oleh sutradara Adam Wingard ini, di luar dugaan, alih-alih menjadi sesuatu yang buruk ternyata malah sangat cocok dengan image dan juga nuansa yang ingin diberikan di Death Note versi Amerika. Nuansanya yang gelap ditampilkan secara konsisten di sepanjang film. Lalu karakter-karakter versi asli diadaptasi menjadi cukup baik sesuai dengan kultur Amerika. Ah, berbicara mengenai karakter…
Adaptasi Karakter Light yang Cukup Bagus
Alasan atau dorongan kenapa Light sampai menggunakan Death Note di film ini menurut saya lebih masuk akal daripada Light versi manga yang hanya ingin membuat dunia bersih dari kejahatan—walaupun bukan berarti salah satu atau keduanya jelek, ya.
Oh, dan untuk karakter Light yang dikritik karena terlalu bodoh menunjukkan Death Note secara blak-blakan kepada Mia (kalau dalam versi animanga bernama Misa), saya rasa itu cukup masuk akal. Coba saja deh, pikir-pikir lagi, kalau kamu punya buku super hebat yang bisa membunuh orang, kamu pasti ingin memamerkannya atau paling tidak menceritakannya kepada orang lain ‘kan?
Nah, hal ini cukup masuk akal mengingat Light di sini adalah seorang anak SMA—yang mana anak SMA tentunya lebih kekanak-kanakan dan naïf. Terlebih lagi, dia ingin menyombongkan diri kepada perempuan yang dia sukai.
Rasanya karakter-karakter yang ada di versi Amerika ini lebih terasa relatable dan realistis daripada versi animanga. Dan itu merupakan nilai plus tersendiri dalam film ini.
Lantas, bagaimana dengan karakter-karakter lain seperti L dan Misa yang dirombak habis-habisan dalam film ini? Lanjut ke halaman 2!
L adalah Karakter Terbaik dalam Film Ini!
Masih berbicara mengenai karakter nih. Saya merasa L adalah karakter terbaik di dalam Death Note Netflix. Entahlah, mungkin ini selera pribadi, tetapi L kulit hitam ini terasa lebih keren daripada L versi asli—dan juga lebih manusiawi.
Jika L versi asli lebih seperti seorang jenius freak yang mahahebat, L versi Netflix jauh lebih ekspresif. L versi Netflix bisa tenang, bisa marah, bisa sedih, bisa ketakutan, dan bisa panik. Tentunya, hal ini cukup masuk akal, mengingat L di kedua versi tidak mengetahui bagaimana cara Light memanipulasi korban menggunakan Death Note. Rasanya, cukup masuk akal jika seseorang—meskipun jenius—melawan sesuatu yang diluar logika dan nalar manusia seperti Death Note.
Karakterisasi yang Kurang Dieksplorasi Lebih Jauh
Meskipun saya bilang bahwa perubahan drastis ini setiap karakter yang ada bagus karena mampu menyatu dengan nuansa Amerika, bukan berarti perubahan karakter ini bagus dan sempurna. Light ini terkadang membingungkan dan tidak konsisten dalam beberapa tingkah lakunya sehingga membuatmu bingung: ini anak sebenarnya pintar jenius atau cuma beruntung sih?
Mungkin, karakterisasi terlemah dalam Death Note versi Netflix adalah Mia. Selama menonton Death Note Netflix ini, saya merasa bahwa Mia kurang memiliki alasan yang kuat mengapa dia sampai ikut menggunakan Death Note. Jika pada versi asli Misa memiliki alasan yang kuat (karena pernah diselamatkan oleh Kira/Light sehingga jatuh cinta), maka pada Death Note Netflix ini, rasanya alasan dia membantu Light dan sampai ingin memilik Death Note itu masih terlalu lemah.
Oh, dan berbicara tentang Mia, ada kejadian yang cukup tidak masuk akal di dalam film. Tentunya, saya tidak akan menjabarkannya di sini karena akan memberimu sebuah spoiler berat.
Lebih Terasa Seperti Sebuah Film Standalone
[read_more id="330103"]
Setelah menonton Death Note Netflix secara keseluruhan, saya merasa bahwa film ini bukanlah sebuah film yang buruk-buruk amat. Banyaknya perubahan drastis di sana-sini membuat film ini tidak cocok disebut sebagai sebuah film remake dan lebih cocok dibuat sebagai sebuah film adaptasi—lalu dalam beberapa tingkatan, cocok disebut sebagai sebuah film spin-off.
Pasalnya, saya tidak merasa bahwa film ini menceritakan kembali Death Note versi asli. Alih-alih, film ini seperti menceritakan kejadian yang benar-benar baru dalam dunia Death Note itu sendiri. Saya sebelumnya menyebutkan bahwa Death Note Netflix dalam beberapa tingkatan bisa disebut sebagai spin-off, hal ini karena film ini seperti menceritakan hal yang benar-benar baru di dalam dunia Death Note.
Intinya, kamu akan disajikan cerita Death Note baru dan bukannya Death Note adaptasi dari manga layaknya dwilogi film live-action Death Note dulu. Bisa dibilang, feel yang didapat ketika menonton film ini sama seperti feel yang kamu dapat ketika menonton L: Change the World.
Kesimpulan
Death Note Netflix bisa dibilang adalah sebuah film live-action adaptasi yang cukup bagus. Tentu saja, dengan catatan, jika kamu tidak membandingkan film ini dengan versi originalnya. Alih-alih sebagai sebuah film remake, Death Note yang satu ini terasa seperti sebuah film standalone atau bahkan spin-off yang menyajikan sebuah cerita yang benar-benar baru. Memang ada beberapa lubang di sana-sini, tetapi film live-action ini mampu disajikan dengan sangat baik dengan caranya sendiri.
[duniaku_baca_juga]
[duniaku_adsense]
Death Note kini bisa kamu secara streaming melalui Netflix. Apakah kamu sudah menonton film ini? Bagaimana pendapatmu mengenai Death Note versi Amerika ini? Suarakan pendapatmu di kolom komentar ya!