5 Cara Berkomunikasi Orang "Jadul" Sebelum Pakai Whatsapp

Kalo mimin pernah ngalamin yg nomor 2, 4 sama 5

5 Cara Berkomunikasi Orang "Jadul" Sebelum Pakai Whatsapp

Pernahkah berpikir bagaimana orang-orang berkomunikasi pada zaman sebelum ada instant messaging seperti Whatsapp? Ada banyak cara berkomunikasi orang "jadul" sebelum memasuki era di mana Whatsapp sudah menjadi konsumsi umum.

Cara berkomunikasi ini tentu saja bukan hanya berbicara dua mata atau bahasa pendeknya adalah ngobrol. Berkomunikasi yang dimaksud adalah cara berkomunikasi jarak jauh yang membutuhkan media atau alat bantuan.

Ya sudah langsung saja yuk kita simak cara berkomunikasi orang "jadul" sebelum pakai Whatsapp di bawah ini!

5 Cara Berkomunikasi Orang Jadul Sebelum Pakai Whatsapp Sumber: fineartamerica[/caption]

Wah untuk cara ini adalah cara yang sangat purbakala sekali. Cara berkomunikasi menggunakan asap ini memang sering dilakukan oleh orang zaman dahulu, terutama pada zaman Yunani pada masa kerajaan Darius I.

Suku Indian juga menggunakan cara ini untuk mengirimkan sinyal isyarat. Biasanya tidak semua orang mengerti apa maksud dari sinyal asap yang dibuat dari suku masing-masing.

Hingga saat ini masih ada yang menggunakan sinyal asap untuk mengirimkan beberapa sinyal tertentu. Biasanya sinyal asap ini untuk menunjukkan sinyal bahaya, berita dan lain sebagainya.

5 Cara Berkomunikasi Orang Jadul Sebelum Pakai Whatsapp Sumber: Toarsanger[/caption]

Surat adalah salah satu cara yang sangat populer di zaman setelah kemerdekaan Indonesia. Bisa dilihat dari berjayanya PT. POS Indonesia di masa itu.

Selain berfungsi untuk mengirimkan berbagai dokumen penting, surat juga sering digunakan oleh para kawula muda di zaman dahulu. Salah satu contohnya adalah adanya istilah surat cinta, yang biasanya berisi puisi kepada penerima surat yang intinya berisi pernyataan cinta.

Berkembangnya teknologi, surat sudah mulai ditinggalkan karena terhambat oleh waktu. Surat sangat bergantung pada kecepatan orang yang mengantarkan surat tersebut kepada tujuan.

5 Cara Berkomunikasi Orang Jadul Sebelum Pakai Whatsapp

Telegram yang dimaksud tentu saja bukan telegram aplikasi chatting buatan Rusia. Telegram yang dimaksud adalah sebuah media telekomunikasi jarak jauh yang menggunakan ketukan dan sandi morse sebagai bahasa komunikasi.

Telegram awalnya digunakan pada zaman peperangan, untuk mengirim berbagai pesan yang sangat penting. Seperti strategi peperangan, keputusan menarik pasukan dan lain sebagainya.

Telegram juga dijadikan sebagai alat berkirim pesan. Biasanya si pengirim pesan datang ke sebuah pengirim pesan telegram dan menyebutkan pesan apa yang mau dikirim.

Nantinya penyedia jasa telegram akan mengirimkan ke penerima pesan telegram dan penerima tersebut menerjemahkan pesan telegram dan mengirimkannya langsung kepada penerima yang dimaksud.

5 Cara Berkomunikasi Orang Jadul Sebelum Pakai Whatsapp

Masih ingat dengan salah satu lagu pop yang populer di tahun 90an? Yang memiliki lirik khas "tidit tidit, pager-ku berbunyi, tidit begitulah bunyinya". Pager adalah salah satu alat komunikasi yang bisa dikategorikan mewah pada saat itu.

Pager tidak bisa digunakan untuk mengirim pesan tapi kamu bisa menerima pesan dengan pager. Cara mengirim pesan kepada pager kamu hanya perlu menelepon ke nomor tertentu yang nantinya akan diterima oleh operator penyedia jasa pager.

Setelah itu, kamu hanya perlu menyebutkan pesan apa yang ingin dikirim, yang nantinya akan diterima dengan bentuk tulisan di pager.

5 Cara Berkomunikasi Orang Jadul Sebelum Pakai Whatsapp

Pada dasarnya SMS masih digunakan hingga sekarang. Hanya saja sebelum ada instant messaging, anak-anak zaman old menggunakan SMS sebagai media komunikasi utama.

Di masanya, para operator ponsel berlomba-lomba memasang tarif promo SMS untuk menarik pelanggan. Memang sih di kalangan anak muda, pada zaman dulu SMS menjadi cara berkomunikasi paling populer di masanya.

Hingga saat ini SMS masih digunakan walaupun tidak sebanyak pada zaman dahulu. SMS juga sering menjadi media beriklan di zaman sekarang.

Diedit oleh Doni Jaelani

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU