Industri Animasi Indonesia Inginkan Kebijakan Wajib Tayang Di Televisi
Para pelaku industri animasi lokal lebih menginginkan kebijakan wajib tayang di stasiun televisi di Indonesia. Sudah banyak animasi lokal yang diketahui publik hanya saya belum ada ruang untuk tampil lebih banyak di televisi kita. Baca selengkapnya di dalam!
The Adventures of Wanara, Si Hebring dan Lakon Pada Suatu Ketika merupakan karya animasi lokal.[/caption]
Para pelaku industri animasi lokal sangat menginginkan kebijakan wajib tayang di stasiun televisi di Indonesia, hal ini disampaikan di acara Pekan Produk Kreatif Indonesia 2012. Sudah banyak animasi lokal yang diketahui publik, hanya saja belum ada ruang untuk tampil lebih banyak di televisi kita. Beberapa contohnya seperti Lakon Pada Suatu Ketika karya Lakon Animasi, Si Hebring karya Main Studios, dan The Adventures of Wanara yang dibuat oleh OHA Studio bekerja sama dengan Mechanimotion.
"Modal bukan persoalan utama. Yang kami butuhkan kebijakan wajib tayang animasi lokal bagi televisi-televisi kita," ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) Ardian Elkana seperti yang dikutip dari Media Indonesia di Jakarta, Sabtu (24/11).
Hal serupa dikatakan Direktur Caravan Studio, Chris Lie. Pihaknya mengaku sudah ada 92 persen proyek yang dikerjakan datang dari luar negeri meliputi Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan sebagian Eropa. Jika diminta untuk memilih antara kemudahan akses pada pembiayaan atau kebijakan wajib tayang animasi lokal, Chris dengan tegas memilih kebijakan wajib tayang segera diberlakukan di Indonesia.
"Ini menunjukkan belum ada yang butuh service kami di sini. Kalau sudah dikenal masyarakat akhirnya bisa dijual karena sudah ada pasarnya," ujarnya.
Prospek bisnis animasi memang dinilai sangat cerah. Salah satunya film animasi Up produksi Pixar bisa meraup pendapatan hingga $731juta. Bahkan Toy Story 3 bisa mencapai $1,063 juta seperti yang dikutip dari Wikipedia.
Di dunia internasional, banyak negara yang sudah memberikan kebijakan wajib tayang animasi lokal seperti China, Korea Selatan dan Malaysia. China telah memberikan ruang bagi animasi lokal beberapa tahun lalu selama tiga jam sehari. Korea Selatan memberikan insentif 1 triliun won, wajib tayang lima jam animasi lokal bahkan pemberian beasiswa ke luar negeri bagi para kreator. Untuk negara Malaysia memberikan insentif kepada pelaku industri kreatif, menambah slot animasi lokal, dan melakukan inkubasi untuk menciptakan para kreator di bidang film dan animasi. Kita tunggu saja, bagaimana kebijakan dari Indonesia nantinya? Ditunggu tanggapan Citizen di kolom komentar ya!
[sumber : Media Indonesia]