Acara Libya Comic Con Digrebek oleh Militan Bersenjata karena Melecehkan Agama?
Para anggota RADA Special Detterence Forces (SDF) menggrebek acara Libya Comic Con karena dianggap menjauhi nilai religius dan moral bagi yang mengikutinya
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para anggota RADA Special Detterence Forces (SDF) menggerebek acara Libya Comic Con karena dianggap menjauhi religus dan moral bagi yang mengikutinya.
Bagi para pecinta hal-hal yang berbau pop culture yang tinggal di Indonesia, kita patut bersyukur karena acara-acara yang berkaitan dengan pop culture di Indonesia semakin banyak, variatif, dan tentunya aman. Tidak seperti di Libya dimana acara pertemuan para penggemar pop culture bernama Libya Comic Con digerebek oleh para militan bersenjata.
[duniaku_adsense]
Seperti dikutip dari RT, RADA Special Detterence Forces (SDF) menggerebek acara tersebut pada hari Jum’at, 3 November 2017 dan menahan serta memukuli 20 peserta.
“Mereka menahan lebih dari 20 orang. Penyelenggara, peserta, dan pengunjung. Siapa pun yang memakai badges, termasuk pengunjung ditangkap – mengira mereka adalah penyelenggara acara karena mereka memakai badges.” kata seorang penyelenggara yang tidak ingin diketahui namanya kepada media online Libya Herald.
[read_more id="337216"]
Menurut pihak penyelenggara, para militan tersebut mengatakan kepada para tahanan bahwa mereka telah melakukan sejumlah kejahatan moral termasuk agnostisisme, ateisme, gagasan Masonic, mempercayai Halloween, menganggu pikiran para pemuda, dan bahkan meninggalkan ajaran Islam sama sekali.
[duniaku_baca_juga]
Seperti yang dikutip dari laman Facebook milik SDF, militan SDF mengatakan bahwa mereka “menyelamatkan” pemuda yang hadir di acara Libya Comic Con. Para militan ini menganggap acara Libya Comic Con sesat dan melanggar agama. Mereka juga menganggap bahwa acara ini bersifat “destruktif” dan “asing” bagi Islam dan Libya. Festival semacam ini dianggap mengeksploitasi kelemahan dalam keyakinan agama dan ketertarikan mereka terhadap budaya asing.
Bahaya yang diklaim oleh SDF yang dihasilkan oleh acara Libya Comic Con ini termasuk di antaranya adalah penyebaran pornografi dan mendorong kaum muda untuk menggunakan “alat tajam dan membunuh.”. Sebagai bukti mereka mengunggah foto cosplayer Mortal Kombat yang menghadiri acara tersebut dan mengatakan bahwa game tersebut menggambarkan adegan kekerasan.
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1792170270877131&id=1021745154586317
Para korban dari perlakuan SDF ini menerima pemukulan dari mereka, lalu kepala mereka dicukur botak serta diberi ceramah relijius agar mereka tobat. “Mereka diberi tahu bahwa Libya adalah negara Muslim bukan negara liberal.”, ungkap penyelenggara Libya Comic Con kepada Libya Herald.
Acara Libya Comic Con yang diadakan di ibukota Tripoli ini telah dibuka pada hari Kamis, 2 November 2017 dan merupakan tahun kedua acara ini diselenggarakan. Untung di Indonesia kita bisa menikmat acara pop culture dengan rasa aman tanpa ulah sekelompok oknum garis keras yang membubarkan acara ini atas nama agama.
Diedit oleh Fachrul Razi