Momen Ran dan Shinichi: Bukti Pasangan Ini Romantis Banget! (Bagian 2)
Walau kadang cekcok, tapi pasangan ini memang so sweet banget!
Kisah cinta Ran dan Shinichi nampaknya belum ada ujung titik temu. Sang arsitek Detective Conan nampaknya tidak menaruh belas kasihan terhadap kisah cinta keduanya yang tak kunjung berakhir manis. Kenangan manis yang berujung tangis selalu menjadi akhir sedih bagi Ran. Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan itulah ungkapan yang tepat. Berikut tiga kisah indah momen Shinichi dan Ran.
[page_break no="1" title="Airplane case"]
“Hei Shinichi, kamu seharusnya tidak menanyakan itu padaku. Itu namanya pelecehan seksual tahu!!”
Saat Ran bersama dengan Conan dan Kogoro bepergian dengan pesawat, Ran tertidur dan bermimpi mengenai kasus yang pernah dihadapinya dengan Shinichi. Kasus ini merupakan flashback di masa lalu ketika Shinichi dan Ran pergi bersama dengan menggunakan pesawat. Kala itu, terjadi pembunuhan ruang tertutup di mana korban ditemukan tewas di toilet pesawat yang terkunci. Senjata pembunuhannya pun juga tidak ditemukan.
Mengetahui adanya pembunuhan, Shinichi langsung dengan sigap menuju ke TKP untuk melakukan investigasi. Untungnya, Inspektur Megure dan Takagi juga ada di pesawat tersebut. Ran menyadari bahwa Shinichi menghilang dari kursinya dan merasa khawatir mengenai apa yang dilakukannya.
Segera menyusul ke bagian toilet pesawat, Ran mengatakan bahwa Shinichi bertindak sok keren dan berlagak tahu saat melakukan investigasi. Shinichi menjawab bahwa hal tersebut dilakukannya supaya mereka mempercayainya meskipun masih bocah SMA. Ran yang sedikit marah dan khawatir mengatakan bahwa sebaiknya dia berhati-hati karena masih beruntung bahwa dia tidak terbunuh. Namun, seperti biasa, ketertarikannya ke kasus jauh lebih tinggi daripada apapun.
Akhirnya, saat Shinichi sudah mengetahui trik dan senjata pembunuhan yang masih tidak dapat ditemukan, Shinichi bertanya pada Ran mengenai sesuatu hal yang membuat mereka berdua malu. Shinichi menanyakan apakah ada kawat logam di pakaian dalam yang dipakai Ran. Dengan malu menjawab, Ran mengiyakan sambil mengomel mengapa dia menanyakan hal seperti itu. Kasus akhirnya terbongkar dengan kawat di pakaian dalam wanita sebagai alat pembunuhannya.
Kembali ke masa sekarang, Ran yang memimpikan hal tersebut mengigau dan mengatakan bahwa Shinichi tidak boleh melakukan hal semacam itu padanya, karena itu merupakan pelecehan seksual. Kogoro yang mendengar hal tersebut sontak histeris dan berusaha membangunkan Ran yang masih tidur. “Apa yang telah bocah itu (Shinichi) perbuat padamu!!” kata Kogoro Mouri.
[page_break no="2" title="Kasus New York"]
“Aku tidak tahu mengapa seseorang dapat menjadi pembunuh, namun untuk menyelamatkan nyawa seseorang, tidak perlu suatu alasan kan?” – “Benar Shinichi, itulah jawabannya, bisik Ran dalam hati”
Ran dan Shinichi sedang berlibur ke New York dan bertemu dengan ibu Shinichi, Yukiko Kudo. Dia akan menghadiri acara pertunjukan dan menyadari bahwa mereka akan terlambat. Yukiko memacu mobilnya dengan sangat kencang dan mengemudikannya dengan sangat urakan. Shinichi diminta bantuan oleh ibunya melakukan trik maneuver. Shinichi memeluk Ran dengan erat. Shinichi menanyakan pada Ran apakah dia senang dengan apa yang dilakukannya, karena jarang-jarang dia bisa berlaku seperti itu. Ran menjawab sambil marah, “Apa kau gila!!!”
Setibanya di ruang pertunjukan mereka bertemu dengan Sharon Vineyard, aktris terkenal, dan beberapa artis opera lainnya. Tak disangka, terjadi insiden mengerikan. Property baju zirah besi tiba-tiba terjatuh dan hampir menimpa salah seorang pemain opera yang bernama Rose. Untungnya, Ran berhasil menyelamatkannya.
Kisah misteri tidak berhenti di situ. Terjadi pembunuhan sang aktor saat opera sedang berlangsung. Dia ditembak jarak dekat yang membuatnya mati seketika. Shinichi berhasil memecahkan kasus tersebut melalui ibunya. Pelakunya adalah Rose, artis yang diselamatkan Ran sebelumnya. Namun, Rose tanpa penyesalan mengucapkan terima kasih pada Ran karena dengan dia menyelamatkannya sebelumnya, dia dapat menghabisi nyawa aktor tersebut.
Kata-kata tersebut mengganggu Ran namun kasuspun berakhir. Yukiko berada di kepolisian sebagai saksi sedangkan Ran dan Shinichi naik taksi untuk pulang ke hotel. Sialnya, sapu tangan yang diberikan Sharon Vineyard pada Ran tertiup angin dan terbang keluar. Merasa berharga, Ran menghentikan taksi dan berusaha mencarinya.
Ternyata di New York terdapat seorang pembunuh jahat buronan yang masih belum tertangkap. Seolah menjadi magnet atas misteri, Ran dan Shinichi bertemu dengan pembunuh tersebut. Dia hendak menembak Ran, namun ketika bersandar di pagar besi yang rapuh, dia terjatuh. Lagi-lagi Ran menyelamatkan seorang pembunuh. Dia berhasil menggapai tangan pembunuh tersebut dan mencegah kematiannya.
Pembunuh tersebut bertanya, mengapa Ran menyelamatkannya. Shinichi menjawab, “Aku tidak tahu mengapa seseorang dapat menjadi pembunuh, namun untuk menyelamatkan nyawa seseorang, tidak perlu suatu alasan.” Ran yang sedang sakit mendengar jawaban tersebut dan mengiyakan dalam hati seolah menjawab pertanyaannya di dalam hati dan kata-kata Rose yang mengganggu.
Sesaat kemudian, Ran pun pingsan dan Shinichi pun segera menggendongnya untuk memberikan treatment padanya. Wah momen yang satu ini penuh misteri ya. Walaupun begitu, Shinichi dan Ran selalu cocok. Ran memberikan inspirasi dan semangat pada Shinichi dan Shinichi memberikan petuah dan makna hidup yang mendalam bagi Ran.
Masih ada cerita lain lho di halaman kedua. Jangan dilewatkan!
[page_break no="3" title="Kasus Tropical Island"]
“Shinichi, mau ke mana kau. Jangan tinggalkan aku! Firasat apakah ini, rasanya dia akan menghilang dalam kegelapan untuk selama-lamanya.”
Seperti yang kalian tahu, Shinichi dan Ran adalah teman sejak kecil dan sekarang berada di bangku SMA Teitan. Mereka saling suka satu dengan yang lain, namun belum mengungkapkannya. Shinichi dan Ran berangkat bersama menuju sekolah.
Ran mengatakan bahwa karenanya, ayahnya kehilangan pekerjaan sebagai detektif. Shinichi menjawab dengan santai bahwa memang Kogoro lah yang bodoh. Ran meluapkan amarahnya dengan memukul tembok sehingga tembok tersebut retak. Betapa terkejutnya Shinchi dengan hal tersebut.
Di sekolah, Ran mengingatkannya mengenai janji yang mereka buat, yaitu pergi ke tempat wisata Tropical Island bersama pada malam harinya. Bisa dibilang seperti kencan. Benar saja, mereka berwisata ke Tropical Land berdua. Pada satu momen, Shinichi membayangkan bahwa dia menyatakan cintanya pada Ran dan saling berciuman. Tapi, lamunannya hilang saat dia ditarik oleh Ran untuk menuju suatu wahana.
Kencan inipun tidak seperti yang Ran harapkan, Shinichi terus saja bercerita mengenai Holmes, lakon detektif fiktif di novel karangan Arthur Conan Doyle. Saat berjalan-jalan dia membahas Holmes, saat antre menaiki permainan dia bercerita dengan Holmes, bahkan saat akan mengendarai roller coaster dia juga menceritakan tentang Holmes. Ran yang putus asa mengatakan pada Shinichi, “Apakah kau tidak tahu perasaanku!!” namun Ran yang malu menutupinya dan berkata dia hanya sedang bercanda. Padahal itulah perasaan Ran yang sesungguhnya. Sungguh Shinichi adalah lelaki yang keterlaluan.
Sialnya, saat menaiki roller coaster, ada seorang penumpang yang kepalanya terpancung. Terjadi pembunuhan di Tropical Island. Shinichi yang kegilaan detektifpun mengungkapkan trik dan membongkar kasus tersebut dengan mudah. Pasca kejadian tersebut, Ran menangis sesenggukan karena ngeri melihat insiden tersebut. Saat Shinichi berusaha menenangkannya, dia melihat anggota berjubah hitam sedang melakukan hal yang mencurigakan. Shinichi pun pergi meniggalkan Ran yang pada saat itu sedang menangis! Sungguh kejam!
Singkat cerita, kehadiran Shinichi ketahuan oleh anggota organisasi dan tubuhnya menyusut menjadi kecil. Shinichi merubah suatu kencan yang manis menjadi petaka tiada akhir. Entah benar atau salah yang dilakukan Shinichi, yang pasti hal tersebut membuat Ran sangat kecewa.
Wah, bagaimana menurut kalian? Semakin indah momen di masa lalu, semakin pahit ketika dikenang di masa sekarang. Semoga cepat ada titik terang hubungan keduanya ya.
Diedit oleh Fachrul Razi