Festival Animasi, Memberi Awal Pada Kalangan Awam Animasi!
Kekurangtahuan masyarakat seperti apa sebenarnya industri animasi di tanah air itu menjadi salah satu permasalahan yang diangkat dari Festival Animasi 2013. ITS bekerja sama dengan berbagai pihak mengadakan festival bagi siswa SMK dan kalangan umum untuk mengenalkan potensi dunia animasi Indonesia ke mereka.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebangkitan Industri Kreatif & Pemberdayaan Potensi Animasi Indonesia Melalui Animasi Budaya dengan Teknologi Motion Capture. Dengan slogan tersebut Festival Animasi 2013 hasil kerjasama ITS dengan berbagai pihak digelar di Surabaya dari 12-17 Februari.
Terutama berbagai acara workshop akan banyak menghiasi hari demi hari Festival Animasi. Semua workshop ini masih menyentuh berbagai bidang di dunia animasi, seperti workshop simple motion capture, workshop 3D modeling, texture mapping, animasi dengan html 5, workshop soundeffect, workshop rendering, workshop skenario dan storyboard, dan coaching clininc guitar. Semua ini diselenggarakan dalam jangka waktu 5 hari.
Salah satu mahasiswa pascasarjana Teknologi Game dibalik diadakannya acara ini, Bambang Widjanarko, menjelaskan latar belakang di acara ini. "Kalau kita cek wikipedia, maka kita akan tahu bahwa wayang adalah akar dari animasi, karena ada cerita, narasi, musik. Teknologi game itu ada unsur art dan unsur multimedia, " jelasnya mengenai Festival Animasi ini ketika dikaitkan dengan dunia game.
Didampingi pula oleh Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan ITS Dr Bambang Sampurno, ia menambahkan bahwa sumberdaya manusia Indonesia dalam hal teknologi game juga tidak kalah dari bangsa lain.
"Kekurangan kita adalah kurang percaya diri dan kurang bisa menghargai karya sendiri. Contohnya, banyak ’game’ atau ’kartun’ yang dibeli bangsa lain, lalu kita beli lagi, seperti Upin Ipin," imbuhnya. Menurut dia sendiri pula, pasar animasi di Indonesia memiliki potensi sangat besar dan menantang. Bidang seperti permainan, desain laman, industri, dunia pendidikan, film dan sebagainya tidak luput dari itu. "Kalau soal cerita, kita justru memiliki banyak."
Dengan mempertimbangkan berbagai macam hal tersebut, akhirnya ITS menggelar Festival Animasi 2013 untuk mengenalkan "teknologi motion capture" dan mengembangkan animasi khas Indonesia.
"Misalnya, Doraemon, Sinchan, Donald Duck, dan sebagainya. Padahal, teknologi motion capture bisa membuat animasi berdurasi lima menit akan selesai kurang dari seminggu, bukan enam bulan. Motion capture itu hanya gambar orang bergerak yang ditempeli tokoh kartun."
Menurut dia, FA 2013 akan diikuti 1.100 peserta dari Surabaya, Yogyakarta, Solo, Bandung, dan sebagainya. "Semua peserta akan terlibat dalam lomba, workshop, dan permainan animasi di lokasi," katanya.
Ia menambahkan pihaknya sudah mengawali FA 2013 dengan sosialisasi sejak November 2012 hingga Januari 2013 ke sejumlah SMK/SMA dan kuliah tamu pada sejumlah universitas yang memiliki jurusan multimedia. Mungkin bagi Citizen yang memiliki waktu luang dapat hadir langsung di BG Junction, Surabaya untuk mellihat langsung bagaimana para praktisi dunia animasi memberikan pelatihan dengan melihat jadwalnya di situs Festival Animasi.com