Teroris? Ini Bukti bahwa Kami Tidak Takut!
Siapa yang masih kepo sama si polisi ganteng?
Serangan bom di Sarinah gak ngaruh karena kami tidak takut!
Catatan: tulisan ini dibuat tanpa bermaksud tidak berempati terhadap korban. Mewakili Duniaku, Penulis menyampaikan duka kepada jatuhnya korban dari serangan bom Sarinah. Walaupun begitu salut kepada jajaran kepolisian, tindakan heroisme dari berbagai pihak, serta antisipasi dan tindak lanjut yang telah dilakukan sehingga warga Jakarta khususnya Indonesia menjadi yakin bahwa kami tidak takut.
Kamis 14 Januari 2016. Seketika kawasan Sarinah pada terik siang hari dimana mulai ramai menjelang istirahat, dikejutkan oleh ledakan bom. Ledakan bom terjadi di Pos Lalu Lintas dan kafe Starbucks di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Lalu terjadi baku tembak antara polisi dan pihak pelaku pengeboman. Apakah ini ulah teroris? Apa tujuan mereka kali ini? Untuk mengacaukan Indonesia? Menebarkan rasa takut hingga terjadi kepanikan? Namun tampaknya kali ini meleset. Jika tujuan teroris itu menebarkan rasa takut, maka yang terjadi adalah kami tidak takut!
Peristiwa bom Sarinah kemarin mungkin sempat membuat panik. Belum lagi banyak hoax tersebar bahwa telah menyebar ke beberapa wilayah, atau teroris membawa senjata dengan membabi buta. Namun kenyataannya Jakarta masih bisa bersuara, setidaknya melalui hashtag kami tidak takut. Dan dari hashtag ini banyak diungkapkan bahwa saat peristiwa itu terjadi justru orang-orang di sekitar dan orang-orang di dunia maya tidak tenggelam dalam ketakutan. Justru banyak yang mencoba untuk mengalihkan kepanikan dengan membuat meme, gurauan, bahkan ada saja yang memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan! Ini adalah bukti ketangguhan orang Indonesia yang tahan terhadap kepanikan walaupun, ya, beberapa contoh merupakan hal yang jangan ditiru, karena keselamatan diri adalah hal yang utama dibandingkan sekedar eksis di dunia maya.
Beberapa bukti bahwa warga Jakarta khususnya Indonesia patut mengaku bahwa kami tidak takut adalah hal-hal berikut ini.
Bukan sinetron, masyarakat tetap berkerumun dihadang peluru dan ledakan
Cukup aneh memang ketika serangan berlangsung, ketika beberapa ledakan masih terjadi dan kepolisian baku tembak dengan pelaku, masyarakat malah berkerumun. Padahal polisi saja mesti bersembunyi di balik mobil sebagai tameng dari peluru. Namun masyarakat tetap saja berkumpul di balik garis penjagaan -padahal area itu masih rawan terkena muntahan peluru dan ledakan.
Sayangnya memang kerumunan massa ini berakibat fatal. Beberapa teroris bisa menyelinap di kerumunan massa dan melakukan serangan dengan tembakan. Kerumunan massa pun berlarian menghindari bahaya. Ya, dalam situasi seperti ini ada baiknya jangan membuat kerumunan agar tidak membuat pelaku mudah melarikan diri bahkan bersembunyi di kerumunan massa.
Lagi pula menerabas garis kuning TKP merupakan pelanggaran serius. Syukur-syukur jika tidak ada peristiwa lanjutan, yang bisa jadi masalah adalah jika masyarakat yang berkerumun justru dianggap terlibat karena meninggalkan jejak di TKP. Tentunya tindakan ini adalah hal yang gegabah dan jangan ditiru.
Dihadang peluru dan ledakan, pedagang tetap jualan
Contoh lain dari kami tidak takut. Ada kerumunan, ada orang jualan. Hal ini bahkan tetap berlaku ketika serangan bom berlangsung. Sebut saja tukang sate, penjual cangcimen (kacang kuaci permen), penjual mangga, dan lain-lain justru berdatangan mengais rezeki. Padahal mereka berdagang tidak jauh dari titik ledakan dan peristiwa baku tembak.
Tampaknya pengais rezeki di Jakarta ini lebih takut jualannya tidak laku daripada bom teroris.
Ojek dan transportasi online gratiskan pesanan untuk evakuasi korban
Tindakan heroisme ini juga menjadi bukti bahwa kami tidak takut menghadapi terorisme. Beberapa ojek dan transportasi online mengeluarkan kebijakan untuk menggratiskan pesanan pada hari itu untuk kepentingkan evakuasi korban ke daerah aman! Sebut saja Go-jek, GrabTaxi, dan GrabBike menggratiskan pesanan. Bahkan seorang driver Gojek tertangkap kamera menyelamatkan seorang wanita yang panik saat kejadian berlangsung. Tindakan yang patut dihargai mengingat ini membahayakan keselamatan para driver online ini, semoga saja perbuatan mereka diberikan balasan yang setimpal.
Selfie di TKP
Penulis tidak akan bahas banyak mengenai ini. Walaupun ini memperlihatkan bahwa kami tidak takut, selfie di TKP terorisme adalah tindakan gegabah. Utamakan keselamatan dibandingkan sekadar eksis di dunia maya. Dan sekali lagi, kita bisa diduga terlibat karena ada di TKP terorisme. Tentunya ini akan mempersulit, bukan?
Salah fokus, dari kami tidak takut menjadi kami naksir polisi ganteng
Dasar netizen apa saja bisa dibahas. Kepanikan bom Sarinah terbukti cuma sebentar. Bahkan ada netizen yang menyusun kronologis trending topic hari itu. Dari kami tidak takut, RIP Alan Rickman, tau-tau jadi kami naksir. Ada saja kelakuan netizen mengalihkan kepanikan!
Tapi kalau kamu penasaran dengan si polisi ganteng ini, bisa kita bahas di lain waktu kok...
oh iya untuk cewe memang ada polisi ganteng, tapi buat cowo juga ada polisi cantik kok di TKP...
Toko online malah buka PO
Senada dengan pedagang yang berkeliaran di sekitar TKP, ada saja yang buka PO untuk jualan benda-benda yang dikenakan polisi ganteng. Dari sepatu Adidas dan Gucci hingga tas yang dikenakan sang polisi ganteng.
Sebagai Orang Indonesia, kami tidak takut. Tapi kalo jualan ya ikut.
Meme mendukung Indonesia yang variatif.
Contoh kreatif nya orang Indonesia, banyak meme mendukung Indonesia pada saat peristiwa bom Sarinah. Bahkan disindir twitter orang asing yang menduga Indonesia kebanyakan desainer grafis yang perlu kerjaan.
Pak Presiden Jokowi turun ke TKP
Ini bukti bahwa kami tidak takut. Lah wong presiden Indonesia, Pak Joko Widodo dan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama langsung turun ke TKP sesudah keadaan dinyatakan aman. Semakin sedikit saja alasan untuk orang Indonesia menjadi panik dan takut karena serangan kemarin.