Review Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales – Sebuah Pertaruhan Besar Menuju Petualangan Akhir
Akhirnya Disney kembali mengeluarkan sekuel kelima yang berjudul Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales! Yuk cek review-nya di sini!
Sempat dikecewakan dengan sekuel keempatnya, akhirnya Disney kembali mengeluarkan sekuel kelima dengan cerita yang lebih bombastis, dengan judul Pirates of the Caribbean : Dead Men Tell No Tales!
[duniaku_baca_juga]
Seperti review film-film sebelumnya, review sekuel kelima PoTC ini dijamin bebas dari spoiler. Penulis tidak akan memberi bocoran momen-momen cerita kecuali yang sudah ditayangkan dalam trailer film dan dimuat dalam Wikipedia.
Jadi, untuk yang masih kurang yakin dengan kualitas ceritanya atau masih bimbang mau beli tiketnya atau tidak, silahkan lanjut saja baca review Pirates of the Caribbean : Dead Men Tell No Tales.
Sinopsis
[duniaku_adsense]
Sekuel ini merupakan kelanjutan dari seri At World’s End yang berakhir dengan pertemuan William Turner dengan istri dan anaknya, Henry Turner. Seperti yang sudah diperlihatkan di trailer-trailer sebelumnya, akhirnya Henry telah bertumbuh dewasa dan menjadi seorang pelaut.
Naas, kapal yang ditumpanginya memasuki sebuah perairan berbahaya yang dijuluki Segitiga Iblis. Di sana, Armando Salazar beserta anak buahnya melakukan serangan kejutan dan menghabisi semua prajurit dengan mudah.
Kemudian Salazar menuruni tangga dan menemukan selebaran buronan Jack Sparrow. Setelah mengetahui bahwa Henry mengenal Jack, Salazar pun menitipkan pesan dan pergi begitu saja. Setelah berhasil lolos dari maut, Henry pun berkelana melacak keberadaan Jack Sparrow dan Trisula Poseidon, satu-satunya harapan untuk mengalahkan Salazar.
Penuh Aksi dan Komedi yang Intens
Bisa dibilang, seri kali ini kembali memakai formula lama, aksi-aksi para bajak laut yang mengundang decak kagum namun tak jarang mengundang gelak tawa. Banyaknya kejadian-kejadian konyol di sepanjang awal cerita sukses membuat para penonton terbahak-bahak.
Nilai komedi Dead Men Tell No Tales juga semakin meningkat ketika para figuran lama kembali hadir, di antaranya yang paling ikonik adalah Jack si Monyet, si kerdil Marty, dua prajurit Mulroy-Murtogg dan tak ketinggalan, Scrum, mantan kru Blackbeard. Celotehan khas bajak laut yang kadang bermakna vulgar namun dalam dosis aman kerap menghiasi dialog-dialog di antara mereka.
Dan seperti biasa, seri PoTC memakai adegan stunt yang menggunakan basis keberuntungan Jack Sparrow sebagai plot armor. Walaupun banyak adegan yang terasa serba kebetulan, namun hal ini tidak mempengaruhi kekocakan film dan bahkan tetap mempertahankan ciri khas PoTC.
Meski tingkat kekerasan film ini masih dalam taraf aman, namun penulis sedikit memperingatkan ada scene yang melibatkan properti anggota tubuh manusia yang termutilasi meski hanya berlangsung beberapa detik.
Formula Lama dengan Fokus Cerita yang Kurang Stabil dan Mudah Diprediksi
[read_more link="https://static.duniaku.net/2017/05/Pirates-of-Caribbean-5-3.jpg">[duniaku_adsense]
Walaupun Jack Sparrow terhitung sebagai tokoh utama, karakter satu ini justru kurang begitu menonjol dibandingkan karakter lain di sepanjang cerita dan gagal menunjukkan determinasi selayaknya orang yang tengah dikejar sang maut. Meskipun sang aktor Johnny Depp tetap berupaya totalitas dalam menjalankan peran satu ini, namun sorot cerita yang berkurang membuat peranan Jack Sparrow terkesan inferior dibanding seri sebelumnya.
Begitu juga dengan Kapten Barbossa dan Salazar. Pada awal cerita, keduanya ditampilkan sebagai tokoh bad ass yang kejam dan tak kenal ampun. Namun menjelang paruh terakhir, dua karakter antagonis ini justru berbalik seratus delapan puluh derajat menjadi pribadi yang berbeda jauh dari awal cerita.
[duniaku_baca_juga]
Untung saja kekurangan tersebut telah tertutupi determinasi dari karakter baru, Henry Turner dan Carina Smyth. Secara keseluruhan, keduanya sukses mencuri perhatian penonton dari awal sampai akhir dengan sifat keras kepala dan pantang menyerah mereka dalam menggapai tujuan yang kebetulan serupa tapi tak sama.
Yang sukses mencuri perhatian penulis justru gap yang dimiliki Carina saat bertemu dengan hal-hal irrasional seperti para arwah kru Silent Mary.
Eksekusi Klimaks Cerita yang Kurang Dramatis
Tidak seperti pada seri pertama sampai ketiga di mana penulis dulu bisa mengikuti jalan cerita seri sebelumnya sampai akhir, perubahan sifat karakter yang mendadak dan penambahan adegan yang tak perlu membuat jalan cerita film ini tidak bisa dinikmati lagi setelah paruh kedua. Interaksi karakternya juga cenderung tergesa-gesa dan terkesan kurang begitu alami.
Untuk aspek aksinya sendiri juga mengalami penurunan signifikan menjelang klimaks cerita. Penulis sendiri yang mengharapkan aksi dramatis trio Jack-Carina-Henry harus dikecewakan dengan cara mereka mengalahkan Salazar yang terkesan anti-klimaks.
Bahkan yang paling mengecewakan adalah kemunculan Barbossa di akhir pertarungan juga terkesan dipaksakan demi perubahan sifat karakter bersangkutan.
Ada Hint Sekuel Selanjutnya
Meskipun filmnya sendiri terkesan membosankan dari segi kualitas plot, namun para penonton diimbau untuk tidak segera beranjak dari kursi sebelumnya sebelum credit filmnya selesai.
Meskipun trailernya sendiri menegaskan bahwa seri ini merupakan petualangan terakhir Kapten Jack Sparrow, namun Joachin Ronning memberikan pernyataan bahwa sesungguhnya seri Dead Men Tell No Tales hanyalah sebuah permulaan dari cerita akhir petualangan Jack dan kawan-kawannya.
Dan hal itu terbukti juga. Setelah credit film berakhir, ada sepotong adegan di mana siluet dari sosok makhluk yang mungkin sangat familiar bagi para fans PoTC di seluruh dunia muncul kembali sambil membawa kerang sebagai pertanda di kediaman Turner. Hal itu menunjukkan bahwa kemungkinan konflik pada sekuel selanjutnya nanti akan berpusat di keluarga Turner.
Kesimpulan
[read_more link="http://www.duniaku.net/2017/04/27/review-guardians-of-the-galaxy-2/" title="Guardians of The Galaxy 2, Film Superhero dengan Ending yang Sangat Kuat"]
Dari segi hiburan, seri Dead Men Tell No Tales sebenarnya bukan film yang buruk, malah justru sangat direkomendasikan buat kamu yang suka aksi komedi dengan bumbu joke vulgar. Unsur visual yang memukau, tingkah kocak para kru Jack Sparrow, dan aksi tarung yang memikat juga menjadi nilai tambah. Bisa dibilang film ini masuk ke kategori pop-corn movie yang cocok untuk penonton yang malas berpikir.
Hanya saja, plot yang berantakan, perubahan karakter yang mendadak serta interaksi karakter yang terburu-buru menjadi titik fatal kelemahan film ini. Bahkan Jack Sparrow yang menjadi bintang utama masih kalah terang dengan Henry dan Carina yang memiliki determinasi yang kuat. Andai saja motivasinya sekuat pada seri kedua dan ketiga mungkin jalan ceritanya tidak akan seperti itu
Akhir kata, nilai 70 tersematkan pada film ini. Sebagai pembuka trilogi baru, mungkin film ini tidak terlalu buruk. Namun akan sangat disayangkan jika film ini justru menjadi penutup dari kisah bajak laut Jack Sparrow. Bisa dibilang, Dead Men Tell No Tales merupakan pertaruhan besar untuk menuju akhir petualangan Jack yang sesungguhnya.
Itulah review dari Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales. Bagaimana pendapatmu dengan aksi para bajak laut tahun ini? Sampaikan di kolom komentar, yah!
Diedit oleh Arya W. Wibowo